POTENSI SDA DAN BUDAYA
PROVINSI SULAWESI UTARA
A.
Potensi
Sumber Daya Alam
1.
Hutanan
Sulawesi Utara
Luas Kawasan Hutan di Provinsi Sulawesi Utara saat
ini berkisar 1.877.220 Ha. Menurut Tata Guna Hutan, Provinsi Sulawesi Utara
terbagi atas fungsi sebagai Hutan Lindung, hutan Suaka Alam/Wisata, Hutan
Produksi Tetap, Hutan Produksi Terbatas, Hutan Produksi dan Hutan Bakau.
Jenis kayu bervariasi dari kayu kelas satu sampai
kelas empat. Adapun jenis kayu dimaksud adalah kayu besi, meranti, linggua,
cempaka, nantu, gopasa, agatis dan kayu lokal lainnya. Disamping itu juga
terdapat hasil hutan ikutan yang mempunyai nilai ekonomi dan nilai tambah
seperti rotan, damar, kayu manis, ijuk, daun woka dan lainnya.
2.
Perikanan Sulawesi Utara
Perikanan laut Sulawesi
Utara mempunyai potensi yang cukup tinggi terutama pada beberapa jenis ikan dan
hasil laut lainnya yang dapat dikelola secara ekonomis untuk kebutuhan lokal
maupun ekspor. Penangkapan ikan di laut telah mengarah pada penggunaan
motorisasi walaupun sebagian besar nelayan masih menggunakan cara tradisional.
Jenis ikan yang terdapat di perairan Sulawesi Utara
adalah ikan Tuna, Cakalang, Tongkol, Lolosi, Ekor Kuning, sedangkan ikan yang berkulit
keras seperti Udang, Kepiting, Rajangan, dan berkulit
lunak terdiri dari Cumi-Cumi, Kepiting, Penyu, dan Teripang Laut.
Hasil laut lainnya yang
perkembangannya mempunyai masa depan yang cerah adalah Rumput Laut, Mutiara
Laut dan Biota Laut lainnya yang pengusahaannya telah dibudidayakan secara
profesional.
3.
Pertambangan
Sulawesi Utara
Berdasarkan hasil survei yang
dilaksanakan, menunjukkan bahwa banyak terdapat singkapan-singkapan bahan
galian yang berharga dengan deposit yang cukup besar antara lain:
a.
Tembaga terdapat di Kab. Bolaang Mongondow,
Kab.Minahasa, dan Kab. Sangihe Talaud;
b.
Emas dan Perak terdapat di Kab. Sangihe
Talaud, Kab. Minahasa, Kab. Minahasa Utara, Kab. Minahasa Selatan dan Kab.
Bolaang Mongondow;
c.
Nikel dan Titanium terdapat di Kab. Sangihe
Talaud;
d.
Besi terdapat di Kab. Minahasa;
e.
Mangan terdapat di Kab. Minahasa;
f.
Bahan Baku Semen terdapat di Kab. Bolaang
Mongondow;
g.
Pasir Besi/ Hitam terdapat di Kab. Sangihe
Talaud, Minahasa dan Gorontalo;
h.
Belerang terdapat di Kab. Minahasa dan Kab.
Bolaang Mongondow. Bahan galian lain yang juga banyak diolah adalah Kaolin yang
terdapat di Toraget Minahasa. Sedangkan bahan galian C seperti pasir, batu,
krikil, trass dan lainnya hampir merata keberadaannya di seluruh Sulawesi
Utara. Bahan tambang yang saat ini cukup memberikan kontribusi kepada daerah
adalah tambang emas yang dikelola oleh perusahaan dan perorangan.
B.
Budaya
Sulawesi Utara
1.
Suku
Bangsa dan Bahasa
Mayoritas penduduk
Sulawesi Utara adalah Suku Minahasa, Suku Bolaang Mongondow, Suku Sangihe, Suku Talaud, Suku Siau
namun demikian, etnisitas di Sulawesi Utara lebih heterogen. Suku Minahasa dan Bolaang Mongondow
menyebar hampir di seluruh wilayah Sulawesi Utara daratan. Suku Sangihe, Suku Talaud, Suku Siau
mendiami di Kepulauan Sangihe Talaud,
dan Pulau Lembeh, terutama di daerah pesisir utara, timur dan
barat daratan Sulawesi utara.
Suku Bajo
mendiami beberapa desa pinggir pantai Sulawesi Utara di bagian utara Kabupaten Minahasa Utara. Suku Bantik,
konon adalah keturunan pengungsian dari Talaud, tersebar di Bolaang, dan
Minahasa bagian Barat. Suku Wawontehu
tinggal di sebagian wilayah Kecamatan Bunaken
Kota Manado.
Selain penduduk asli,
Sulawesi Utara juga merupakan tempat tinggal bagi para pendatang. Orang Tionghoa adalah minoritas yang cukup signifikan, dan
mayoritas di beberapa tempat, diikuti dengan Gorontalo, Ternate; Suku Bali, Suku Jawa
mereka umumnya tinggal di daerah transmigran Suku Bali
juga tinggal di sejumlah kota.
Meskipun "Bahasa
Indonesia" lisan sebagai Bahasa Nasional, dalam prakteknya orang suku-suku
yang menghuni daerah ini masih mengenal dan mengidentikkan kelompok lokal dan
sub kelompok, yang sebagian besar dibedakan oleh bahasa atau logat sesuai
dengan latar belakang merekaKelompok Bahasa Bolaang MongondowKelompok Bahasa
GorontaloKelompok Bahasa Sangihe TalaudKelompok Bahasa Minahasa
2.
Pakaian
Adat Sulawesi Utara
a.
Pakaian
Adat Pengantin Gorontalo.
Mukuta
merupakan sebutan bagi baju pengantin pria. Terdiri dari setelan kemeja dan
celana panjang. Sebagai pelengkap dikenakan beberapa aksesoris tambahan,
seperti tudung Makuta sebagai penutup kepala, kalung bako, serta pasimeni.
Sementara itu, Biliu merupakan busana pengantin untuk pengantin wanita. Busana
ini terdiri dari baju kurung serta bawahan berwarna kuning. Untuk menambah
kecantikan pengantin wanita, dikenakan pula aksesoris tambahan seperti
tuhi-tuhi, buohu wulu wawu dehu, gelang pateda, baya lo boute sebagai ikat
pinggang, dan hiasan lainnya.
b.
Pakaian
Adat Sangihe Taulud
Busana
adat bagi masyarakat suku Sangihe Taulud disebut Laku Tepu. Keunikan dari
pakaian ini adalah bahannya yang terbuat dari serat kofo yang telah ditenun
menggunakan kahuwang. Serat kofo berasal dari serat pohon pisang. Pada umumnya
laku tepu berwarna terang dan mencolok seperti ungu, kuning, kuning tua, hijau,
dan merah.
Busana
laku tepu didesain mencapai tumit dengan lengan panjang. Agar semakin mencolok,
ditambahkan beberapa aksesoris sebagai pelengkap. Diantaranya ialah Pa porong
sebagai penutup kepala, kawihu sebagai rok berumbai, dan popehe.
c.
Pakaian
Tradisional Minahasa Bajang
Kemajuan
dari Suku Minahasa dibuktikan dengan kemampuan warganya, dalam memintal kapas
untuk dijadikan kain. Dari kegiatan tersebut, warga Minahasa berhasil menenun
dan membuat kain yang nyaman untuk digunakan sehari – hari. Hasil dari kain
itulah, yang dinamakan dengan nama Bajang.
Ciri
dari pakaian Minahasa Bajang adalah, sebuah busana dengan bawahan berupa
sarung. Dilengkapi dengan dasi dan destar penutup kepala, yang berbentuk
segitiga. Untuk kaum perempuan, maka lebih sering menggunakan kebaya dan kain
bagian bawah berwana sama atau yapon. Kaum perempuan juga sering memberikan
hiasan pada sanggul rambut, leher, llengan, hingga telinga.
3.
Rumah
adat
1.
Rumah
Adat Bolaang Mangondow
Nama
rumah adat Bolaang Mangondow diambil dari salah satu daerah yang ada di provinsi
Sulawesi Utara yang terkenal kaya akan adat dan budayanya. Rumah adat ini
mempunyai beberapa ruang di dalamnya, yaitu ruang induk serta ruang tidur.
Pada
ruang induk terdapat ruang depan dan ruang makan, sedangkan ruang tidur
terletak di belakang rumah dan dapur.
Ciri
khas rumah ini yaitu bagian atapnya yang melintang dengan bubungan yang sedikit
curam.
2.
Rumah
Adat Walewangko atau Pewaris
Pada
mula nya Rumah adat ini dihuni oleh para pemimpin saja, namun sekarang
masyarakat biasa juga berhak untuk menghuni rumah adat ini. Rumah adat ini
bentuk nya sama dengan rumah adat lainnya yaitu panggung.
Ciri
khas bentuk rumah ini layaknya panggung lengkap dengan balok kayu, dan
dilengkapi 2 buah tangga di bagian depan di kanan dan kiri dari rumah.
4.
Alat Musik
Tradisional
1.
Kolintang
Kolintang
adalah salah satu alat musik yang biasa dikenal sebagai alat musik perkusi
bernada dari kayu dan berasal dari daerah Minahasa Sulawesi Utara.
Kayu
yang digunakan untuk membuat alat musik Kolintang adalah jenis kayu lokal yang
ringat tatpi kuat
nama
Kolintang sendiri berasal dari suaranya: tong (nada rendah), ting (nada
tinggi), dan tang (nada sedang).
Kalau
dalam bahasa daerah merupakan ajakan seperti “hayo kita lakukan TONG TONG TANG”
yaitu: “Mangemo
kumolintang”. ajakan demikian akhirnya diubah menjadi kolintang.
2.
Sasehang atau Sasesahang
Sasehang atau Sasesahang adalah alat
musik tradisional yang tergolong sangat unik. Alat musik ini dibuat dari
ruas bambu yang dipotong kemudian dibentuk hingga menyerupai paruh burung.
Cara
memainkan alat musik ini yaitu dengan cara dipukul memakai tongkat yang telah
dilapisi dengan karet, supaya suara yang dihasilkannya itu tidak terdengar
kasar.
Irama
atau suara yang dihasilkan dari alat musik ini tergantung dengan panjang
pendeknya ujung pada ruas
bambu tersebut.
3.
Salude
Salude adalah alat musik yang termasuk
kedalam kelompok idio-kardofon, karena alat musik ini memang dapat
dimainkan dengan dua cara, yaitu dipukul serta dipetik menggunakan pelepah
pinang.
Salude
adalah alat musik tradisional yang cukup unik karena terbuat dari sebuah ruas
bambu yang cukup besar dan dilubangi pada salah satu sisinya yang berfungsi
sebagai resonator. Terdapat dua buah dawai atau senar yang terbuat dari kulit ari.
5.
Senjata
khas
a.
Pedang Bara Sangihe
Pedang Bara Sangihe dahulu
dipakai oleh salah seorang pahlawan dari Sulawesi Utara yaitu Hengkang U Nang.
Sejak kecik beliau sudah dikenal dengan keahliannya bergulat dan menggunakan
pedang bara ini.
Pedang Bara Sangihe
memiliki gagang dua cabang. Tidak hanya pada gagang, pada ujung pedang bara
juga memiliki dua cabang yang diantara dua cabang ini ada gerigi-gerigi. Pedang
Bara ini menjadi salah satu senjata tradisional kebanggaan masyarakat Sulawesi
Utara dan menjadi salah satu kekayaan kebudayaan Indonesia.
b.
Peda
Senjata Sulawesi Utara peda ini sejenis parang yang sering
digunakan masyarakat untuk melakukan berbagai
keperluan, mulai dari bertani hingga menyadap enau. Senjata tradiisonal ini
memiliki bentuk yang khas dengan ukuran panjangnya mencapai 50 cm. Pada bagian
bilah peda terbuat dari bahan besi sedangkan bagian hulunya menggunakan kayu
yang keras. Di bagian ujung peda, anda dapat melihat adanya 2 cabang.
6.
Makanan
Khas
a.
Bubur Tinutuan
Tinutuan adalah
sebutan untuk bubur Manado. Bubur ini adalah bubur yang kaya akan sayuran
hijau, jika anda adalah seorang vegetarian anda pasti akan sangat menyenangi
makanan yang satu ini.
Selain itu tinutuan
ini adalah makanan yang sangat terkenal di Sulawesi Utara. Anda bisa
mendapatkan makanan ini dengan mudah. Jika anda berkunjung ke Sulawesi Utara
atau Manado anda wajib mencicipi makanan yang satu ini.
b.
Nasi Jaha
Nasi jaha adalah
salah satu makanan khas Sulawesi Utara yang cukup unik. Makanan
ini terbuat dari beras ketan. Yang membuat kuliner yangs atu menjadi unik
adalah proses pembuatannya. Semua bahan dasar pembuat nasi jaha dimasukan
kedalam sebuah batang bamboo.
Lalu batang bamboo
tersebut dibakar yang sebelumnya telah dilapisi dengan daun pisang. Biasanya
nasi jaha disajikan saat terdapat perayaan pengucapan syukur.
c.
Cakalang Fufu
Cakalang fufu adalah
makanan tradisional khas Sulawesi Utara. Ikan cakalang yang sudah menjadi khas
dari Suku Minahasa mempunyai banyak olahan namun yang paling terkenal adalah
cakalang fufu.
Cakalang fufu adalah
ikan cakalang yang dijepit dengan menggunakan batang bamboo lalu diberi bumbu
dan dimasak dengan cara diasapi
d.
Sate Kolombi
Sate Kolombi adalah
makanan khas dari Sulawesi Utara. Sate ini mungkin hanya dapat anda temukan di
Sulawesi Utara. Daging kolombi dimasak seperti biasa layaknya sate namun sate
kolombi dimasak menggunakan cita rasa pedas yang lebih dari pada sate biasa.