DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sejarah Sebagai Ilmu
2.2
Alasan Sejarah Dijadikan Sebagai Ilmu
2.2.1 Sejarah Itu
Empiris
2.2.2 Sejarah Memiliki
Objek
2.2.3 Sejarah
Memiliki Teori
2.2.4 Sejarah
Mempunyai Generalisasi
2.2.5 Sejarah Mempunyai
Metode
BAB
III PENUTUP
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata pertama yang terlihat dibenak kita jika menyebut kata
“sejarah” adalah masa lalu, manusia purba, zaman kuno, dinosaurus,
ataupun hal lainnya yang berbau purba. Ya , sejarah memang menggambarkan tentang masa
lalu. Sejarah sendiri berasal dari tiga bahasa yaitu bahasa arab, bahasa
jerman, dan bahasa inggris. Menurut Frederick dan Soeroto (1984:1)
mengungkapkan asal mula kata sejarah sebagai berikut.
Dalam bahasa arab, sejarah diambil dari
kata “Syajarotun” yang berarti pohon. Maksud dari kata ini yaitu pohon
jalannya kehidupan. Dalam
bahasa Jerman diambil dari kata “Geschichte” atau kejadian / peristiwa yang
dibuat oleh manusia. Sedangkan, dalam bahasa Inggris diambil dari kata
“History” yang diserap dari bahasa Yunani “Istory” yang artinya orang-orang
pandai.
Menurut Abramowitz (Burher dalam Windscale , 1970:42)"history as a chronology of
events" yang berarti bahwa sejarah merupakan sebuah kronologi atas
suatu kejadian-kejadian. Sedangkan menurut Costa
(Burger dalam Windscale, 1970: 44) sejarah dapat didefinisikan sebagai "record of
the whole human experience". Dimana pada hakikatnya sejarah merupakan
catatan seluruh pengalaman, baik secara individu maupun kolektif bangsa/nation
dimasa lalu tentang kehidupan umat manusia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, sejarah adalah urutan kejadian
di masa lalu tentang kehidupan manusia yang menarik dan unik. Hal itu dapat
dikatakan sejarah apabila memiliki peristiwa yang unik atau luar biasa,
sehingga dapat atau mudah diingat oleh manusia, dan juga dicatat atau diakui
dalam sejarah Negara atau bahkan dunia.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian sejarah sebagai ilmu?
2. Mengapa sejarah dijadikan sebagai ilmu?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian sejarah sebagai ilmu.
2. Mengetahui alasan sejarah dijadikan sebagai ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sejarah Sebagai Ilmu
Dalam perkembangannya, sejerah mempunyai beberapa fungsi. Diantaranya adalah
sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai seni, dan sejarah sebagai ilmu.
Sejarah juga mempunyai peranan dalam perkembangan suatu negara atau daerah.
Banyak negara atau daerah yang besar karena menghargai sejarah masa lalunya.
Salah satunya adalah Indonesia, masyarakat Indonesia selalu mengenang dan
menghargai jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan dan
mengukir sejarah besar dalam perjalanan negara Republik Indonesia. Hal ini
terbukti dengan diperingatinya tanggal-tanggal penting yang berkaitan dengan
pejuangan para pahlawan untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah. Seperti
diadakannya upacara hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus,
mengibarkan bendera merah-putih bagi setiap masyarakat Indonesia menjelang hari
kemerdekaan, diadakannya upacara bendera setiap hari senin di sekolah-sekolah
seluruh Indonesia, digunakannya sejarah sebagai salah satu mata pelajaran di
lembaga pendidikan di seluruh Indonesia.
Seiring dengan bekembangnya zaman, berkembang pulalah ilmu pengetahuan dan
sains. Pengetahuan sejarah sudah mulai mencangkup kondisi pada jenjang sosial
tertentu.
Pada perkembangan inilah sejarah sebagai ilmu pengetahuan mulai dibahas dan
dibuktikan keabsahannya. Hal ini sesuai dengan yang telah diungkapkan oleh
Shuderman(2012) “ ilmu sejarah berusaha
mencari hukum-hukum yang mengendalikan manusia dan kehidupannya dan juga mencari
penyebab timbulnya perubahan-perubahan dalam
kehidupan manusia. Sejarah sebagai cabang ilmu pengetahuan
hendaknya dibahas dan dibuktikan secara keilmuan (ilmiah)”. Untuk mencari
keabsahannya tersebut muncul metode dalam sejarah. Munculnya metode dalam
sejarah inilah yang membuat sejarah mempunyai funsi sebagai ilmu. Banyak ahli sejarah yang mendefinisikan sejarah sebagai ilmu, dari berbagai definisi
tersebut, diantaranya yang telah diungkapkan oleh Shuderman(2012) yaitu.
Sejarah sebagai ilmu adalah suatu susunan pengetahuan (a body of Knowledge)
tentang peristiwa dan cerita yang terjadi di masyarakat manusia
pada masa lampau yang disusun secara sistematis dan metodis berdasarkan
asas-asas, prosedur dan metode serta teknik ilmiah yang diakui oleh
para pakar sejarah.
Jadi,
definisi sejarah sebagai ilmu sesuai pernyataan dari Shuderman adalah pengetahuan
tentang suatu kejadian masa lalu yang disusun secara berurutan dan metode
berdasarkan asas,prosedur dan teknik ilmiah yang diakui oleh para sejarawan.
B. Alasan Sejarah Dijadikan Sebagai
Ilmu
Suatu hal dapat dikatakan sebagai ilmu apabila hal
tersebut memenuhi syarat umum yaitu objek, tujuan, metodelogi dan sistematika.
Sesuatu dikatakan memiliki objek, jika ilmu itu memiliki sasaran atau tujuan
penelitian. Ilmu yang memiliki tujuan adalah ilmu yang mengantarkan kepada
tujuan tertentu seperti biologi, biologi adalah ilmu yang memepelajari tentang
mahluk hidup. Itu berarti biologi bertujuan mengajarkan tentang mahluk hidup
dan segala aspek-aspeknya .Ilmu yang memiliki metodelogi adalah ilmu yang
memiliki cara dalam mengembangkan materi-materi yang dibahas seperti pengalaman
dan sebagainya. Sedangkan ilmu yang sistematika adalah ilmu yang secara
berurutan atau kronologinya jelas sedang membahas atau mempelajari suatu hal.
Sedangkan sejarah dikatakan sebagai ilmu, jika memiliki syarat yaitu empiris,
memiliki objek, memiliki teori, generalisasi dan memiliki metode. Berikut ini
penjabaran dari aspek tersebut :
1. Sejarah Itu
Empiris
Sejarah itu
empiris mempunyai arti pengalaman, ini sesuai dengan ungkapan Kuntowijoyo
(2013:46), “empiris berasal dari kata “Empeiria” Yunani yaitu
pengalaman”. Mengapa sejarah itu empiris? Sejarah berasal dari pengalaman yang
masih tercatat oleh memori kita. Pengalaman yang tadi telah diamati dituangkan
dalam bentuk tulisan. Tulisan-tulisan itulah yang diteliti keabsahannya oleh
sejarawan untuk menentukan fakta. Fakta itu ditafsirkan secara berbeda-beda.
Jika suatu ilmu alam memiliki objek yang pasti. Sedangkan sejarah menjadikan
bukti sebagai objeknya. Letak perbedaan ilmu alam dan sejarah dilihat
dari bagaimana mereka mangamati objeknya bukan dari cara kerjanya.
Jika dalam ilmu
alam mereka bisa mengulang-ulang percobaan tentang suatu hal, akan tetapi dalam
sejarah, hal itu tidak bisa dilakukan, karena sejarah itu hanya terjadi satu
kali karena bersifat pengalaman, seperti pada saat proklamasi. Kejadian ini
tidak bisa terjadi kembali dan diulang-ulang untuk diteliti. Hal ini yang
menjadi sebab muncul pebedaan pendapat dari para sejarawan dalam
mendiskripsikan suatu peristiwa tersebut. Karena kebenaran dalam sejarah hanya
ada pada peristiwa itu semdiri.
2. Sejarah
Memiliki Objek
Berbeda dari
sosiologi, antropologi, dan ilmu sosial lainnya. Sejarah mempelajari manusia
yang dikejar oleh waktu. Jika lebih dikhususkan, objek penelitian sejarah
memang manusia. Akan tetapi waktu sangat berperan penting dalam proses
pembelajaran sejarah. Kebanyakan sejarawan bingung bagaimana menentukan waktu
pas terjadinya sejarah tersebut. Kebanyakan ilmuwan hanya mengira-ngira waktu
terdekat sejarah itu terjadi. Karena informasi yang mereka dapatkan sangat
minim dan peristiwa tersebut tidak bisa terulang kembali.
3. Sejarah
Memiliki Teori
Seiring dengan
munculnya banyak filsafat sejarah di muka bumi. Tentu saja, hal ini juga memicu
munculnya teori-teori tentang sejarah.teori yang terdapat dalam sejarah ini
berbeda-beda antara negara yang satu dengan yang lain, contohnya saja di
Amerika yang beroriantasi pragmatis sedangkan di Belanda mempunyai tradisi
kontinental yang lebih kontemplatif. Ini semua sesuai dengan yang diungkapkan
oleh Kuntowijoyo (2013:48) “di universitas-universitas Amerika yang
berorientasi pragmatis, tidak diajarkan teori sejarah yang bersifat filosof.
Sebaliknya, di negara Belanda mempunyai tradisi kontinental yang lebih
kontemplatif, teori sejarah yang bersifat filosof yang diajarkan”.
4. Sejarah
Mempunyai Generalisasi
Generalisasi
sejarah memiliki arti seperti yang diungkapkan Kuntowijoyo dalam bukunya
pengantar ilmu sejarah. Kuntowijoyo (2013:48)
Generalisasi, dari bahasa latin
“generalis” yang berarti umum. Sama dengan ilmu lain sejarah juga menarik
kesimpulan-kesimpulan umum. Hanya saja perlu diingat kalau ilmu-ilmu lain
bersifat nomotetis, sejarah itu pada dasarnya bersifat ideografis. Kalau
sosiologi membicarakan masyarakat di pojok jalan atau antropologi membicarakan
pluralisme amerika, mereka dituntut untuk menarik kesimpulan-kesimpulan umum
yang berlaku dimana-mana dan dapat dianggap sebagai kebenaran umum.
Generalisasi dalam hal sejarah disini mempunyai arti koreksi dari
kesimpulan ilmu pengetahuan lain yang kurang akurat. Banyak kejadian atau ilmu
yang belum mempunyai jawaban pasti, akan tetapi setelah menyangkut pautkan
dengan sejarah akhirnya ditemukan jawaban yang pasti.
5. Sejarah
Mempunyai Metode
Dalam
perkembangannya ternnyata sejarah memiliki metode yang digunakan dalam
penelitian-penelitian, seperti yang dipaparkan oleh Bailey (dalam
Hamid & Majid, 2011:41). “...Teknik penelitian atau alat yang dipergunakan
untuk mengumpulakan data, sedangkan metodologi adalah falsafah tentang proses
penelitaian yang di dalamnya mencakup asumsi-asumsi, nilai-nilai, standar atau
kriteria yang digunakan utuk menafsirkan data dan mencari kesimpulan”. Jadi
dengan adanya metode yang digunakan dalam sejarah inilah akan mempermudah
sejarawan untuk mengumpulkan data dari suatu kejadian.
BAB III
KESIMPULAN
Sejarah sebagai ilmu adalah pengetahuan tentang
suatu kejadian masa lalu yang disusun secara berurutan dan metode berdasarkan
asas,prosedur dan teknik ilmiah yang diakui oleh para sejarawan.
Adapun alasan sejarah dijadikan sebagai ilmu
karena sejarah memiliki syarat sebagai ilmu, yaitu empiris, memiliki
objek, memiliki teori, generalisasi dan memiliki metode.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid,
A.R dan Madjid, M.S. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Kuntowijoyo.
2013. Pengangtar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Frederick,
W.H dan Soeroto, S. 1984. Pemahaman Sejarah Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Windscale,
H. 2012. Pengertian dan Definisi Sejarah
Menurut Para Ahli. (Online). http://kaiser-of-history.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-definisi-sejarah-menurut.html.
No comments:
Post a Comment