DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Rumusan
Masalah
C.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Historiografi
B. Jenis-jenis Historiografi
1.
Historiografi Tradisional
2.
Histirografi Kolonial
3.
Historiografi Modern
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penulisan
sejarah atau historiografi merupakan suatu proses pengisahan atas
peristiwa-peristiwa penting umat manusia yang terjadi di masa lampau. Penulisan
sejarah sendiri adalah sebagai suatu
kenyataan subjektif, karena setiap generasi dapat mengarahkan sudut pandang
masa lalu yang telah terjadi berdasarkan interpretasi yang erat kaitannya
dengan sikap hidup, pendekatan, atau orientasinya. Pengisahan
peristiwa-peristiwa masa lampau sendiri kerap terjadi perbedaan pandangan, yang
pada dasarnya bersifat objektif dan absolut, pada gilirannya akan berubah
menjadi relatif.
Mempelajari
historigrafi pada hakekatnya memahami “sejarahnya penulisan sejarah” sebab
didalamnya terdapat perkembangan penulisan sejarah, pengaruh persamaan
lingkungan kebudayaan pada setiap penulisan sejarah serta penggunaan teori dan metodologi
sejarah dalam mengungkap dan menyajikan materi penulisan
sejarah. Historigrafi merupakan representasi dan kesadaran
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Historiografi?
2.
Apa saja jenis Historiografi?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk mengetahui :
1.
Apa pengertian Historiografi?
2.
Apa saja jenis Historiografi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Historiografi
Secara
harfiah “historiografi” berarti
pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi pada waktu
yang lalu yang disebut sejarah. Rekonstruksi rekaman dan peninggalan masa
lampau secara kritis dan imajinatif berdasarkan bukti-bukti atau data-data yang
diperoleh melalui proses itu disebut historiografi.
Adapun yang dimaksud historiografi ialah usaha untuk mensitensiskan
data-data dan fakta-fakta sejarah menjadi suatu kisah yang jelas dalam bentuk
lisan maupun tulisan dalam buku atau artikel maupun perkuliahan sejarah
(Gottschalk, 1975:32-33).
Perlu
diketahui pula bahwa istilah historiografi
kadang-kadang dipergunakan dalam arti pengkajian secara kritis buku sejarah
yang telah ditulis, baik yang bersifat tradisional maupun modern. Dalam historiografi para sejarawan berusaha
untuk merekonstruksi sebanyak-banyaknya dari masa lampau manusia. Tetapi
didalam daya upaya terbatas itu sekalipun, sejarawan mengalami
kesulitan-kesulitan. Jarang sekali ia dapat mengkisahkan sebagian sekalipun
dari pada masa lampau “sebagaimana yang sungguh-sungguh terjadi”, seperti yang
dianjurkan oleh sejarawan besar Jerman, Leopold Von Ranke, karena disamping
tidak lengkapnya rekaman-rekaman, ia berhadapan dengan terbatasnya imajinasi
dan bahasa manusia untuk menciptakan “sesungguhnya” seperti itu. Tetapi, jika
kita meminjam ungkapan dari bidang geometri ia dapat berusaha untuk mendekati
masa lampau yang sesungguhnya “sebagai limit”. Karena masa lampau yang
digambarkan sebagai sesuatu yang “sungguh-sungguh terjadi” jelas memberikan
limit terhadap jenis rekaman dan imajinasi yang dapat dipergunakannya. Ia harus
pasti bahwa rekaman-rekamnnya sungguh-sungguh berasal dari masa lampau dan
memang benar-benar apa yang nampaknya demikian, dan bahwa imajinasinya
ditujukan terhadap re-kreasi dan
bukan ditujukan terhadap kreasi. Limit-limit itulah yang memperbedakan sejarah
dari fiksi, puisi, drama, dan fantasi.
B. Jenis-jenis Historiografi
1.
Historiografi Tradisional
Historiografi
tradisional adalah karya tulis sejarah yang dibuat oleh para pujangga dari
suatu kerajaan, baik itu kerajaan yang bernafaskan Hindu/Budha maupun
kerajaan/kesultanan yang bernafaskan Islam tempo dulu yang pernah berdiri di
Nusantara Indonesia. Seperti kita ketahui di Nusantara Indonesia, bahwa sejak
awal bangsa Indonesia memasuki zaman sejarah, diiringi pula dengan berdirinya
kerajaan-kerajaan terutama yang dominan dipengaruhi oleh budaya Hindu dan
Budha.
Ciri-Ciri
Historiografi Tradisional
a.
Regio sentris, artinya segala
sesuatu dipusatkan pada raja atau
keluarga raja (keluarga istana).
b.
Bersifat
feodalistis-aristokratis, artinya yang dibicarakan hanyalah kehidupan kaum
bangsawan feodal, tidak ada sifat kerakyatannya dan tidak memuat riwayat
kehidupan rakyat, tidak membicarakan segi-segisosial dan ekonomi dari kehidupan
rakyat.
c.
Regio magis, artinya
dihubungkan dengan kepercayaan dan hal-hal yang gaib.
d.
Tidak begitu membedakan
hal-hal yang khayal dan hal-hal yang nyata.
e.
Bersifat
regio-sentris/etnosentrisme (kedaerahan), maka historiografi tradisional banyak
dipengaruhi daerah, misalnya oleh cerita-cerita gaib atau cerita-cerita dewa di
daerah tersebut.
f.
Raja atau pemimpin dianggap
mempunyai kekuatan gaib dan kharisma.
g.
Sebagai ekspedisi budaya
maksudnya sebagaisarana legitimasi tentang jati dirinya dan asal-usulnya yang
dapat menerangkan keberadaannya dan memperkokoh nilai-nilai budaya yang dianut.
h.
Oral tradition Historiografi
jenis ini di sampaikan secara lisan, maka tidak dijamin keutuhan
redaksionalnya.
i.
Anakronistik Dalam
menempatkan waktu sering terjadi kesalahan-kesalahan, pernyataan waktu dengan
fakta sejarah termasuk di dalamnyapenggunaan kosa kata penggunaan kata nama
dll. Pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Budha penulisan sejarahnyacontohnya
seperti Kitab Mahabrata dan Ramayana. Sedangkan pada masakerajaan-kerajaan
Islam sudah dihasilkan karya
sendiri, bahkan sudahmenerapkan sistem kronologi dalam penjelasan peristiwa
sejarahnya.
Tujuan dari Historiografi
Tradisional adalah:
a.
Untuk menunjukkan
kesinambungan yang kronologis
b.
Untuk meningkatkan
solidaritas dan integrasi di bawah kekuasaan pusat
c.
Untuk membuat simbol
identitas baruUntuk menghormati dan meninggikan kedudukan raja, dan nama raja,
serta wibawa raja.
2.
Histirografi Kolonial
Histirografi
Kolonial adalah penulisan sejarah Indonesia yang ditulis untuk kepentingan dan
dengan cara pandangan kolonial Belanda atau bersifat Eropasentris atau
Nearlandosentris. Peristiwa yang terjadi di Indonesia pada masa pemerintahan
Belanda di tulis berdasarkan kepentingan Belanda. Historiografi kolonial berisi
kisah-kisah orang-orang Belanda di tanah jajahan (Indonesia) dan orang-orang
pribumi yang memiliki peran dan mendukung kepentingan pemerintahan kolonial. Orang-orang
pribumi yang tidak memiliki dan menentang kepentingan pemerintah kolonial tidak
masuk dalam sejarah kolonial.
Ciri-ciri Histirografi Kolonial
diantaranya:
a.
Penulisan sejarahnya biasanya
berisi tentang kisah perjalanan atau petualangan untuk menemukan daerah-daerah
baru untuk dijadikan koloninya (dijajah),
b.
Tulisan mereka lebih
merupakan sarana propaganda untuk kepentingan mereka (Belanda) dan sekaligus
untuk mengendurkan semangat perlawanan bangsa Indonesia,
c.
Bersifat Belanda sentris
kepentingan kolonial sangat mewarnai interpretasi mereka terhadap suatu
peristiwa sejarah yang terjadi. Tujuan Historiografi Kolonial adalah
semata-mata untuk memperkokok kekuasaan mereka di Indonesia ataupun di temapat
jajahan mereka.
Ciri-ciri lain historiografi
kolonial :
a.
Bersifat diskriminatif;
b.
Menggunakan sumber-sumber
belanda;
c.
Berisi sejarah orang besar
dan sejarah politik;
d.
Merupakan sejarah orang
Belanda di tanah jajahan (Indonesia);
e.
Menganggap bahwa Indonesia
belum memiliki sejarah sebelum kedatangan orang-orang belanda.
3.
Historiografi Modern
Historiografi
modern adalah penulisan sejarah Indonesia yang bersifat kritis atau memenuhi kaidah-kaidah
ilmiah. Banyak tulisan yang salah interpretasi dengan mendefinisikan
historiografi modern sebagai penulisan sejarah Indonesia setelah Indonesia
merdeka. Padahal, sebelum Indonesia merdekapun, kita memiliki karya sejarah
yang sengat tepat yaitu historiografi modern. Contohnya Cristiche Beschouwing
van de Sadjarah Banten (Tinjauan Kritis tentang Sejarah Banten) yang merupakan
karya dari Dr. Hoesein Djajadiningrat (1886-1960).
Historiografi
Indonesia Modern dapat diartikan sebagai penulisan sejarah Indonesia yang lebih
modern dari pada historiografi Indonesia yang terdahulu yaitu historiografi
tradisional, historiografi masa kolonial atau masa reformasi. Tumbuhnya
historiografi Indonesia modern merupakan suatu tuntutan akan ketepatan teknik
dalam usaha untuk mendapatkan fakta sejarah secermat mungkin dan mengadakan
rekonstruksi sebaik mungkin serta menerangkannya setepat mungkin. Historiografi
modern merupakan cara menulis, pemaparan, atau pelaporan hasil penelitian
sejarah yang telah dilakukan dan dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah.
Secara umum
ciri-ciri historiografi modern, yaitu:
a.
Menggunakan metode yang kritis
Penulisan
sejarah dengan cara yang konvensional (yang hanya mengandalkan naskah sebagai
sumber sejarah) yang bersifat naratif, deskriptif, kedaerahan, serta tema-tema
politik dan penguasa diganti dengan cara penulisan sejarah yang kritis
(struktur analitis).
b.
Penghalusan teknik penelitian
Dalam
teknik penelitian sejarah menggunakan metode yang tepat yaitu:
-
Memilih topik penulisan yang
tepat/sesuai
-
Mencari dan memilih
bukti-bukti sejarah yang sesuai dengan topik
-
Membuat berbagai catatan
penting (teknik membuat catatan)
-
Mengevaluasi secara kritis
semua bukti yang ada
-
Menyusun hasil-hasil
penelitian dalam suatu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya
-
Menyajikan dalam suatu cara
yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikan kepada para pembaca
-
Dalam teknik penelitian
menggunkan teknik studi kepustakaan yaitu dengan melalaui kajian terhadap
sumber-sumber tertulis
-
Wawancara melalui oral
history
-
Observasi dilakukan melalui
penelitian di lapangan
-
Ekskavasi dilakukan melalui
penggalian terhadap peninggalan sejarah.
c.
Memakai ilmu-ilmu bantu baru
yang bermunculan
Secara
bertahap berbagai ilmu bantu baru dalam pengerjaan sejarah berkembang mulai
dari:
-
Penguasaan bahasa
-
Epigrafi (membaca tulisan
kuno)
-
Numismatik (mempelajari mata
uang kuno)
-
Arkeologi yang mempelajari
permasalahan arsip-arsip.
BAB
III
KESIMPULAN
Penulisan
sejarah ditujukan untuk menceritakan kembali peristiwa yang telah terjadi di
masa lampau berdasarkan fakta-fakta sejarah yang telah diperoleh dari berbagai
sumber sejarah. Dengan penulisan sejarah tersebut diharapkan agar masyarakat
saat ini mengerti tentang segala peristiwa masa lampau yang telah terjadi
sebelum terjadinya kehidupan masa sekarang.
Historiografi Indonesia
terbagi ke dalam tiga jenis yaitu Historiografi Tradisional, Historiografi
Kolonial dan Historiografi Modern. Ciri
– ciri Historiografi Tradisional diantarantya adalah Regio
sentris, bersifat feodalistis-aristokratis, regio magis, Tidak begitu
membedakan hal-hal yang khayal dan hal-hal yang nyata dan lain – lain. Ciri –
ciri Historiografi
Kolonial diantaranya adalah Penulisan sejarahnya biasanya
berisi tentang kisah perjalanan atau petualangan untuk menemukan daerah-daerah
baru untuk dijadikan koloninya (dijajah), tulisan mereka lebih merupakan sarana
propaganda, bersifat Belanda sentris dan lain – lain. Ciri Historiografi Modern
dintaranya adalah menggunakan metode yang kritis, penghalusan
teknik penelitian, memakai ilmu-ilmu bantu baru yang bermunculan dan lain –
lain.