DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penulisan
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Adab Bergaul Terhadap Orang Sebaya
1.
Pengertian orang Sebaya
2.
Tata Cara Bergaul dengan Orang Sebaya
3.
Larangan dalam bergaul dengan Orang Sebaya
B.
Adab Bergaul Dengan Orang yang Lebih Tua
1.
Pengertian Orang yang Lebih Tua
2.
Tata cara bergaul dengan Orang yang Lebih Tua
3.
Larangan dalam bergaul dengan Orang yang Lebih Tua
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Ahklak
mulia dalam pergaulan adalah akhlak yang sesuai dengan ketentuan yang ada dalam
dalam alqur’an dan hadist. Akhlak dalam pergaulan yang baik telah diajarkan
oleh rasullullah kepada setiap umat khususnya umat islam. Setiap aturan dalam
islam tentang akhlak dalam pergaulan bertujuan tentang cara bagaimana manusia
memposisikan dirinya sebagai mahkluk tuhan demi terwujud suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat sesuai dengan yang diingankan oleh Allah SWT.
Akhlak yang
baik adalah fondasi agama dan merupakan hasil dari usaha orang-orang yang
bertakwa. Memiliki akhlak yang baik, seseorang akan diangkat derajatnya
kederajat yang lebih tinggi oleh tuhan. Aklhak mulia tersebut menyangkut
tentang etika, budi-pekerti dan moral sebagai manifestasi dari pendidikan
agama.
Tegaknya
aktivitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itu yang dapat
menerangkan bahwa orang itu telah memiliki akhlak yang baik. Semua bermuara
pada realisasi tanggung jawab kepada Allah SWT. Jika seseorang telah memahami
tentang akhlak maka akan menghasilkan kebiasaan hidup yang baik yang diinginkan
oleh Allah SWT.
.Di zaman
yang modern seperti sekarang ini telah banyak pergeseran tentang adab atau
prilaku sehingga menjurus kepada dekadensi moral, anak dengan orang tua tiada
jarak yang memisahkan seperti layaknya teman sebaya, murid dengan guru sudah
tidak bisa lagi dibedakan baik dalam perkataan, perbuatan ataupun prilaku dalam
kehidupan sehari-hari yang seakan-akan tidak mencerminkan prilaku seorang guru
ataupun peserta didik.
Oleh karena
itu dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Adab pergaulan dalam Islam
dengan teman sebaya dan teman lebih tua”.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana adab pergaulan dalam Islam dengan teman
sebaya?
2.
Bagaimana adab pergaulan dalam Islam dengan teman yang
lebih tua?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui adab pergaulan dalam Islam dengan teman
sebaya.
2.
Untuk mengetahui adab pergaulan dalam Islam dengan teman
yang lebih tua.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Adab
Bergaul dengan Orang Sebaya
1.
Pengertian
Teman Sebaya
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, teman sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat atau
orang yang usianya hampir sama. Teman sebaya (peers) adalah hubungan
individu pada anak-anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta
melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompoknya.
Teman sebaya adalah kelompok baru
yang memiliki ciri, norma dan kebiasaan yang jauh berbeda dengan apa yang ada
di lingkungan keluarganya, dimana kelompok teman sebaya ini merupakan
lingkungan sosial yang pertama dimana anak bisa belajar untuk hidup bersama
dengan orang lain yang bukan merupakan anggota keluarganya. Disinilah anak
dituntut untuk memiliki kemampuan baru dalam menyesuaikan diri dan dapat
dijadikan dasar dalam interaksi sosial yang lebih besar.
Di antara fungsi terpenting dari
kelompok teman sebaya adalah:
a.
Sebagai
sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga
b.
Memperoleh
umpan balik mengenai kemampuannya dari kelompok teman sebaya
c.
Mempelajari
bahwa apa yang mereka lakukan itu lebih baik, sama baik, atau kurang baik,
dibandingkan remaja-remaja lainnya.
2.
Tata Cara
Bergaul dengan Teman Sebaya
a.
Saling menghormati dan toleransi
Teman sebaya dimungkinkan berasal
dari berbagai latar belakang agama, tradisi dan kebiasaan
yang berbeda dari latar belakang sosial pendidikan dan kondisi ekonomi yang
berbeda. Karena perbedaan itu mereka harus memiliki sikap saling menghormati
dan saling toleransi.
Sikap
saling menghormati adalah menempatan persamaan hak dan kewajiban secara
seimbang (egaliter). Menempatkan prsamaan hak dan kewajiban secara seimbang
adalah sangat direstui islam sebagai wujud ukhuwah insaniah dan ukhuwah
basyariah. Karena Allah telah menempatkan manusia sebagai mahluk yang
termulia,
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ …(٧٠)
Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam.(QS. Al Isra’: 70)
Perintah untuk bersikap toleran
dapat dirujuk pada perintah Al Quran dalam rangka saling menghormati keyakinan beragama, selama tidak menjadikan masing-masing
bertukar keyakinan,
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (٦)
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. (QS. Al Kafirun: 6)
b.
Saling bekerjasama dan tolong
menolong
Ketika teman kita sedang mempunyai
hajat ataupun kegiatan yang membutuhkan bantuan maka sebisa mungkin kita membantunya kiat harus saling
bekerja sama, tolong menolong hingga melahirkan keharmonisan
dalam berteman, kita harus ingat bahwa saat nanti, kita juga membutuhkan
bantuan mereka. Perhatikan hadits berikut !
قال رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم والله عون
العبد ماكان العبد فى عون احيه
“Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah SAW bersabda, ”Allah
akan slalu menolong hamba-Nya selama hamba itu mau menolong saudaranya”.(H.R Muslim)
Tetapi harus diingat bahwa bentuk
dan ragam kerjasama dan tolong-menolong harus yang diperbolehkan agama dan tidak bertentangan dengan nilai dan norma
masyarakat, batasan kerja sama dan tolong menolong diterangkan dalam al Qur’an:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ
وَالْعُدْوَانِ …(٢)
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran”. (QS. Al Maidah: 2)
c.
Saling Mengasihi dan melindungi
Kasih sayang adalah perasaan ingin
saling menjaga dan membuat bahagia siapapun yang kita sayangi. Kasih sayang
antara anggota masyarakat sangat penting. Kasih sayang
akan melahirkan kekuatan yang amat besar dalam rangka terciptanya masyarakat
yang rukun, solid dan kompak dan akan melahirkan kepekaan sosial yang dalam,
bahkan seseorang yang mengasihi temannya dengan tulus, melahirkan sebuah
persaudaraan, yang lebih dari saudaranya sendiri. Pergaulan dengan teman
sebaya termasuk dengan siapa pun harus dilandasi kasih sayang dan keikhlasan.
Allah tidak akan menyayangi seseorang jika tidak menyayangi
sesamaya. Dalam salah satu hadis, Rasulullah saw bersabda:
مَنْ لاَ يَرْحَمُ النَّاسَ لاَ يَرْحَمْهُ الله ُ
“Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama manusia, niscaya
tidak akan disayangi oleh Allah”.(HR. Bukhari Muslim)
Tatkala salah seorang teman kita
mendapat ancaman serangan dari pihak lain misalnya, kita wajib memberikan perlindungan, asal dia berada di pihak yang benar. Tetapi bila dia yang
salah kita tidak wajib melindunginya.
المُؤْمِنُ
الًّذِيْ يُخَالِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى اَذاهُمْ خَيْرٌ مِنَ اْلمُؤْمِنَ
الَّذِى لاَيُخَالِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى اَذاهُمْ
“Seorang
mukmin yang bergaul dengan sesama manusia serta bersabar (tahan uji)
atas segala gangguan, mereka lebih baik daripada orang mukmin yang tidak
bergaul dengan yang lainnya serta tidak tahan uji atas gangguan
mereka”. (HR. Tirmidi)
d.
Saling menasehati
Bergaul dengan sesama atau teman sebaya, baik dalam
umur, pendidikan, pengalaman, dan sebagainya, kadang-kadang tidak selalu
berjalan mulus. Mungkin saja terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seperti
terjadi salah pengertian (mis understanding) atau bahkan ada teman yang membatasi diri terhadap kita (jaga image) serta suka membuat
gara-gara dan masalah. Menghadapi persoalan seperti itu, hendaklah kita
mensikapi dengan sikap terbaik yang kita miliki. Ketika ada teman kita yang
berselisih atau bertengkar ataupun melakukan perbuatan yang tidak baik terhadap
teman-teman yang lain maka kita wajib menasehatinya.
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣)
“Dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al Ashr: 3)
Jika ada yang berbuat salah, hendaklah kita segera
memaafkan kesalahanya sekalipun orang yang berbuat salah tidak meminta maaf.
Begitu juga apabila kita berbuat kesalahan atau kekeliruan, hendaklah kita
segera meminta maaf kepada orang yang kita sakiti, baik disengaja maupun tidak
disengaja, jangan sampai kita menunda-nunda untuk meminta maaf dari kesalahan
yang kita lakukan.
مَنِ اعْتَذَرَ اِلَى أَخِيْهِ اْلمُسْلِمِ فَلَمْ يَقْبَلْ مِنْهُ كَانَ
عَلَيْهِ مِثْلُ خَطِيْئَةِ صَاحِبِ مَكْسٍ
“Barangsiapa yang meminta maaf kepada saudaranya yang muslim
sedangkan ia tidak mau memaafkannya, maka ia mempunyai
dosa sebesar dosa orang yang merampok”.
(HR. lbnu Majah)
3.
Larangan dalam Bergaul dengan Teman Sebaya
a.
Bermusuhan
Bermusuhan berasal dari kata musuh
yang artinya tidak ramah atau tidak bersahabat. Ada yang berpendapat musuh
adalah istilah untuk sesuatu yang dipandang sebagai sesuatu yang akan merugikan
atau menjadi ancaman bagi yang lain. Bermusuhan berarti tindakan tidak bersahabat atau
tidak ramah dengan sesama. Kita dilarang untuk bermusuhan, apalagi dalam waktu yang
cukup lama. Rasulullah Saw bersabda:
لاَيَحِلُّ
لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ أَياَّمٍ يَلْتَقِياَنِ
فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا وَخَيْرُهُمَا الَّذِيْ يَبْذَأُ بِالسَّلاَمِ
“Tidaklah halal bagi seorang muslim
mendiamkan (tidak mengajak bicara) saudaranya yang muslim lebih dari
tiga hari. Jika keduanya bertemu, lalu ingin memalingkan muka, dan yang lain pun
demikian juga. Dan yang paling baik di antara keduanya adalah yang terlebili
dahulu mengucapkan salam”. (HR. Bukhari Muslim)
b.
Pergaulan bebas
Pergaulan bebas adalah salah satu
bentuk akhlak tercela, kata bebas disini berarti melewati norma-norma yang ada.
Baik norma agama maupun norma sosial. Pergaulan
bebas adalah berbaurnya lelaki dan perempuan
yang bukan muhrim pada satu tempat. Dimana mereka dapat saling memandang,
memberi isyarat, berbicara, bahkan saling bersentuhan dan berlanjut kepada
perbuatan negatif yang diharamkan. Pergaulan bebas juga mengakibatkan
berkembangnya kebiasaan negatif, seperti onani, homoseks, lesbian, serta
perzinaan. Kebiasaan ini khususnya banyak
dialami oleh remaja. Mereka tidak mampu mengendalikan hawa nafsu dan birahi
mereka. Perilaku ini bisa terjadi karena sering menonton film porno, melihat
foto bugil yang hanya menganjurkan setiap orang untuk memuaskan nafsu seksnya.
Padahal Allah sangat melarang kita untuk tidak melakukan aktifitas yang
mengakibatkan zina,
وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا (٣٢)
“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina
itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al Isra’: 32)
c.
Melanggar norma agama, masyarakat
dan Negara
Melanggar norma agama dapat kita
ambi pengertian setiap perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan-aturan dalam
agama yang dianut. Seperti semua aturan yan ada dalam al Qur’an dan Hadis.
Sedangkan norma masyarakat dan Negara adalah segala aturan yang ada dalam
masyarakat atau Negara baik secara tertulis atau tidak tertulis. Seperti yang
kita kenal dengan budaya timur, yang didalamnya terdapat segala aturan yang
berlaku di Negara-negara timr seperti Indonesia baik secara tertulis atau tidak
tertulis. Diantara perbuatan-perbuatan yang melanggar norma agama, masyarakat
dan Negara antara lain Zina, Mengkonsumsi
minuman keras, Mengkonsumsi narkoba
d.
Melanggar tata tertib lalu lintas
Lalu lintas
dalam UU No. 22 tahun 2009 adalah gerak kendaraan dan orang diruang lalu lintas
jalan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan ruang lalu lintas jalan adalah
prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang dan atau barang yang berupa jalan dan fasilitas
pendukung. Tata tetib lalu lintas dapat diterjemahkan sebagai aturan yang mengatur
penggunaan ruang lalu lintas jalan, yang harus ditaati oleh setiap warga
Negara.
Tidak boleh
ada seorang muslimpun yang
melanggar peraturan negara dalam hal lalu lintas, karena perbuatan itu akan
menyebabkan timbulnya bahaya yang besar bagi dirinya dan pengguna jalan
lainnya. Padahal pembuatan aturan-aturan lalu lintas adalah sebagai bentuk
usaha dalam mewujudkan maslahat bersama bagi dan mencegah mudharat menimpa.
B.
Adab
Bergaul Dengan Orang Yang Lebih Tua
1.
Pengertian orang lebih tua
Islam telah
menganjurkan pemeluknya untuk saling berkasih sayang, karena agama ini adalah
agama kasih sayang. Salah satunya adalah kasih sayang terhadap orang yang lebih
tua, yakni orang yang dipandang tua atau berpengalaman seperti
pemimpin, kepala, penasihat, demikian menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
Islam sebagai syari'at yang lengkap dan paripurna telah
mengajarkan umatnya adab dan tata krama kepada sesama manusia. Yang demikian
supaya tercipta keharmonisan dan hubungan yang baik diantara
mereka, dan lebih jauh diharapkan dengan keharmonisan ini bisa
terwujud komunitas masyarakat yang damai yang melaksanakan ibadah kepada
Allah ta'aalaa dengan sebaik mungkin.
Diantara adab yang diajarkan di dalam Islam adalah menghormati
orang yang lebih tua. Jauh-jauh hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
telah mewanti-wanti ummatnya akan pentingnya adab yang satu ini,
beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لَيْسَ
مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيَعْرِفْ شَرَفَ كَبِيرِنَا
"Bukanlah
termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi orang muda diantara kami,
dan tidak mengetahui kemuliaan orang-orang yang tua diantara kami" (HR.
At-Tirmidzy dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhu, dan dishahihkan Syeikh
Al-Albany )
Hadist ini juga diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik
radhiyallahu 'anhu, yang di dalamnya ada kisah bahwa seseorang yang sudah
berumur tua hendak bertemu Nabi shallallahu 'alaihiwasallam, namun para sahabat
saat itu terkesan lamban dalam memberikan keluasan tempat baginya, sehingga
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallampun bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ
كَبِيرَناَ
"Bukan
termasuk golonganku orang yang tidak menyayangi orang muda diantara kami dan
tidak menghormati orang yang tua" (HR. At-Tirmidzy,
dishahihkan Syeikh Al-Albany).
'
Keutamaan menghormati orang yang lebih tua juga tercantum
dalam sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
إِنَّ مِنْ إِجْلَالِ اللَّهِ
إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ
"Sesungguhnya
termasuk mengagungkan Allah adalah menghormati orang muslim yang sudah tua"
(HR. Abu Dawud, dari Abu Musa Al Asy'ary radhiyallahu 'anhu, dihasankan
Syeikh Al Albany).
2.
Tata cara bergaul dengan orang lebih tua
a.
Bersikap Sopan
Orang beriman akan menunjukkan
perhatian kepada orang tuanya dan memperlakukan mereka dengan rasa hormat,
menanamkan kasih sayang bagi mereka, memperlakukan mereka dengan baik, dan
berusaha menyenangkan hati mereka dengan perilaku baik dan bijak.
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ
ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil".(QS. Al Isra’: 24)
b.
Berkata Santun
Salah satu bentuk sikap santun kepada orangtua atau
orang yang lebih tua adalah jangan bersuara lebih keras dari suara mereka,
jangan memutus pembicaraan mereka, jangan berhohong saat beraduargumentasi dengan mereka, jangan pula
mengejutkan mereka saat sedang tidur,
selain itu,jangan sekali-kali meremehkan mereka.
Terhadap guru misalnya, bekomunikasi dengan guru secara
santun dan lemah-lembut. Ketika guru keliru baik khilaf atau karena tidak tahu,
sementara murid mengetahui, ia harus menjaga perasaan agar tidak terlihat
perubahan wajahnya. Hendaknya menunggu sampai guru menyadari kekeliruan. Bila
setelah menunggu tidak ada indikasi guru menyadari kekeliruan, murid
mengingatkan secara halus.
وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ
لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا
“dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya Perkataan "ah" Dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia”.(QS. Al Isra’: 23)
c.
Menolak dengan halus perintah buruk
Dalam hal tertentu mungkin orang tua atau orang yang
lebih tua melakukan kegiatan yang kurang sesuai dengan ajaran agama, kemudia
pada saat bersamaan mereka meminta untuk membantu melakukan kegiatan buruk
tersebut. Walau demikian siapa saja yang mendapati hal yeng demikian hendaknya
menolak dengan cara bersikap sopan dan berkata santun sehingga mereka merasa
tidak dilecehkan, dan pada saat bersamaan hendaknya mendoakan para orang tua
tersebut untuk tidak melakaukan kegiatan buruk tersebut. Kegiatan buruk
tersebut dapat berupa kegiatan yang menyimpang akidah, seperti mneyembah
berhala. Dan juga dapat kegiatan buruk yang melanggar nilai dan norma
kemasyarakatan, misalnya mempunyai perusahaan pengoplos minuman keras atau yang
lain. Dan jangan sekali-kali membantah perintah orang tua dengan nada kesal dan
ngotot, sebab tidak akan mambuahkan hasil. Akan tetapi hadapi dengan tenang dan
penuh keyakinan dan percaya diri.
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا
تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ
أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ
تَعْمَلُونَ
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya,
dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Luqman: 15)
d.
Menghormati dengan penuh kasih
sayang
Diantara cabang-cabang prinsip
saling berkasih sayang adalah mencintai dan menghormati kepada orang yang lebih tua dari kita. Rasulullah SAW menjamin
surga bagi umatnya yang menghormati orang yang lebih tua dengan penuh rasa
hormat.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا أَنَسُ ،وَقِّرِ الْكَبِيرَ وَارْحَمِ الصَّغِيرَ
تُرَافِقْنِي فِي الْجَنَّةِ
“Rasulullah SAW bersabda, Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan sayangi
yang lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga”. (HR. Baihaqi)
e.
Mendahulukan Orang yang
Lebih tua
Tidak
mendahului orang yang lebih tua dalam perkara-perkara mubah atau perkara
duniawi. Tidak mendahului maksudnya ialah mengutamakan mereka dan memberi
kesempatan kepada mereka lebih dahulu. Rasulullah SAW bersabda:
أَمَرَنِي جِبْرِيلُ أَنْ أُقَدِّمَ الأَكَابِرَ
“Malikat Jibril memerintahkan aku untuk mengutamakan orang-orang tua”. (HR. Al Baihaqi)
أَنَّ ابْنَ عُمَرَ ، قَالَ :
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَسْتَنُّ ،
فَأَعْطَى أَكْبَرَ الْقَوْمِ ،وَقَالَ : إِنَّ جِبْرِيلَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَمَرَنِي أَنْ أُكَبِّرَ
Ibnu ‘Umar berkata, aku melihat Rasulullah SAW, sedang memakai
siwak lalu beliau memberikannya pada orang yang lebih tua dari suatu kaum, dan beliau
bersabda, “Sesungguhnya Malaikat Jibril memerintahkanku untuk mendahulukan yang
lebih tua. (HR. Ahmad dan Baihaqi)
Ahlak
mendahulukan orang tua ini, telah dicontohkan oleh Sayyidina Ali bin Abi
Thalib. Suatu hari, Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra terburu-buru
keluar rumah untuk menunaikan salat subuh berjamaah di masjid Nabi. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan lelaki yahudi yang sudah berusia
lanjut. Lelaki tua itu berjalan menuju arah yang sama dengan Sayyidina Ali bin Abi
Thalib ra. Karena keluhuran akhlaknya Sayyidina Ali bin Abi
Thalib ra tidak mau mendahului yahudi tersebut meski jalannya
sangat lamban.
3.
Larangan dalam bergaul dengan orang lebih
tua
a.
Durhaka kepada orang tua
Berbuat durhaka artinya menentang, kebalikannya adalah
berbuat baik kepada kedua orang tuanya.Tidak ada alasan bagi anak untuk tidak
berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ketundukan anak kepada kedua orang
tuanya adalah dalam segala hal yang diperintahkan.Barangsiapa yang durhaka kepada kedua orang tua, Allah akan melaknatnya, dan
mengharamkan surga baginya.
رِضَى الله في رِضَى الوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فيِ سُخْطِ الوَالِدَيْنِ
“Keridhaan Allah tergantung pada keridhaan kedua orang tua, dan kemurkaan
Allah tergantung pula pada kemurkaan
kedua orang tua” (HR. Muttafaq ‘Alaih)
b.
Bersikap arogan
Bersikap arogan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) adalah sombong; congkak, angkuh, mempunyai perasaan superioritas yang dimanifestasikan dalam sikap suka memaksa atau pongah.Sikap arogans adalah sikap kesombongan diri terhadap
orang lain karena kelebihan yang dimiliki seperti kekayaan, kepandaian,
ketampanan, kecantikan, kekuatan fisik yang semata-mata untuk menutupi
kelemahannya.
Sikap arogan dapat menutup mata hati dalam menerima yang
haq. Kesombongan menjadikan manusia ingkar terhadap kebenaran. Hal itu dilakukannya tiada lain karena sifat congkak dan takabur. Misalnya Seorang anak
yang sudah merasa lebih pandai daripada orang tuanya akan bersikap cuek
terhadap nasihat yang diberikan ibu-bapaknya.Sikap arogan tiada lain karena
pengaruh nasfu dan godaan setan sehingga pelakunya tidak dapat menerima
nasehat.
وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ
الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلإنْسَانِ عَدُوًّا
مُبِينًا
“Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan
Perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan
perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagi manusia”. (QS. Al Isra’: 53)
BAB III
KESIMPULAN
Dari pemaparan di atas penulis
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
Teman sebaya dapat diartikan
sebagai kawan, sahabat atau orang yang usianya hampir sama. Ada beberapa cara
bergaul dengan orang sebaya yaitu :
-
Saling menghormati dan toleransi
-
Saling bekerjasama dan tolong
menolong
-
Saling Mengasihi dan melindungi
-
Saling menasehati
Ada pula hal
– hal yang harus dihindari dalam bergaul dengan oarang
sebaya diantaranya adalah :
-
Bermusuhan
-
Pergaulan bebas
-
Melanggar norma agama, masyarakat
dan Negara
-
Melanggar tata tertib lalu lintas
Islam telah menganjurkan pemeluknya
untuk saling berkasih sayang, karena agama ini adalah agama kasih sayang. Salah
satunya adalah kasih sayang terhadap orang yang lebih tua. Ada beberapa cara
bergaul dengan orang yang lebih tua yaitu :
-
Bersikap Sopan
-
Berkata Santun
-
Menolak dengan halus perintah buruk
-
Menghormati dengan penuh kasih
sayang
-
Mendahulukan Orang yang Lebih tua
Ada pula
hal – hal yang harus dihindari dalam bergaul dengan orang yang lebih tua diantaranya adalah :
-
Durhaka kepada orang tua
-
Bersikap arogan
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment