POTENSI
SDA DAN BUDAYA
PROVINSI
NUSA TENGGARA TIMUR
A.
Potensi
Sumber Daya Alam
1.
Kehutanan
Luas
hutan adalah 1.808.990 hektar atau setara 30,34% luas daratan merupakan dampak
deforestasi dimana eksploitasi hasil hutan dalam bentuk kayu berpacu terlalu
cepat dibandingkan upaya-upaya reboisasi dan rehabilitasi hutan. Ekploitasi
hasil hutan kayu, arang dan pohon mencapai 86.620,77 meter kubik, hasil hutan
non kayu, kulit dan daun mencapai 29.777.185 ton, dan hasil perburuan (madu)
23.604 liter.
2.
Potensi
Laut
Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki laut
yang luasnya mencapai 200.000 km2 atau kurang lebih
empat kali luas daratan yang hanya mencapai sekitar 47.000 Km2. Potensi sumber
daya perikanan dan kelautan ini dipandang sebagai suatu kekuatan ekonomi
sehingga menjadi prioritas dalam kebijakan pembangunan daerah lima tahun
mendatang.
NTT
memiliki potensi sumberdaya ikan yang sangat beragam jenisnya. Pemanfaatan
sumberdaya ikan melalui kegiatan penangkapan ikan. Diketahui potensi lestari
(Maximum Sustainable Yield/MSY) sebesar 388,7 ton/tahun
(Widodo, dkk, 2001dalam DKP, 2009) dengan Jumlah tangkapan Yang
Diperbolehkan (JTB) sebesar 292.800 tontahun. komoditas unggulan yang
dimiliki terdiri atas ikan pelagis baik pelagis besar maupun pelagis kecil
seperti tuna, cakalang, tenggiri, layang, selar, dan kembung, sedangkan ikan
demersal seperti kerapu, ekor kuning, kakap, bambangan, dan lain-lain, serta
(3) komoditi non ikan seperti lobster, cumi-cumi, kerang darah, dan
lain-lain
B.
Potensi
Sosial Budaya/Adat Istiadat
1.
Bahasa
Povinsi
Nusa Tenggara Timur kaya akan bahasa, jumlah bahasa yang dimiliki cukup banyak
dan tersebar pada pulau-pulau di Nusa Tenggara
Timur seperti di bawah ini:
a.
Bahasa Kupang, Melayu Kupang, Dawan Amarasi, Helong
Rote, Sabu, Tetun, Bural digunakan oleh masyarakat Timor, Rote, Sabu, dan
pulau-pulau kecil di sekitarnya.
b.
Bahasa Tewo kedebang, Blagar, Lamuan Abui,
Adeng, Katola, Taangla, Pui, Kolana, Kui, Pura Kang Samila, Kule, Aluru, Kayu
Kaileso digunakan oleh masyarakat Alor dan pulau-pulau disekitarnya.
c.
Bahasa melayu, Laratuka, Lamaholot, Kedang,
Krawe, Palue, Sikka, lio, Lio Ende, Naga Keo, Ngada, Ramba, Ruteng, Manggarai,
bajo, Komodo digunakan oleh masyarakat Flores dan pulau-pulau disekitarnya.
d.
Bahasa Kambera, Wewewa, Anakalang, Lamboya,
Mamboro, Wanokaka, Loli, Kodi digunkan oleh masyarakat Sumba dan pualu-ulau
kecil disekitarnya.
2.
Rumah
Adat
a.
Mbaru Niang
Mbaru Niang adalah
rumah adat yang memiliki 5 tingkat yang ada di Desa Wae Rebo, Kabupaten
Manggarai, NTT. Keunikan rumah adat ini karena bentuknya yang tak biasa, yaitu
mengerucut di bagian atap hingga hampir menyentuh tanah. Biasanya, atap Mbaru
Niang terbuat dari daun lontar yang sudah kering. Tingkat satu merupakan
tingkat yang langsung kita temui didalam rumah atau biasa disebut dengan nama
lutur atau tenda. Tingkat satu biasa digunakan sebagai tempat tinggal. Naik ke
lantai dua adalah ruangan untuk menyimpan bahan makanan dan barang. Lantai ini
biasa disebut dengan nama lobo.
b.
Sao Ria Tenda Bewa Moni
Selain Wae Rebo, Nusa
Tenggara Timur masih memiliki rumah adat lain yang tak kalah unik, Sao Ria
Tenda Bewa Moni Koanara namanya. Rumah ini cukup unik karena memiliki atap
ilalang kering dan hampir mencapai tanah.
Rumah Adat Sao Ria
Tenda Bewa Moni Koanara terdapat di Desa Koanara, Kelimutu, NTT. Rumah adat ini
cukup unik dan menarik perhatian karena atapnya yang khas. Atap rumah adat ini
terbuat dari ilalang dan mencapai tanah.
3.
Pakaian
Adat Nusa Tenggara Timur
Pakaian adat yang
dipakai kaum pria di NTT berupa topi dengan bentuk yang khas, baju jas tutup,
selempang kain tenun dan bersarung kain tenun. Sebilah golok terselip didepan
perut. Perhiasan yang dipakai berupa kalung dan pending.
Sedangkan wanitanya
memakai hiasan kepala berbentuk bulan sabit, kain tenun yang menyelempang di
bahu dan kain tenun yang menutup bagian dada hingga kaki.perhiasan yang dipakai
adalah subang, kalung, pending, dan gelang tangan. Pakaian ini berdasarkan
pakaian adat Rote.
4.
Senjata
Tradisional
a.
Sundu
Senjata yang umumnya
dipakai oleh penduduk NTT adalah Sundu atau Sudu, semacam keris. Penduduk
menganggapnya sebagai senjata tikam yang keramat. Senjata lainnya adalah Saweo,
Pisau, Kampak, Parang, dan Senapan Tumbuk.
b.
Kabeala (Parang Pinggang)
Senjata sejenis parang berasal dari pulau Sumba dengan
variasi ukuran panjang 48, 50,5; 53 dan
58,5 Cm. Parang yang selalu di pinggang pria dewasa menjadi pemandangan luas di
Sumba, mulai dari pedesaan hingga kota. Membawa parang belum tentu berhubungan
dengan kebutuhan kerja.fungsi parang bisa diketahui melalui gagangnyaKalau
gagangnya dari kayu, hampir dipastikan sebagai parang kerja. Jika parangnya
bergagang tanduk hewan, apalagi dari gading, dipastikan sebagai aksesori atau
pelengkap busana adat pria Sumba.
5.
Tari
tarian Daerah Nusa Tenggara Timur
a.
Tari kataga
Tari kataga adalah
tarian khas NTT yang merupakan jenis tarian perang Sumba Barat, NTT. Tarian
umumnya dipertunjukan oleh penari pria memakai kostum adat lengkap dengan
senjata seperti perisai dan pedang. Tarian ini memiliki nilai filosofi, seni
dan juga historis.
Tarian dari NTT ini
umumnya dilakukan 8 orang atau lebih penari pria dengan menggunakan pakaian
adat khas Sumba yang terbagi menjadi 2 kelompok untuk menggambarkan 2 kubu yang
saling berperang dengan iringan musik cepat sehingga penari akan menari sambil
mengeluarkan suara khas.
b.
Tari lego lego
Tari lego lego berasal dari Pulau Alor yang sudah
diwariskan secara turun temurun dan masih ada hingga sekarang. Tarian
dipertunjukan ketika upacara adat atau sesudah
kegiatan bersama sebagai bentuk ucapan rasa syukur dan juga rasa gembira.
Ungkapan syukur tersebut akan terlihat dalam gerakan mengelilingi Mesbah sambil
bergandengan dan menyanyikan lagu pujian pada Tuhan. Mesbah merupakan sebuah
benda sakral untuk masyarakat Pulau Alor.
6.
Alat
musik Tradisional
a.
Edang
/ Ti / Harabili
Edang / Ti / Harabili adalah alat musik jenis harpa mulut,
terbuat dari belahan bambu yang tipis, alat musik ini terbuat dari kayu, dengan
ukuran panjang 20,5 cm dan lebar 2 cm. . Bagian tengah belahan terdapat lidah
sebagai sumber bunyi. Pangkal lidah dipasang tali yang berfungsi untuk
menggetarkan bagian lidah apabila ditarik ke arah kanan. Edang biasa dimainkan
oleh para petani saat waktu senggang ketika di sawah.
b.
Foy
Doa
Foy Doa ini merupakan alat musik jenis tiup seperti
seruling. Alat musik ini juga dibuat dari bambu dengan beberapa lubang di
bagian atasnya. Bedanya dengan seruling biasa adalah Foy Doa dianggap seruling
ganda karena terdiri dari dua seruling atau lebih yang diikat sejajar menjadi
satu.
Dahulu alat musik ini merupakan alat musik sindiran yang
biasa dimainkan pada pagi hari. Tujuannya, untuk membangunkan makhluk hidup
dari tidur. Ketika salah satu rumah membunyikan foi doa, maka akan menyindir
rumah-rumah lain, yang penghuninya masih terlelap. Sindiran tersebut bermaksud
baik, untuk berlomba bangun di pagi hari.
Sindiran atau dalam bahasa Bajawa menyebut papa neke berupa
lagu yang dialunkan melalui bunyi foi doa, sesuai selera. Yang paling penting
foi doa dibunyikan.
7.
Makanan
Khas
a.
Jagung Bose
Jagung Bose NTT
adalahn makanan pokok masyarakat pulau Timor NTT sebagai pengganti nasi. Karena
makanan pokok, sangat mudah menemukan masakan ini di rumah-rumah warga.
Bose artinya dilunakkan,
maka jagung bose adalah jagung yang dilunakkan.
Jagung yang digunakan
adalah jagung putih, yang dimasak dengan dicampur kacang merah dan direbus
dengan santan sampai jadi bubur.
Pada saat disajikan,
biasanya jagung bose dipadukan dengan lauk seperti tuna goreng, tahu bumbu,
tumis paria, atau sambal lu’at.
b. Manggulu
Manggulu adalah
makanan rasanya manis dan bentuknya mirip dodol. Makanan ini berasal dari Sumba
Timur. Bahan dasar pembuatannya adalah buah pisang yang dikeringkan bersama
kacang tanah. Manggulu dibungkus menggunakan daun pisang kering. Masyarakat
setempat percaya daun pisang kering tersebut memiliki nilai pengawet.
Jaman dulu manggulu
adalah makanan favoritnya para prajurit Belanda. Karena bentuknya yang kecil
dan rasanya yang manis, para prajurit tersebut selalu membawa makanan ini
kemana-mana untuk penahan rasa lapar.
Artikel Terkait :
No comments:
Post a Comment