Thursday, April 23, 2020

Adab Bergaul Terhadap Orang Sebaya dan Orang yang Lebih Tua



DAFTAR ISI




KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
      A.    Latar Belakang
      B.     Rumusan Masalah
      C.    Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Adab Bergaul Terhadap Orang Sebaya
1.         Pengertian orang Sebaya
2.         Tata Cara Bergaul dengan Orang Sebaya
3.         Larangan dalam bergaul dengan Orang Sebaya
B.     Adab Bergaul Dengan Orang yang Lebih Tua
1.      Pengertian Orang yang Lebih Tua
2.      Tata cara bergaul dengan Orang yang Lebih Tua
3.      Larangan dalam bergaul dengan Orang yang Lebih Tua
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang  Masalah
Ahklak mulia dalam pergaulan adalah akhlak yang sesuai dengan ketentuan yang ada dalam dalam alqur’an dan hadist. Akhlak dalam pergaulan yang baik telah diajarkan oleh rasullullah kepada setiap umat khususnya umat islam. Setiap aturan dalam islam tentang akhlak dalam pergaulan bertujuan tentang cara bagaimana manusia memposisikan dirinya sebagai mahkluk tuhan demi terwujud suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat sesuai dengan yang diingankan oleh Allah SWT.
Akhlak yang baik adalah fondasi agama dan merupakan hasil dari usaha orang-orang yang bertakwa. Memiliki akhlak yang baik, seseorang akan diangkat derajatnya kederajat yang lebih tinggi oleh tuhan. Aklhak mulia tersebut menyangkut tentang etika, budi-pekerti dan  moral sebagai manifestasi dari pendidikan agama.
Tegaknya aktivitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itu yang dapat menerangkan bahwa orang itu telah memiliki akhlak yang baik. Semua bermuara pada realisasi tanggung jawab kepada Allah SWT. Jika seseorang telah memahami tentang akhlak maka akan menghasilkan kebiasaan hidup yang baik yang diinginkan oleh Allah SWT.
.Di zaman yang modern seperti sekarang ini telah banyak pergeseran tentang adab atau prilaku sehingga menjurus kepada dekadensi moral, anak dengan orang tua tiada jarak yang memisahkan seperti layaknya teman sebaya, murid dengan guru sudah tidak bisa lagi dibedakan baik dalam perkataan, perbuatan ataupun prilaku dalam kehidupan sehari-hari yang seakan-akan tidak mencerminkan prilaku seorang guru ataupun peserta didik.
Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Adab pergaulan dalam Islam dengan teman sebaya dan teman lebih tua”.
B.       Rumusan Masalah
1.         Bagaimana adab pergaulan dalam Islam dengan teman sebaya?
2.         Bagaimana adab pergaulan dalam Islam dengan teman yang lebih tua?
C.      Tujuan Penulisan
1.         Untuk mengetahui adab pergaulan dalam Islam dengan teman sebaya.
2.         Untuk mengetahui adab pergaulan dalam Islam dengan teman yang lebih tua.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Adab Bergaul dengan Orang Sebaya
1.    Pengertian Teman Sebaya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teman sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang usianya hampir sama. Teman sebaya (peers) adalah hubungan individu pada anak-anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompoknya.
Teman sebaya adalah kelompok baru yang memiliki ciri, norma dan kebiasaan yang jauh berbeda dengan apa yang ada di lingkungan keluarganya, dimana kelompok teman sebaya ini merupakan lingkungan sosial yang pertama dimana anak bisa belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan merupakan anggota keluarganya. Disinilah anak dituntut untuk memiliki kemampuan baru dalam menyesuaikan diri dan dapat dijadikan dasar dalam interaksi sosial yang lebih besar.
Di antara fungsi terpenting dari kelompok teman sebaya adalah:
a.         Sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga
b.         Memperoleh umpan balik mengenai kemampuannya dari kelompok teman sebaya
c.         Mempelajari bahwa apa yang mereka lakukan itu lebih baik, sama baik, atau kurang baik, dibandingkan remaja-remaja lainnya.

2.    Tata Cara Bergaul dengan Teman Sebaya
a.         Saling menghormati dan toleransi
Teman sebaya dimungkinkan berasal dari berbagai latar belakang agama, tradisi dan kebiasaan yang berbeda dari latar belakang sosial pendidikan dan kondisi ekonomi yang berbeda. Karena perbedaan itu mereka harus memiliki sikap saling menghormati dan saling toleransi.
Sikap saling menghormati adalah menempatan persamaan hak dan kewajiban secara seimbang (egaliter). Menempatkan prsamaan hak dan kewajiban secara seimbang adalah sangat direstui islam sebagai wujud ukhuwah insaniah dan ukhuwah basyariah. Karena Allah telah menempatkan manusia sebagai mahluk yang termulia,
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ (٧٠)
Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam.(QS. Al Isra’: 70)

Perintah untuk bersikap toleran dapat dirujuk pada perintah Al Quran dalam rangka saling menghormati keyakinan beragama, selama tidak menjadikan masing-masing bertukar keyakinan,
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (٦)
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. (QS. Al Kafirun: 6)

b.         Saling bekerjasama dan tolong menolong
Ketika teman kita sedang mempunyai hajat ataupun kegiatan yang membutuhkan  bantuan maka sebisa mungkin kita membantunya kiat harus saling bekerja sama, tolong menolong hingga melahirkan keharmonisan dalam berteman, kita harus ingat bahwa saat nanti, kita juga membutuhkan bantuan mereka.  Perhatikan hadits berikut !
قال رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم والله عون العبد ماكان العبد فى عون احيه
“Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah SAW bersabda, ”Allah akan slalu menolong hamba-Nya selama hamba itu mau menolong saudaranya”.(H.R Muslim)

Tetapi harus diingat bahwa bentuk dan ragam kerjasama dan tolong-menolong harus yang diperbolehkan agama dan tidak bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat, batasan kerja sama dan tolong menolong diterangkan dalam al Qur’an:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ (٢)
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (QS. Al Maidah: 2)

c.         Saling Mengasihi dan melindungi
Kasih sayang adalah perasaan ingin saling menjaga dan membuat bahagia siapapun yang kita sayangi. Kasih sayang antara anggota masyarakat sangat penting. Kasih sayang akan melahirkan kekuatan yang amat besar dalam rangka terciptanya masyarakat yang rukun, solid dan kompak dan akan melahirkan kepekaan sosial yang dalam, bahkan seseorang yang mengasihi temannya dengan tulus, melahirkan sebuah persaudaraan, yang lebih dari saudaranya sendiri. Pergaulan dengan teman sebaya termasuk dengan siapa pun harus dilandasi kasih sayang dan keikhlasan. Allah tidak akan menyayangi seseorang  jika tidak menyayangi sesamaya. Dalam salah satu hadis, Rasulullah saw bersabda:
مَنْ لاَ يَرْحَمُ النَّاسَ لاَ يَرْحَمْهُ الله ُ
Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama manusia, niscaya tidak akan disayangi oleh Allah.(HR. Bukhari Muslim)

Tatkala salah seorang teman kita mendapat ancaman serangan dari pihak lain misalnya, kita wajib memberikan perlindungan, asal dia berada di pihak yang benar. Tetapi bila dia yang salah kita tidak wajib melindunginya.

المُؤْمِنُ الًّذِيْ يُخَالِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى اَذاهُمْ خَيْرٌ مِنَ اْلمُؤْمِنَ الَّذِى لاَيُخَالِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى اَذاهُمْ

Seorang mukmin  yang bergaul dengan sesama manusia serta bersabar (tahan uji) atas segala gangguan, mereka lebih baik daripada orang mukmin yang tidak bergaul  dengan yang lainnya serta tidak tahan uji atas gangguan mereka. (HR. Tirmidi)

d.        Saling menasehati
Bergaul dengan sesama atau teman sebaya, baik dalam umur, pendidikan, pengalaman, dan sebagainya, kadang-kadang tidak selalu berjalan mulus. Mungkin saja terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seperti terjadi salah pengertian (mis understanding) atau bahkan ada teman yang membatasi diri terhadap kita (jaga image) serta suka membuat gara-gara dan masalah. Menghadapi persoalan seperti itu, hendaklah kita mensikapi dengan sikap terbaik yang kita miliki. Ketika ada teman kita yang berselisih atau bertengkar ataupun melakukan perbuatan yang tidak baik terhadap teman-teman yang lain maka kita wajib menasehatinya.
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣)
“Dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al Ashr: 3)

Jika ada yang berbuat salah, hendaklah kita segera memaafkan kesalahanya sekalipun orang yang berbuat salah tidak meminta maaf. Begitu juga apabila kita berbuat kesalahan atau kekeliruan, hendaklah kita segera meminta maaf kepada orang yang kita sakiti, baik disengaja maupun tidak disengaja, jangan sampai kita menunda-nunda untuk meminta maaf dari kesalahan yang kita lakukan.

 مَنِ اعْتَذَرَ اِلَى أَخِيْهِ اْلمُسْلِمِ فَلَمْ يَقْبَلْ مِنْهُ كَانَ عَلَيْهِ مِثْلُ خَطِيْئَةِ صَاحِبِ مَكْسٍ
Barangsiapa yang meminta maaf kepada saudaranya yang muslim sedangkan ia tidak mau memaafkannya, maka ia mempunyai dosa sebesar dosa orang  yang merampok. (HR. lbnu Majah)

3.    Larangan dalam Bergaul dengan Teman Sebaya
a.         Bermusuhan
Bermusuhan berasal dari kata musuh yang artinya tidak ramah atau tidak bersahabat. Ada yang berpendapat musuh adalah istilah untuk sesuatu yang dipandang sebagai sesuatu yang akan merugikan atau menjadi ancaman bagi yang lain. Bermusuhan berarti tindakan tidak bersahabat atau tidak ramah dengan sesama. Kita dilarang untuk bermusuhan, apalagi dalam waktu yang cukup lama. Rasulullah Saw bersabda:
لاَيَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ أَياَّمٍ يَلْتَقِياَنِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا وَخَيْرُهُمَا الَّذِيْ يَبْذَأُ بِالسَّلاَمِ
Tidaklah halal bagi seorang muslim mendiamkan (tidak mengajak bicara) saudaranya yang muslim lebih dari tiga hari. Jika keduanya bertemu, lalu ingin memalingkan muka, dan yang lain pun demikian juga. Dan yang paling baik di antara keduanya adalah yang terlebili dahulu mengucapkan salam. (HR. Bukhari Muslim)

b.         Pergaulan bebas
Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk akhlak tercela, kata bebas disini berarti melewati norma-norma yang ada. Baik norma agama maupun norma sosial. Pergaulan bebas adalah berbaurnya lelaki dan perempuan yang bukan muhrim pada satu tempat. Dimana mereka dapat saling memandang, memberi isyarat, berbicara, bahkan saling bersentuhan dan berlanjut kepada perbuatan negatif yang diharamkan. Pergaulan bebas juga mengakibatkan berkembangnya kebiasaan negatif, seperti onani, homoseks, lesbian, serta perzinaan. Kebiasaan ini khususnya banyak dialami oleh remaja. Mereka tidak mampu mengendalikan hawa nafsu dan birahi mereka. Perilaku ini bisa terjadi karena sering menonton film porno, melihat foto bugil yang hanya menganjurkan setiap orang untuk memuaskan nafsu seksnya. Padahal Allah sangat melarang kita untuk tidak melakukan aktifitas yang mengakibatkan zina,
وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا (٣٢)
“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al Isra’: 32)

c.         Melanggar norma agama, masyarakat dan Negara
Melanggar norma agama dapat kita ambi pengertian setiap perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan-aturan dalam agama yang dianut. Seperti semua aturan yan ada dalam al Qur’an dan Hadis. Sedangkan norma masyarakat dan Negara adalah segala aturan yang ada dalam masyarakat atau Negara baik secara tertulis atau tidak tertulis. Seperti yang kita kenal dengan budaya timur, yang didalamnya terdapat segala aturan yang berlaku di Negara-negara timr seperti Indonesia baik secara tertulis atau tidak tertulis. Diantara perbuatan-perbuatan yang melanggar norma agama, masyarakat dan Negara antara lain  Zina, Mengkonsumsi minuman keras, Mengkonsumsi narkoba

d.        Melanggar tata tertib lalu lintas
Lalu lintas dalam UU No. 22 tahun 2009 adalah gerak kendaraan dan orang diruang lalu lintas jalan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang dan atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung. Tata tetib lalu lintas dapat diterjemahkan sebagai aturan yang mengatur penggunaan ruang lalu lintas jalan, yang harus ditaati oleh setiap warga Negara.
Tidak boleh ada seorang muslimpun yang melanggar peraturan negara dalam hal lalu lintas, karena perbuatan itu akan menyebabkan timbulnya bahaya yang besar bagi dirinya dan pengguna jalan lainnya. Padahal pembuatan aturan-aturan lalu lintas adalah sebagai bentuk usaha dalam mewujudkan maslahat bersama bagi dan mencegah mudharat menimpa.

B.       Adab Bergaul Dengan Orang Yang Lebih Tua
1.    Pengertian orang lebih tua
Islam telah menganjurkan pemeluknya untuk saling berkasih sayang, karena agama ini adalah agama kasih sayang. Salah satunya adalah kasih sayang terhadap orang yang lebih tua, yakni orang yang dipandang tua atau berpengalaman seperti pemimpin, kepala, penasihat, demikian menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Islam sebagai syari'at yang lengkap dan paripurna telah mengajarkan umatnya adab dan tata krama kepada sesama manusia. Yang demikian supaya tercipta keharmonisan  dan hubungan yang baik diantara mereka,  dan lebih jauh diharapkan dengan keharmonisan ini bisa  terwujud komunitas masyarakat yang  damai yang melaksanakan ibadah kepada Allah ta'aalaa dengan sebaik mungkin.
Diantara adab yang diajarkan di dalam Islam adalah menghormati orang yang lebih tua. Jauh-jauh hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mewanti-wanti   ummatnya akan pentingnya adab yang satu ini, beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
 لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيَعْرِفْ شَرَفَ كَبِيرِنَا
"Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi orang muda diantara kami, dan tidak mengetahui kemuliaan orang-orang yang tua diantara kami" (HR. At-Tirmidzy dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhu, dan dishahihkan Syeikh Al-Albany )

Hadist ini juga diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, yang di dalamnya ada kisah bahwa seseorang yang sudah berumur tua hendak bertemu Nabi shallallahu 'alaihiwasallam, namun para sahabat saat itu terkesan lamban dalam memberikan keluasan tempat baginya, sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallampun bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَناَ
"Bukan termasuk golonganku orang yang tidak menyayangi orang muda diantara kami dan tidak menghormati orang yang tua" (HR. At-Tirmidzy, dishahihkan Syeikh Al-Albany).
'
Keutamaan menghormati orang yang lebih tua juga tercantum dalam sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
إِنَّ مِنْ إِجْلَالِ اللَّهِ إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ
"Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah adalah menghormati orang muslim yang sudah tua" (HR. Abu Dawud, dari Abu Musa Al Asy'ary radhiyallahu 'anhu, dihasankan Syeikh Al Albany).

2.    Tata cara bergaul dengan orang lebih tua
a.         Bersikap Sopan
Orang beriman akan menunjukkan perhatian kepada orang tuanya dan memperlakukan mereka dengan rasa hormat, menanamkan kasih sayang bagi mereka, memperlakukan mereka dengan baik, dan berusaha menyenangkan hati mereka dengan perilaku baik dan bijak.

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".(QS. Al Isra’: 24)

b.         Berkata Santun
Salah satu bentuk sikap santun kepada orangtua atau orang yang lebih tua adalah jangan bersuara lebih keras dari suara mereka, jangan memutus pembicaraan mereka, jangan berhohong saat beraduargumentasi dengan mereka, jangan pula mengejutkan mereka saat sedang tidur, selain itu,jangan sekali-kali meremehkan mereka.
Terhadap guru misalnya, bekomunikasi dengan guru secara santun dan lemah-lembut. Ketika guru keliru baik khilaf atau karena tidak tahu, sementara murid mengetahui, ia harus menjaga perasaan agar tidak terlihat perubahan wajahnya. Hendaknya menunggu sampai guru menyadari kekeliruan. Bila setelah menunggu tidak ada indikasi guru menyadari kekeliruan, murid mengingatkan secara halus.
وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا
“dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" Dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia”.(QS. Al Isra’: 23)

c.         Menolak dengan halus perintah buruk
Dalam hal tertentu mungkin orang tua atau orang yang lebih tua melakukan kegiatan yang kurang sesuai dengan ajaran agama, kemudia pada saat bersamaan mereka meminta untuk membantu melakukan kegiatan buruk tersebut. Walau demikian siapa saja yang mendapati hal yeng demikian hendaknya menolak dengan cara bersikap sopan dan berkata santun sehingga mereka merasa tidak dilecehkan, dan pada saat bersamaan hendaknya mendoakan para orang tua tersebut untuk tidak melakaukan kegiatan buruk tersebut. Kegiatan buruk tersebut dapat berupa kegiatan yang menyimpang akidah, seperti mneyembah berhala. Dan juga dapat kegiatan buruk yang melanggar nilai dan norma kemasyarakatan, misalnya mempunyai perusahaan pengoplos minuman keras atau yang lain. Dan jangan sekali-kali membantah perintah orang tua dengan nada kesal dan ngotot, sebab tidak akan mambuahkan hasil. Akan tetapi hadapi dengan tenang dan penuh keyakinan dan percaya diri.
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Luqman: 15)

d.        Menghormati dengan penuh kasih sayang
Diantara cabang-cabang prinsip saling berkasih sayang adalah mencintai dan menghormati kepada orang yang lebih tua dari kita. Rasulullah SAW menjamin surga bagi umatnya yang menghormati orang yang lebih tua dengan penuh rasa hormat.
  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا أَنَسُ ،وَقِّرِ الْكَبِيرَ وَارْحَمِ الصَّغِيرَ تُرَافِقْنِي فِي الْجَنَّةِ
“Rasulullah SAW bersabda, Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan sayangi yang lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga”. (HR. Baihaqi)

e.         Mendahulukan Orang yang Lebih tua
Tidak mendahului orang yang lebih tua dalam perkara-perkara mubah atau perkara duniawi. Tidak mendahului maksudnya ialah mengutamakan mereka dan memberi kesempatan kepada mereka lebih dahulu. Rasulullah SAW bersabda:
أَمَرَنِي جِبْرِيلُ أَنْ أُقَدِّمَ الأَكَابِرَ
“Malikat Jibril memerintahkan aku untuk mengutamakan orang-orang tua”. (HR. Al Baihaqi)
أَنَّ ابْنَ عُمَرَ ، قَالَ : رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَسْتَنُّ ، فَأَعْطَى أَكْبَرَ الْقَوْمِ ،وَقَالَ : إِنَّ جِبْرِيلَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَنِي أَنْ أُكَبِّرَ
Ibnu ‘Umar berkata, aku melihat Rasulullah SAW, sedang memakai siwak lalu beliau memberikannya pada orang yang lebih tua dari suatu kaum, dan beliau bersabda, “Sesungguhnya Malaikat Jibril memerintahkanku untuk mendahulukan yang lebih tua. (HR. Ahmad dan Baihaqi)

Ahlak mendahulukan orang tua ini, telah dicontohkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Suatu hari, Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra terburu-buru keluar rumah untuk menunaikan salat subuh berjamaah di masjid Nabi. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan lelaki yahudi yang sudah berusia lanjut. Lelaki tua itu berjalan menuju arah yang sama dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. Karena keluhuran akhlaknya Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra tidak mau mendahului yahudi tersebut meski jalannya sangat lamban.

3.    Larangan dalam bergaul dengan orang lebih tua
a.         Durhaka kepada orang tua
Berbuat durhaka artinya menentang, kebalikannya adalah berbuat baik kepada kedua orang tuanya.Tidak ada alasan bagi anak untuk tidak berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ketundukan anak kepada kedua orang tuanya adalah dalam segala hal yang diperintahkan.Barangsiapa yang durhaka kepada kedua orang tua, Allah akan melaknatnya, dan mengharamkan surga baginya.
 رِضَى الله في رِضَى الوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فيِ سُخْطِ الوَالِدَيْنِ
“Keridhaan Allah tergantung pada keridhaan kedua orang tua, dan kemurkaan Allah tergantung pula pada kemurkaan kedua orang tua” (HR. Muttafaq ‘Alaih)

b.         Bersikap arogan
Bersikap arogan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) adalah sombong; congkak, angkuh, mempunyai perasaan superioritas yang dimanifestasikan dalam sikap suka memaksa atau pongah.Sikap arogans adalah sikap kesombongan diri terhadap orang lain karena kelebihan yang dimiliki seperti kekayaan, kepandaian, ketampanan, kecantikan, kekuatan fisik yang semata-mata untuk menutupi kelemahannya.
Sikap arogan dapat menutup mata hati dalam menerima yang haq. Kesombongan menjadikan manusia ingkar terhadap kebenaran. Hal itu dilakukannya tiada lain karena sifat congkak dan takabur. Misalnya Seorang anak yang sudah merasa lebih pandai daripada orang tuanya akan bersikap cuek terhadap nasihat yang diberikan ibu-bapaknya.Sikap arogan tiada lain karena pengaruh nasfu dan godaan setan sehingga pelakunya tidak dapat menerima nasehat.
وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلإنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا
Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”. (QS. Al Isra’: 53)


BAB III
KESIMPULAN


Dari pemaparan di atas penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
Teman sebaya dapat diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang usianya hampir sama. Ada beberapa cara bergaul dengan orang sebaya yaitu :
-        Saling menghormati dan toleransi
-        Saling bekerjasama dan tolong menolong
-        Saling Mengasihi dan melindungi
-        Saling menasehati
Ada pula hal – hal yang harus dihindari dalam bergaul dengan oarang sebaya diantaranya adalah :
-        Bermusuhan
-        Pergaulan bebas
-        Melanggar norma agama, masyarakat dan Negara
-        Melanggar tata tertib lalu lintas
Islam telah menganjurkan pemeluknya untuk saling berkasih sayang, karena agama ini adalah agama kasih sayang. Salah satunya adalah kasih sayang terhadap orang yang lebih tua. Ada beberapa cara bergaul dengan orang yang lebih tua yaitu :
-        Bersikap Sopan
-        Berkata Santun
-        Menolak dengan halus perintah buruk
-        Menghormati dengan penuh kasih sayang
-        Mendahulukan Orang yang Lebih tua
Ada pula hal – hal yang harus dihindari dalam bergaul dengan orang yang lebih tua diantaranya adalah :
-        Durhaka kepada orang tua
-        Bersikap arogan



DAFTAR PUSTAKA


No comments:

Post a Comment