Thursday, February 13, 2020

PROFIL PROVINSI SULAWESI UTARA : POTENSI SDA DAN BUDAYA



POTENSI SDA DAN BUDAYA
PROVINSI SULAWESI UTARA


A.      Potensi Sumber Daya Alam
1.         Hutanan Sulawesi Utara
Luas Kawasan Hutan di Provinsi Sulawesi Utara saat ini berkisar 1.877.220 Ha. Menurut Tata Guna Hutan, Provinsi Sulawesi Utara terbagi atas fungsi sebagai Hutan Lindung, hutan Suaka Alam/Wisata, Hutan Produksi Tetap, Hutan Produksi Terbatas, Hutan Produksi dan Hutan Bakau.
Jenis kayu bervariasi dari kayu kelas satu sampai kelas empat. Adapun jenis kayu dimaksud adalah kayu besi, meranti, linggua, cempaka, nantu, gopasa, agatis dan kayu lokal lainnya. Disamping itu juga terdapat hasil hutan ikutan yang mempunyai nilai ekonomi dan nilai tambah seperti rotan, damar, kayu manis, ijuk, daun woka dan lainnya.
2.         Perikanan Sulawesi Utara
Perikanan laut Sulawesi Utara mempunyai potensi yang cukup tinggi terutama pada beberapa jenis ikan dan hasil laut lainnya yang dapat dikelola secara ekonomis untuk kebutuhan lokal maupun ekspor. Penangkapan ikan di laut telah mengarah pada penggunaan motorisasi walaupun sebagian besar nelayan masih menggunakan cara tradisional.
Jenis ikan yang terdapat di perairan Sulawesi Utara adalah ikan Tuna, Cakalang, Tongkol, Lolosi, Ekor Kuning, sedangkan ikan yang berkulit keras seperti Udang, Kepiting, Rajangan, dan berkulit lunak terdiri dari Cumi-Cumi, Kepiting, Penyu, dan Teripang Laut.
Hasil laut lainnya yang perkembangannya mempunyai masa depan yang cerah adalah Rumput Laut, Mutiara Laut dan Biota Laut lainnya yang pengusahaannya telah dibudidayakan secara profesional.
3.         Pertambangan Sulawesi Utara
Berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan, menunjukkan bahwa banyak terdapat singkapan-singkapan bahan galian yang berharga dengan deposit yang cukup besar antara lain:
a.         Tembaga terdapat di Kab. Bolaang Mongondow, Kab.Minahasa, dan Kab. Sangihe Talaud;
b.        Emas dan Perak terdapat di Kab. Sangihe Talaud, Kab. Minahasa, Kab. Minahasa Utara, Kab. Minahasa Selatan dan Kab. Bolaang Mongondow;
c.         Nikel dan Titanium terdapat di Kab. Sangihe Talaud;
d.        Besi terdapat di Kab. Minahasa;
e.         Mangan terdapat di Kab. Minahasa;
f.         Bahan Baku Semen terdapat di Kab. Bolaang Mongondow;
g.         Pasir Besi/ Hitam terdapat di Kab. Sangihe Talaud, Minahasa dan Gorontalo;
h.        Belerang terdapat di Kab. Minahasa dan Kab. Bolaang Mongondow. Bahan galian lain yang juga banyak diolah adalah Kaolin yang terdapat di Toraget Minahasa. Sedangkan bahan galian C seperti pasir, batu, krikil, trass dan lainnya hampir merata keberadaannya di seluruh Sulawesi Utara. Bahan tambang yang saat ini cukup memberikan kontribusi kepada daerah adalah tambang emas yang dikelola oleh perusahaan dan perorangan.

B.       Budaya Sulawesi Utara
1.         Suku Bangsa dan Bahasa
Mayoritas penduduk Sulawesi Utara adalah Suku Minahasa, Suku Bolaang Mongondow, Suku Sangihe, Suku Talaud, Suku Siau namun demikian, etnisitas di Sulawesi Utara lebih heterogen. Suku Minahasa dan Bolaang Mongondow menyebar hampir di seluruh wilayah Sulawesi Utara daratan. Suku Sangihe, Suku Talaud, Suku Siau mendiami di Kepulauan Sangihe Talaud, dan Pulau Lembeh, terutama di daerah pesisir utara, timur dan barat daratan Sulawesi utara.
Suku Bajo mendiami beberapa desa pinggir pantai Sulawesi Utara di bagian utara Kabupaten Minahasa Utara. Suku Bantik, konon adalah keturunan pengungsian dari Talaud, tersebar di Bolaang, dan Minahasa bagian Barat. Suku Wawontehu tinggal di sebagian wilayah Kecamatan Bunaken Kota Manado.
Selain penduduk asli, Sulawesi Utara juga merupakan tempat tinggal bagi para pendatang. Orang Tionghoa adalah minoritas yang cukup signifikan, dan mayoritas di beberapa tempat, diikuti dengan Gorontalo, Ternate; Suku Bali, Suku Jawa mereka umumnya tinggal di daerah transmigran Suku Bali juga tinggal di sejumlah kota.
Meskipun "Bahasa Indonesia" lisan sebagai Bahasa Nasional, dalam prakteknya orang suku-suku yang menghuni daerah ini masih mengenal dan mengidentikkan kelompok lokal dan sub kelompok, yang sebagian besar dibedakan oleh bahasa atau logat sesuai dengan latar belakang merekaKelompok Bahasa Bolaang MongondowKelompok Bahasa GorontaloKelompok Bahasa Sangihe TalaudKelompok Bahasa Minahasa
2.         Pakaian Adat Sulawesi Utara
a.        Pakaian Adat Pengantin Gorontalo.
Mukuta merupakan sebutan bagi baju pengantin pria. Terdiri dari setelan kemeja dan celana panjang. Sebagai pelengkap dikenakan beberapa aksesoris tambahan, seperti tudung Makuta sebagai penutup kepala, kalung bako, serta pasimeni. Sementara itu, Biliu merupakan busana pengantin untuk pengantin wanita. Busana ini terdiri dari baju kurung serta bawahan berwarna kuning. Untuk menambah kecantikan pengantin wanita, dikenakan pula aksesoris tambahan seperti tuhi-tuhi, buohu wulu wawu dehu, gelang pateda, baya lo boute sebagai ikat pinggang, dan hiasan lainnya.
b.        Pakaian Adat Sangihe Taulud
Busana adat bagi masyarakat suku Sangihe Taulud disebut Laku Tepu. Keunikan dari pakaian ini adalah bahannya yang terbuat dari serat kofo yang telah ditenun menggunakan kahuwang. Serat kofo berasal dari serat pohon pisang. Pada umumnya laku tepu berwarna terang dan mencolok seperti ungu, kuning, kuning tua, hijau, dan merah.
Busana laku tepu didesain mencapai tumit dengan lengan panjang. Agar semakin mencolok, ditambahkan beberapa aksesoris sebagai pelengkap. Diantaranya ialah Pa porong sebagai penutup kepala, kawihu sebagai rok berumbai, dan popehe.
c.         Pakaian Tradisional Minahasa Bajang
Kemajuan dari Suku Minahasa dibuktikan dengan kemampuan warganya, dalam memintal kapas untuk dijadikan kain. Dari kegiatan tersebut, warga Minahasa berhasil menenun dan membuat kain yang nyaman untuk digunakan sehari – hari. Hasil dari kain itulah, yang dinamakan dengan nama Bajang.
Ciri dari pakaian Minahasa Bajang adalah, sebuah busana dengan bawahan berupa sarung. Dilengkapi dengan dasi dan destar penutup kepala, yang berbentuk segitiga. Untuk kaum perempuan, maka lebih sering menggunakan kebaya dan kain bagian bawah berwana sama atau yapon. Kaum perempuan juga sering memberikan hiasan pada sanggul rambut, leher, llengan, hingga telinga.
3.         Rumah adat
1.        Rumah Adat Bolaang Mangondow
Nama rumah adat Bolaang Mangondow diambil dari salah satu daerah yang ada di provinsi Sulawesi Utara yang terkenal kaya akan adat dan budayanya. Rumah adat ini mempunyai beberapa ruang di dalamnya, yaitu ruang induk serta ruang tidur.
Pada ruang induk terdapat ruang depan dan ruang makan, sedangkan ruang tidur terletak di belakang rumah dan dapur.
Ciri khas rumah ini yaitu bagian atapnya yang melintang dengan bubungan yang sedikit curam.
2.        Rumah Adat Walewangko atau Pewaris
Pada mula nya Rumah adat ini dihuni oleh para pemimpin saja, namun sekarang masyarakat biasa juga berhak untuk menghuni rumah adat ini. Rumah adat ini bentuk nya sama dengan rumah adat lainnya yaitu panggung.
Ciri khas bentuk rumah ini layaknya panggung lengkap dengan balok kayu, dan dilengkapi 2 buah tangga di bagian depan di kanan dan kiri dari rumah.
4.         Alat Musik Tradisional
1.        Kolintang
Kolintang adalah salah satu alat musik yang biasa dikenal sebagai alat musik perkusi bernada dari kayu dan berasal dari daerah Minahasa Sulawesi Utara.
Kayu yang digunakan untuk membuat alat musik Kolintang adalah jenis kayu lokal yang ringat tatpi kuat
nama Kolintang sendiri berasal dari suaranya: tong (nada rendah), ting (nada tinggi), dan tang (nada sedang).
Kalau dalam bahasa daerah merupakan ajakan seperti “hayo kita lakukan TONG TONG TANG” yaitu: “Mangemo kumolintang”. ajakan demikian akhirnya diubah menjadi kolintang.
2.        Sasehang atau Sasesahang
Sasehang atau Sasesahang adalah alat musik tradisional yang tergolong sangat unik. Alat musik ini dibuat dari ruas bambu yang dipotong kemudian dibentuk hingga menyerupai paruh burung.
Cara memainkan alat musik ini yaitu dengan cara dipukul memakai tongkat yang telah dilapisi dengan karet, supaya suara yang dihasilkannya itu tidak terdengar kasar.
Irama atau suara yang dihasilkan dari alat musik ini tergantung dengan panjang pendeknya ujung pada ruas bambu tersebut.
3.        Salude
Salude adalah alat musik yang termasuk kedalam kelompok idio-kardofon, karena alat musik ini memang dapat dimainkan dengan dua cara, yaitu dipukul serta dipetik menggunakan pelepah pinang.
Salude adalah alat musik tradisional yang cukup unik karena terbuat dari sebuah ruas bambu yang cukup besar dan dilubangi pada salah satu sisinya yang berfungsi sebagai resonator. Terdapat dua buah dawai atau senar yang terbuat dari kulit ari.
5.         Senjata khas
a.        Pedang Bara Sangihe
Pedang Bara Sangihe dahulu dipakai oleh salah seorang pahlawan dari Sulawesi Utara yaitu Hengkang U Nang. Sejak kecik beliau sudah dikenal dengan keahliannya bergulat dan menggunakan pedang bara ini.
Pedang Bara Sangihe memiliki gagang dua cabang. Tidak hanya pada gagang, pada ujung pedang bara juga memiliki dua cabang yang diantara dua cabang ini ada gerigi-gerigi. Pedang Bara ini menjadi salah satu senjata tradisional kebanggaan masyarakat Sulawesi Utara dan menjadi salah satu kekayaan kebudayaan Indonesia.
b.        Peda
Senjata Sulawesi Utara peda ini sejenis parang yang sering digunakan masyarakat untuk melakukan berbagai keperluan, mulai dari bertani hingga menyadap enau. Senjata tradiisonal ini memiliki bentuk yang khas dengan ukuran panjangnya mencapai 50 cm. Pada bagian bilah peda terbuat dari bahan besi sedangkan bagian hulunya menggunakan kayu yang keras. Di bagian ujung peda, anda dapat melihat adanya 2 cabang.
6.         Makanan Khas
a.        Bubur Tinutuan
Tinutuan adalah sebutan untuk bubur Manado. Bubur ini adalah bubur yang kaya akan sayuran hijau, jika anda adalah seorang vegetarian anda pasti akan sangat menyenangi makanan yang satu ini.
Selain itu tinutuan ini adalah makanan yang sangat terkenal di Sulawesi Utara. Anda bisa mendapatkan makanan ini dengan mudah. Jika anda berkunjung ke Sulawesi Utara atau Manado anda wajib mencicipi makanan yang satu ini.
b.        Nasi Jaha
Nasi jaha adalah salah satu makanan khas Sulawesi Utara yang cukup unik. Makanan ini terbuat dari beras ketan. Yang membuat kuliner yangs atu menjadi unik adalah proses pembuatannya. Semua bahan dasar pembuat nasi jaha dimasukan kedalam sebuah batang bamboo.
Lalu batang bamboo tersebut dibakar yang sebelumnya telah dilapisi dengan daun pisang. Biasanya nasi jaha disajikan saat terdapat perayaan pengucapan syukur.

c.         Cakalang Fufu
Cakalang fufu adalah makanan tradisional khas Sulawesi Utara. Ikan cakalang yang sudah menjadi khas dari Suku Minahasa mempunyai banyak olahan namun yang paling terkenal adalah cakalang fufu.
Cakalang fufu adalah ikan cakalang yang dijepit dengan menggunakan batang bamboo lalu diberi bumbu dan dimasak dengan cara diasapi
d.        Sate Kolombi
Sate Kolombi adalah makanan khas dari Sulawesi Utara. Sate ini mungkin hanya dapat anda temukan di Sulawesi Utara. Daging kolombi dimasak seperti biasa layaknya sate namun sate kolombi dimasak menggunakan cita rasa pedas yang lebih dari pada sate biasa.

Artikel Terkait :
 

No comments:

Post a Comment