Friday, July 12, 2019

Historiografi Tradisional, Kolonial dan Modern



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
      A.    Latar Belakang
      B.     Rumusan Masalah
      C.    Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
      A.    Pengertian Historiografi
      B.     Jenis-jenis Historiografi
1.         Historiografi Tradisional 
2.         Histirografi Kolonial 
3.         Historiografi Modern 
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN



A.      Latar Belakang
Penulisan sejarah atau historiografi merupakan suatu proses pengisahan atas peristiwa-peristiwa penting umat manusia yang terjadi di masa lampau. Penulisan sejarah sendiri  adalah sebagai suatu kenyataan subjektif, karena setiap generasi dapat mengarahkan sudut pandang masa lalu yang telah terjadi berdasarkan interpretasi yang erat kaitannya dengan sikap hidup, pendekatan, atau orientasinya. Pengisahan peristiwa-peristiwa masa lampau sendiri kerap terjadi perbedaan pandangan, yang pada dasarnya bersifat objektif dan absolut, pada gilirannya akan berubah menjadi relatif.
Mempelajari historigrafi pada hakekatnya memahami “sejarahnya penulisan sejarah” sebab didalamnya terdapat perkembangan penulisan sejarah, pengaruh persamaan lingkungan kebudayaan pada setiap penulisan sejarah serta penggunaan teori dan metodologi sejarah dalam mengungkap dan menyajikan materi penulisan sejarah. Historigrafi merupakan representasi dan kesadaran
B.       Rumusan Masalah
1.         Apa pengertian Historiografi?
2.         Apa saja jenis Historiografi?
C.      Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui :
1.         Apa pengertian Historiografi?
2.         Apa saja jenis Historiografi?



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Historiografi
Secara harfiah “historiografi” berarti pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi pada waktu yang lalu yang disebut sejarah. Rekonstruksi rekaman dan peninggalan masa lampau secara kritis dan imajinatif berdasarkan bukti-bukti atau data-data yang diperoleh melalui proses itu disebut historiografi. Adapun yang dimaksud historiografi ialah usaha untuk mensitensiskan data-data dan fakta-fakta sejarah menjadi suatu kisah yang jelas dalam bentuk lisan maupun tulisan dalam buku atau artikel maupun perkuliahan sejarah (Gottschalk, 1975:32-33).
Perlu diketahui pula bahwa istilah historiografi kadang-kadang dipergunakan dalam arti pengkajian secara kritis buku sejarah yang telah ditulis, baik yang bersifat tradisional maupun modern. Dalam historiografi para sejarawan berusaha untuk merekonstruksi sebanyak-banyaknya dari masa lampau manusia. Tetapi didalam daya upaya terbatas itu sekalipun, sejarawan mengalami kesulitan-kesulitan. Jarang sekali ia dapat mengkisahkan sebagian sekalipun dari pada masa lampau “sebagaimana yang sungguh-sungguh terjadi”, seperti yang dianjurkan oleh sejarawan besar Jerman, Leopold Von Ranke, karena disamping tidak lengkapnya rekaman-rekaman, ia berhadapan dengan terbatasnya imajinasi dan bahasa manusia untuk menciptakan “sesungguhnya” seperti itu. Tetapi, jika kita meminjam ungkapan dari bidang geometri ia dapat berusaha untuk mendekati masa lampau yang sesungguhnya “sebagai limit”. Karena masa lampau yang digambarkan sebagai sesuatu yang “sungguh-sungguh terjadi” jelas memberikan limit terhadap jenis rekaman dan imajinasi yang dapat dipergunakannya. Ia harus pasti bahwa rekaman-rekamnnya sungguh-sungguh berasal dari masa lampau dan memang benar-benar apa yang nampaknya demikian, dan bahwa imajinasinya ditujukan terhadap re-kreasi dan bukan ditujukan terhadap kreasi. Limit-limit itulah yang memperbedakan sejarah dari fiksi, puisi, drama, dan fantasi.
B.       Jenis-jenis Historiografi
1.         Historiografi Tradisional
Historiografi tradisional adalah karya tulis sejarah yang dibuat oleh para pujangga dari suatu kerajaan, baik itu kerajaan yang bernafaskan Hindu/Budha maupun kerajaan/kesultanan yang bernafaskan Islam tempo dulu yang pernah berdiri di Nusantara Indonesia. Seperti kita ketahui di Nusantara Indonesia, bahwa sejak awal bangsa Indonesia memasuki zaman sejarah, diiringi pula dengan berdirinya kerajaan-kerajaan terutama yang dominan dipengaruhi oleh budaya Hindu dan Budha.
Ciri-Ciri Historiografi Tradisional
a.         Regio sentris, artinya segala sesuatu dipusatkan pada raja atau keluarga raja (keluarga istana).
b.        Bersifat feodalistis-aristokratis, artinya yang dibicarakan hanyalah kehidupan kaum bangsawan feodal, tidak ada sifat kerakyatannya dan tidak memuat riwayat kehidupan rakyat, tidak membicarakan segi-segisosial dan ekonomi dari kehidupan rakyat.
c.         Regio magis, artinya dihubungkan dengan kepercayaan dan hal-hal yang gaib.
d.        Tidak begitu membedakan hal-hal yang khayal dan hal-hal yang nyata.
e.         Bersifat regio-sentris/etnosentrisme (kedaerahan), maka historiografi tradisional banyak dipengaruhi daerah, misalnya oleh cerita-cerita gaib atau cerita-cerita dewa di daerah tersebut.
f.         Raja atau pemimpin dianggap mempunyai kekuatan gaib dan kharisma.
g.        Sebagai ekspedisi budaya maksudnya sebagaisarana legitimasi tentang jati dirinya dan asal-usulnya yang dapat menerangkan keberadaannya dan memperkokoh nilai-nilai budaya yang dianut.
h.        Oral tradition Historiografi jenis ini di sampaikan secara lisan, maka tidak dijamin keutuhan redaksionalnya.
i.          Anakronistik Dalam menempatkan waktu sering terjadi kesalahan-kesalahan, pernyataan waktu dengan fakta sejarah termasuk di dalamnyapenggunaan kosa kata penggunaan kata nama dll. Pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Budha penulisan sejarahnyacontohnya seperti Kitab Mahabrata dan Ramayana. Sedangkan pada masakerajaan-kerajaan Islam sudah dihasilkan karya sendiri, bahkan sudahmenerapkan sistem kronologi dalam penjelasan peristiwa sejarahnya.
Tujuan dari Historiografi Tradisional adalah:
a.         Untuk menunjukkan kesinambungan yang kronologis
b.        Untuk meningkatkan solidaritas dan integrasi di bawah kekuasaan pusat
c.         Untuk membuat simbol identitas baruUntuk menghormati dan meninggikan kedudukan raja, dan nama raja, serta wibawa raja.
2.         Histirografi Kolonial
Histirografi Kolonial adalah penulisan sejarah Indonesia yang ditulis untuk kepentingan dan dengan cara pandangan kolonial Belanda atau bersifat Eropasentris atau Nearlandosentris. Peristiwa yang terjadi di Indonesia pada masa pemerintahan Belanda di tulis berdasarkan kepentingan Belanda. Historiografi kolonial berisi kisah-kisah orang-orang Belanda di tanah jajahan (Indonesia) dan orang-orang pribumi yang memiliki peran dan mendukung kepentingan pemerintahan kolonial. Orang-orang pribumi yang tidak memiliki dan menentang kepentingan pemerintah kolonial tidak masuk dalam sejarah kolonial.
Ciri-ciri Histirografi Kolonial diantaranya:
a.         Penulisan sejarahnya biasanya berisi tentang kisah perjalanan atau petualangan untuk menemukan daerah-daerah baru untuk dijadikan koloninya (dijajah),
b.        Tulisan mereka lebih merupakan sarana propaganda untuk kepentingan mereka (Belanda) dan sekaligus untuk mengendurkan semangat perlawanan bangsa Indonesia,
c.         Bersifat Belanda sentris kepentingan kolonial sangat mewarnai interpretasi mereka terhadap suatu peristiwa sejarah yang terjadi. Tujuan Historiografi Kolonial adalah semata-mata untuk memperkokok kekuasaan mereka di Indonesia ataupun di temapat jajahan mereka.



Ciri-ciri lain historiografi kolonial :
a.         Bersifat diskriminatif;
b.        Menggunakan sumber-sumber belanda;
c.         Berisi sejarah orang besar dan sejarah politik;
d.        Merupakan sejarah orang Belanda di tanah jajahan (Indonesia);
e.         Menganggap bahwa Indonesia belum memiliki sejarah sebelum kedatangan orang-orang belanda.
3.         Historiografi Modern 
Historiografi modern adalah penulisan sejarah Indonesia yang bersifat kritis atau memenuhi kaidah-kaidah ilmiah. Banyak tulisan yang salah interpretasi dengan mendefinisikan historiografi modern sebagai penulisan sejarah Indonesia setelah Indonesia merdeka. Padahal, sebelum Indonesia merdekapun, kita memiliki karya sejarah yang sengat tepat yaitu historiografi modern. Contohnya Cristiche Beschouwing van de Sadjarah Banten (Tinjauan Kritis tentang Sejarah Banten) yang merupakan karya dari Dr. Hoesein Djajadiningrat (1886-1960). 
Historiografi Indonesia Modern dapat diartikan sebagai penulisan sejarah Indonesia yang lebih modern dari pada historiografi Indonesia yang terdahulu yaitu historiografi tradisional, historiografi masa kolonial atau masa reformasi. Tumbuhnya historiografi Indonesia modern merupakan suatu tuntutan akan ketepatan teknik dalam usaha untuk mendapatkan fakta sejarah secermat mungkin dan mengadakan rekonstruksi sebaik mungkin serta menerangkannya setepat mungkin. Historiografi modern merupakan cara menulis, pemaparan, atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Secara umum ciri-ciri historiografi modern, yaitu:
a.         Menggunakan metode yang kritis
Penulisan sejarah dengan cara yang konvensional (yang hanya mengandalkan naskah sebagai sumber sejarah) yang bersifat naratif, deskriptif, kedaerahan, serta tema-tema politik dan penguasa diganti dengan cara penulisan sejarah yang kritis (struktur analitis).
b.        Penghalusan teknik penelitian
Dalam teknik penelitian sejarah menggunakan metode yang tepat yaitu:
-          Memilih topik penulisan yang tepat/sesuai
-          Mencari dan memilih bukti-bukti sejarah yang sesuai dengan topik
-          Membuat berbagai catatan penting (teknik membuat catatan)
-          Mengevaluasi secara kritis semua bukti yang ada
-          Menyusun hasil-hasil penelitian dalam suatu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya
-          Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikan kepada para pembaca
-          Dalam teknik penelitian menggunkan teknik studi kepustakaan yaitu dengan melalaui kajian terhadap sumber-sumber tertulis
-          Wawancara melalui oral history

-          Observasi dilakukan melalui penelitian di lapangan 
-          Ekskavasi dilakukan melalui penggalian terhadap peninggalan sejarah.
c.         Memakai ilmu-ilmu bantu baru yang bermunculan
Secara bertahap berbagai ilmu bantu baru dalam pengerjaan sejarah berkembang mulai dari:
-          Penguasaan bahasa
-          Epigrafi (membaca tulisan kuno)
-          Numismatik (mempelajari mata uang kuno)
-          Arkeologi yang mempelajari permasalahan arsip-arsip.



BAB III
KESIMPULAN


Penulisan sejarah ditujukan untuk menceritakan kembali peristiwa yang telah terjadi di masa lampau berdasarkan fakta-fakta sejarah yang telah diperoleh dari berbagai sumber sejarah. Dengan penulisan sejarah tersebut diharapkan agar masyarakat saat ini mengerti tentang segala peristiwa masa lampau yang telah terjadi sebelum terjadinya kehidupan masa sekarang.
Historiografi Indonesia terbagi ke dalam tiga jenis yaitu Historiografi Tradisional, Historiografi Kolonial dan Historiografi Modern.  Ciri – ciri Historiografi Tradisional diantarantya adalah Regio sentris, bersifat feodalistis-aristokratis, regio magis, Tidak begitu membedakan hal-hal yang khayal dan hal-hal yang nyata dan lain – lain. Ciri – ciri Historiografi Kolonial diantaranya adalah Penulisan sejarahnya biasanya berisi tentang kisah perjalanan atau petualangan untuk menemukan daerah-daerah baru untuk dijadikan koloninya (dijajah), tulisan mereka lebih merupakan sarana propaganda, bersifat Belanda sentris dan lain – lain. Ciri Historiografi Modern dintaranya adalah menggunakan metode yang kritis, penghalusan teknik penelitian, memakai ilmu-ilmu bantu baru yang bermunculan dan lain – lain.

No comments:

Post a Comment