Monday, July 8, 2019

Paham - Paham yang Berkembang di Asia-Afrika



BAB I
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang Masalah
Perkembangan pelaksanaan kolonialisme dan imperialisme yang dilakukan bangsa-bangsa Barat ternyata tidak hanya diterapkan di Indonesia saja, melainkan di negara-negara Asia-Afrika lainnya. Kolonialisme dan imperialisme akhirnya menimbulkan reaksi bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk melakukan perlawanan. Inspirasi perlawanan tersebut muncul seiring dengan masuknya paham-paham baru dari Eropa, seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, komunisme, serta paham Pan-Islamisme yang muncul dari cendekiawan muslim Asia-Afrika.
Pada makalah ini,  penulis akan membahas definisi dan perkembangan paham-paham baru yang berkembang di Eropa pada abad ke-19 serta dampaknya terhadap kesadaran pergerakan kebangsaan di Indonesia.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa sajakah perkembangan paham-paham baru yang ada?
2.      Bagaimanakah pergerakan kebangsaan di Asia Afrika?
3.      Bagaimanakah hubungan kehidupan perkotaan dengan munculnya pergerakan kebangsaan Indonesia?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui perkembangan paham-paham baru.
2.      Mengetahui pergerakan kebangsaan di Asia Afrika.
3.      Mengetahui hubungan kehidupan perkotaan dengan munculnya pergerakan kebangsaan indonesia.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perkembangan Paham-paham Baru
1.      Nasionalisme
Paham nasionalisme berkembang dari Eropa dan sejak abad ke-19 menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
Nasionalisme diartikan sebagai suatu sikap politik dan sosial dari kelompok suatu bangsa yang memiliki kesamaan kebudayaan, bahasa, dan wilayah serta persamaan cita-cita dan tujuan. Dengan demikian, kelompok tersebut merasakan adanya kesatuan mendalam terhadap kelompok bangsa itu.
Nasionalisme mempunyai cirri utama, yakni menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan. Atau dengan kata lain, kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Paham nasionalsisme kemudian meyebar, terutama ke negara-negara asia dan afrika sebagai bangsa terjajah.
Negara-negara pemula penganut paham nasionalisme adalah Inggris, Jerman, dan Italia. Tokoh-tokoh Asia yang menjadi pelopor paham Nasionalisme antara lain adalah Soekarno dari Indonesia, Jawaharlal Nehru dari India, Dr. Sun Yat Sen dari Cina, dan lain-lain.
2.      Liberalisme
Liberalisme merupakan paham yang mengutamakan kemerdekaan, terutama kemerdekaan individu. Paham ini berkembang sangat pesat di kota-kota besar Eropa. Pendukungnya adalah kaum Borjuis dan kaum terpelajar kota. Aliran liberalisme tidak memiliki ikatan yang kuat. Peranan kaum Borjuis semakin besar setelah industri dan perdagangannya menjadi mata pencaharian penting.
Liberalisme adalah paham yang mengutamakan kebebasan individu dalam berbagai aspek kehidupan. Paham liberal mula-mula berkembang dikota-kota besar di eropa. Paham ini kemudian menyebar keberbagai Negara. Basis penduduknya adalah kaum borjuis dan terpelajar kota.
a)      Kebebasan di bidang politik dna pemerintahan
Para pendukung paham liberal berpendapat bahwa masyarakat terdiri dari individu-yang berhak menentukand an mengatur kepentingnnya sendiri. Wujud dari keinginan itu, melahirkan system politik liberal dengan parlemen sebagai perwakilan rakyat. Untuk memilih anggota parlemen, maka diadakan pemilihan umum.  Bagi bansa-bangsa terjajah, paham liberalism sejalan dengan cita-cita nasionalisme yang menghendaki pemerintahan oleh bangsa sendiri (the right of self determination).
b)      Kebebasan di bidang ekonomi dan perdagangan
Dalam bidang perdagangan dan perekonomian, penganut paham liberal mengingnkan kebebvasan individu untuk mengatur keperluan sendiri. Semboyannya yang terkenal adalah latsser faire-laisser passer. Artinya, biarkan setiap orang mengatur dan menentukan diri-sendiri, tanpa perlu diatur.  Dengan masuknya pengaruh semboyan: bebas bersaing, bebas berdagang, dan bebas berusaha, maka rakyat indonesia pun ingin hidup seperti cita-cita liberalisme tersebut.
c)      Kebebasan di bidang agama
Menganut suatu agama tertentu adalah hak asasi setiap individu. Oleh karena itu, setiap orang berhak untuk memeluk agama menurut keyakinannya.
d)     Kebebasan di bidang pers
Dalam bidang pers, pendukung paham liberal berpendapat bahwa wartawan bebas menuliskan segalah hal yang diketahunya, tanpa harus dikendalikan oleh pihak penguasa.  Namun, selama masa penjajahan di indonesia, pers dikendalikan oleh pemerintah colonial.
3.      Pan-Islamisme
Pan Islamisme adalah suatu paham yang bertujuan untuk mempersatukan umat Islam sedunia. Paham ini dalam bahasa Arabnya disebut dengan Al Jami’ah al Islamiyah yang dicetuskan oleh seorang Afghanistan bernama Jamaluddin al Afgani (1839–1897). Namun, ada yang berpendapat bahwa paham ini telah ada pada diri tokoh perubahan dari Mesir bernama Al-Tahtawi (1801–1873). Jamaluddin al Afghani menyaksikan bagaimana bangsa Barat terutama Inggris ikut campur dalam urusan negara-negara Islam. Oleh karena itu, beliau mengajak kaum muslim untuk kembali pada Alquran dan Hadits, juga menyerukan untuk berjuang melawan imperialisme Barat untuk merebut kemerdekaan bangsa dan tanah air.
4.      Sosialisme
Paham sosialisme yang mucul dibeberapa negara eropa, kemudian menyebar pula kenegara-negara asia dan afrika, termasuk indonesia. Ciri-ciri paham sosialisme ialah membantu memenuhi kebutuhan rakyat yang menderita; menolak kemutlakan milik perorangandan menyokong pemilikan bersama; dan mendukung alur pemikiran yang cendrung bersifat radikal.  Paham sosialisme kemudian dilarang sejak zaman orde baru karena berhubungan dengan paham komunisme yang disebut marxisme-leninisme.
Beberapa tokoh penganut paham sosialisme antara lain Robert Owen, Saint Simor, Pierre Joseph Proudhon, Charles Fourier, Karl Heinrich Marx, Dan E, Angels.
Dari nama-nama tokoh tersebut yang paling terkenal adalah Karl Marx. Ia dikenal sebagai bapak pergerakan sosialisme dan komunisme internasional. Marx berasal dari jerman keturunan yahudi. Ia pernah menjadi pemimpin redaksi harian Reinische Zeitung. Harian itu cenerung menentang pemerintah, sehingga pada tahun 1849 ia diusir dari jerman. Marx kemudian pergi ke inggris dan menetap di london sampai akhir hayatnya.
Buku das capital merupakan hasil karya karl marx yang terkenal. Dalam buku itu diuraikan bahwa sepanjang sejarah umat manusia, pertentangan akan selalu terjadi antara dua golongan, yaitu golongan kaya dan golongan miskin atau proletar. Menurut karl marx, sosialisme merupakan langkah penentu menuju masyarakat sosialis. Ia juga mengatakan bahwa pertentangan antarakelas hanya dapat diselesaikan melalui kekerasan. Semboyan mereka yang terkenal adalah “kaum buruh seluruh dunia bersatulah”.
5.      Demokrasi
Demokrasi taitu sistem pemerintahan yang mengakui hak segenap anggota masyarakat untuk mempengaruhi keputusan baik langsung, maupun tidak langsung. Paham ini berasal dari paham yunani kuno. Beberapa macam praktek demokrasi di berbagai belahan dunia:
a)      Demokrasi parlementer (perancis belgia, dan belanda)
b)      Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan legilatif, eksekutif, dan yudikatif.
c)      Demokrasi mmelalui referendum dan inisiatif rakyat.
d)     Demokrasi negara sedang berkembang seperti di asia, dan afrika.
B.     Pergerakan Asia Afrika
Di kawasan Asia, kesadaran nasional baru bangkit sekitar permulaan abad ke-20 untuk melepaskan cengkeraman dari kekuasaan Barat. Misalnya, gerakan nasional India yang dipelopori oleh Mahatma Gandhi, gerakan nasional Cina yang dipelopori oleh Sun Yat Sen, gerakan nasional Turki yang dipelopori oleh Mustafa Kemal Pasha.

1.      India
Mahatma Gandhi mengajarkan beberapa hal.
a)      Swadesi, yaitu gerakan rakyat India untuk membuat dan memakai bahan buatan dalam negeri sendiri.
b)      Ahimsa, artinya melawan tanpa kekerasan (dilarang membunuh) artinya tidak berbuat apa-apa.
c)      Satyagraha, artinya gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan penjajah (Inggris) sehingga disebut gerakan nonkooperatif.
d)     Hartal, artinya berkabung karena ada kejadian yang menyedihkan. Berkabung sebagai tanda protes (mogok).
e)      Purnaswaray, yaitu merdeka penuh.
Hasil perjuangan rakyat India ialah pada tanggal 15 Agustus 1947 rakyat mendapatkan status dominion dan berhak mengatur urusan dalam negerinya sendiri. Pada tanggal 26 Januari 1950, negara India mendapat kemerdekaan penuh dengan Nehru sebagai perdana menterinya.
2.      China
Sun Yat Sen, pelopor gerakan nasional Cina, mengajarkan Sun Min Chu I (tiga asas kerakyatan), yaitu Min Chu (nasionalisme), Min Chuan (demokrasi), dan Min Shen (sosialisme). Gerakan nasional Cina berhasil mengusir Inggris serta melahirkan Republik Cina (1912).
3.      Turki
Gerakan nasional Turki dipelopori oleh Mustafa Kemal Pasha. Sebelumnya, terjadi Gerakan Turki Muda yang bertujuan untuk menyelamatkan Turki dari keruntuhan, mengembangkan rasa nasionalisme, dan membulatkan semangat kebangsaan Turki.
Adapun Gerakan Turki Muda meliputi hal-hal berikut.
a)      Modernisasi Turki, yaitu membangun Turki secara modern.
b)      Nasionalisme berarti menebalkan rasa kebangsaan Turki sehingga rakyat berjuang mempertahankan Turki dari rongrongan penjajahan.
c)      Demokrasi berarti membentuk pemerintahan atas dasar kedaulatan rakyat dengan UUD, sebab keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan memperkukuh negara.
Selanjutnya, Kemal Pasha mengambil tindakan, antara lain,
a)      Memproklamasikan Turki menjadi republik pertama dengan Mustafa Kemal Pasha sebagai presidennya pada tanggal 29 Oktober 1923;
b)      Melaksanakan pemerintahan modern, yakni pengesahan UUD, kota Ankara sebagai ibukota, modernisasi agama, dipakainya huruf Latin;
c)      Modernisasi ekonomi dengan cara mengadakan rencana pembangunan lima tahun;
d)     Modernisasi pertahanan dan persenjataan modern.
C.    Hubungan Kehidupan Perkotaan dengan Munculnya Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Kota memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia dan selalu menjadi tujuan masyarakat dari berbagai daerah. Kehidupan dan mentalitas masyarakat kota, biasanya mencari dan menemukan identitas baru, pluralistis (suku, agama, profesi), modern (relative maju dan toleran). Oleh karena itu, kota menjadi tempat yang sangat strategis dalam upaya memunculkan dan mengembangkan pergerakan nasional Indonesia. Dari kota-kota tersebut muncullah golongan-golongan elite baru dalam kehidupan masyarakat Indonesia, seperti golongan terpelajar, golongan profesional, dan golongan pers.
1.      Golongan Terpelajar
Golongan terpelajar termasuk ke dalam kelompok elite minoritas dari bangsa Indonesia, tetapi kedudukan dan peranannya sangat besar dalam lingkungan masyarakat. Dikatakan minoritas karena di dalam susunan masyarakat jumlahnya relatif kecil apabila dibandingkan dengan kelompok-kelompok di bawahnya. Golongan ini muncul pada kota, khususnya kota-kota besar yang dijadikan pusat dan tempat untuk mengadu nasib, juga merupakan tempat bertemunya ide-ide para pelajar, mahasiswa, sarjana dan pemuda lain dari berbagai daerah dengan adat istiadat yang berbeda-beda.
Para pemuda pelajar mulai menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menghadapi penjajah Belanda. Mereka juga melihat pentingnya perluasan pengajaran bagi kemajuan bangsa seperti yang ditegaskan oleh para pelajar STOVIA di Batavia. Begitu pula di dalam menghadapi kaum kapitalis asing, tidak ada jalan yang lebih baik kecuali jika para pedagang pribumi bersatu seperti yang dinyatakan oleh pendiri Sarekat Islam, yaitu Haji Samanhudi.
2.      Golongan Profesional
Golongan profesional lebih banyak muncul dan mengembangkan profesinya pada daerah perkotaan. Pada masa kekuasaan pemerintahan kolonial Belanda, golongan profesional ini memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat di daerah perkotaan. Golongan profesional terdiri atas berbagai profesi seperti profesi guru, dokter, dan sebagainya.
3.      Peranan Pers Indonesia
Pada abad ke-19, pers masuk ke wilayah Indonesia dan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan kota-kota di Indonesia. Wujud perkembangan pers itu dalam bentuk surat kabar ataupun majalah. Munculnya surat kabar dimodali oleh orang-orang Cina dengan menggunakan bahasa Melayu. Derngan demikian, surat kabar yang diterbitkan secara tidak langsung ikut serta di dalam mempopulerkan penggunaan bahasa Melayu. Surat kabar juga memuat isu-isu politik yang sedang berkembang, sehingga secara tidak langsung telah banyak memberikan pendidikan politik pada masyarakat Indonesia. Surat kabar berbahasa Melayu berkembang sejak awal abad ke-20, antara lain sebagai berikut.
a)      Sumatra: Sinar Soematra, Tjahaja Soematra, Pemberita Atjeh, Pertja Barat.
b)      Jawa: Bromantani, Pewarta Soerabaja, Kabar Perniagaan, Pemberitaan Betawi, Pewarta Hindia, Bintang Pagi, Sinar Djawa, Hampaet, Melayu, Poetera Hindia.
c)      Kalimantan: Pewarta Borneo.
d)     Sulawesi: Pewarta Manado.
Surat kabar mempunyai fungsi sosial dasar, yaitu memperluas pengetahuan bagi para pembacanya dan dapat membentuk opini umum. Akan tetapi, ruang gerak persuratkabaran pada zaman kolonial Belanda dibatasi dan dikontrol ketat. Selain surat kabar yang membawa suara nasionalisme, terbit surat kabar yang merupakan pembawa suara pemerintah kolonial Hindia Belanda, seperti  Pantjaran Warta dan Bentara Hindia di Jakarta, Sinar Matahari di Makassar, dan Medan Priyayi di Bandung.
Muncul dan berkembangnya pergerakan nasional dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar, yaitu sebagai berikut:
1.      Pengaruh dari dalam  (internal)
a)      Kenangan kejayaan masa lampau, misalnya  kejayaan kerajaan Sriwijaya, dan Kerajaan Majapahit.
b)      Penderitaan dan kesengsaraan akibat imperialisme dari kaum penjajah.
c)      Muncunya golongan cendekiawan yag berasal dari sekolah dalam negeri buatan belanda, dan dari sekolah di luar negeri, maupun cendekiawan dari negeri belanda.
d)     Kemajuan dibidang politik, sosial- ekonomi, dan kebudayaan, yaitu munculnya partai- partai poltik, pengahpusan eksploitasi ekonomi asing, dan perlindungan kebudayaan asli akibat kedatangan budaya dari barat.
2.      Pengaruh dari luar (eksternal)
a)      Kemenangan Jepang atas Rusia (1905).
b)      Pergerakan kebangsaan India dalm mengahadapi penjajaahan Inggris.
c)      Gerakan kebangsaan Filipina melawan Spanyol, dan Amerika Serikat.
d)     Gerakan Nasionalis China yang dipimpin Dr. Sun Yat Sen.
e)      Pergerakan Turki muda (1908).
f)       Pergerakan Nasionalisme Mesir, dipimpin oleh Arabhi Pasha (1881- 1882).



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa  Kolonialisme dan imperialisme akhirnya menimbulkan reaksi bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk melakukan perlawanan. Inspirasi perlawanan tersebut muncul seiring dengan masuknya paham-paham baru dari Eropa, seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, komunisme, serta paham pan Islamisme yang muncul dari cendekiawan muslim Asia-Afrika.
Kehidupan dan mentalitas masyarakat kota, biasanya mencari dan menemukan identitas baru, pluralistis (suku, agama, profesi), modern (relatif maju dan toleran). Oleh karena itu, kota menjadi tempat yang sangat strategis dalam upaya memunculkan dan mengembangkan pergerakan nasional Indonesia. Dari kota-kota tersebut muncullah golongan-golongan elite baru dalam kehidupan masyarakat Indonesia, seperti golongan terpelajar, golongan profesional, dan golongan pers.
B.     Saran
Diharapkan, dengan adanya paham-paham baru tersebut yang meliputi Nasionalisme, Liberalisme, Sosialisme, Demokrasi, dan Pan-Islamisme bangsa Indonesia dapat merubah menjadi bangsa yang lebih baik dari berbagai segi.

No comments:

Post a Comment