BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
pengertian ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dikatakan ibarat dua sisi dari
satu keping mata uang yang sama. Artinya ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan dua hal yang saling berhubungan. Ilmu pengetahuan menghasilkan
penemuan-penemuan baru berupa teknologi dan teknologi dapat dipakai untuk
membangun dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Di zaman perkembangan globalisasi ini, teknologi adalah hal yang sangat di butuhkan oleh manusia, bahkan teknologi bisa menjadi sebuah kebutuhan utama manusia di era ini. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia. Namun, sekalipun teknologi mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti teknologi sinonim dengan kebenaran. Sebab IPTEK hanya mampu menampilkan kenyataan .
Di zaman perkembangan globalisasi ini, teknologi adalah hal yang sangat di butuhkan oleh manusia, bahkan teknologi bisa menjadi sebuah kebutuhan utama manusia di era ini. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia. Namun, sekalipun teknologi mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti teknologi sinonim dengan kebenaran. Sebab IPTEK hanya mampu menampilkan kenyataan .
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaiman
sejarah perkembangan IPTEK di Indonesia
2.
Bagaimana
perkembangan IPTEK di bidang Pertanian
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Paper ini adalah untuk mengetahui sejarah
perkembangan IPTEK di Indonesia dan Perkembengan IPTEK dalam bidang pertanian di
Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Perkembangan IPTEK di Indonesia
Ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di indonesia berkembang dari tahun ke tahun
sejak indonesia masih dalam penjajahan Belanda. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di Indonesia pada masa penjajahan dipelopori dan diperkenalkan
oleh pemerintah kolonial Belanda. Pada waktu itu masyarakat diperkenalkan pada
persenjataan modern baik yang ringan maupun yang berat. Teknologi lain yang
diperlihatkan dan digunakan oleh Belanda berupa kendaraan tempur dan alat-alat
transportasi lainnya. Teknologi-teknologi tersebut berasal dari negara-negara
di Eropa. Kemudian pemerintah kolonial Belanda menanamkan ilmu pengetahuan dan
teknologi melalui pendidikan di sekolah-sekolah maupun dengan cara penggunaan
secara langsung kepada masyarakat di indonesia.
Perkembangan
ilmu pengetahuan teknologi dari barat di Indonesia membawa dampak bagi kemajuan
negara Indonesia. Masyarakat Indonesia mulai melakukan pergerakan untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Di samping itu penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi di indonesia juga membawa dampak bagi semangat juang
bangsa Indonesia. Mereka memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern
untuk mencari informasi-informasi terkini mengenai keadaan dunia. Oleh karena
itu masyarakat Indonesia benar-benar terbantu dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pada
masa kolonial perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belum begitu
maksimal. Pemerintah koloniallah yang menjadi penyebab perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di indonesia. Pemerintah kolonial menghalangi
akses-akses masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi dari barat ke Indonesia.
Mereka juga melakukan pelarangan terhadap pendidikan bagi masyarakat Indonesia
untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Akibatnya indonesia
tertinggal jauh dengan negara-negara di sekitarnya.
Setelah
merdeka, perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi berkembang pesat di
Indonesia. Hal ini didorong dengan terbukanya akses-akses untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat di Indonesia. Kemerdekaan
menciptakan keadilan dalam mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
masyarakat di Indonesia. Mereka mempelajari sedikit demi sedikit di
sekolah-sekolah yang sudah dibuka untuk semua kalangan masyarakat Indonesia.
Dengan bekal pengetahuan ini kemudian masyarakat Indonesia melakukan berbagai
inovasi dan eksperimen ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan di Indonesia.
Sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia setelah merdeka
terbagi menjadi dua dekade. Pada dekade pertama, yaitu tahun 1945-1960, bangsa indonesia
mulai mengerti arti teknologi produksi, walaupun masih dalam tingkat pasif dan
penuh ketergantunga pada pihak luar negeri. Hasil dari pengenalan ilmu
pengenalan teknologi untuk pertama kali yaitu pembangunan pabrik semen di
Gresik, pabrik kertas di blabak (Magelang),pabrik gelas, dan kosmetik di
Surabaya di pertengahan dekade 1950an. Pada dekade ke-2 yaitu pada tahun 1976
dengan mendirikan pabrik pesawat terbang di Bandung yang di beri nama industri
pesawat terbang NUR TANIO (IPTN) yang menggunakan teknologi yang lebih canggih
lagi. Teknologi dari pabrik pesawat terbang ini mengacuh pada teknologi di
Jerman.
B.
Perkembangan IPTEK di bidang Pertanian
1.
Sejarah Perkembangan Teknologi Pertanian di Indonesia
Sejarah
adanya teknologi pertanian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sejarah
Indonesia itu sendiri. Indonesia yang pada era perang dunia I diduduki oleh
kolonial Belanda menjadi ‘tempat’ pertanian pemerintah kolonial Hindia Belanda
dalam hal pemenuhan kebutuhan mereka. Untuk melaksanakan progamnya, pemerintah
Hindia Belanda yang sebelumnya mendatangkan tenaga ahli pertanian, karena
adanya peperangan, mereka mendapatan kesulitan untuk terus mengirim tenaga ahli
dari Belanda. Untuk mengatasi masalah tersebut, kemudian mereka membangun
sekolah-sekolah pertanian dan teknik untuk mencetak tenaga ahli di bidang
pertanian. Mulai dari sinilah teknologi pertanian mulai dan dapat berkembang di
Indonesia.
Setelah
merdeka, Indonesia mandiri mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi tak
terkecuali teknologi pertanian. Kebijakan iptek telah ada sejak Pelita I tahun
1970. Penyuluhan pun tetap menjadi suatu usaha perbaikan pertanian. Pada saat
itu juga telah ada lembaga yang bertugas dalam melakukan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknik seperti lembaga penelitian pemerintah non-departemen
dibawah koordinasi kemenristek. Namun pada saat itu, yang menjadi kendala dalam
pengembangan teknologi pertanian yaitu kurang terfokusnya penelitian, kurangnya
dana, dan keterbatasan tenaga ahli yang secara penuh konsentrasi pada
penelitian tersebut.
Pada
tahun 60-an, teknologi guna meningkatkan produksi pertanian khususnya beras
dikenalkan dalam beberapa program seperti Demonstrasi Massal Swasembada Beras,
Intensifikasi Khusus, Supra Insus dan sebagainya. Melalui program tersebut
dikenalkan beberapa teknologi modern seperti benih unggul, pupuk buatan atau
pupuk kimia, irigasi dan lain-lain. Selain itu ditumbuhkan kesatuan petani
untuk bercocok tanam secara baik dan bergabung dalam kelompok tani untuk
mempermudah komunikasi antar petani dan pembinaannya (BPLPP, 1978; Tim Faperta
IPB, 1992).
Pertanian,
khususnya di Indonesia, mulai berkembang sekitar tahun 1975. Pertanian tersebut
terbagi ke dalam tiga generasi. Generasi I yaitu generasi pertanian yang
menghasilkan bibit. Generasi II yaitu generasi penghasil komoditas pertanian.
Generasi III yaitu generasi yang meningkatkan nilai tambah hasil pertanian atau
dengan kata lain agroindustri. Ketiga generasi tersebut tidak dapat berjalan
sendiri-sendiri karena ketiganya saling mendukung.
Revolusi
Hijau yang kemudian dilakukan Pemerintah Republik Indonesia tersebut demi
tercapainya ketahanan pangan secara tetap tidak sesuai dengan cita-cita.
Indonesia hanya mampu menjadi negara yang berswasembada pangan selama lima
tahun yakni dari 1984 sampai 1989. Selain itu, kesenjangan ekonomi dan sosial
juga menjadi dampaknya. Kesenjangan terjadi di antara petani kaya dengan petani
miskin, serta penyelenggara negara tingkat pedesaan. Sistem ini dinilai hanya
menguntungkan nasib petani kaya pedesaan dan petinggi pemerintahan tingkat desa
saja sedangkan petani miskin tidak merasakan keuntungannya. Antiklimaks pun
terjadi. Kerusakan ekologi menjadi tidak terhindarkan karena pemakaian
pestisida yang terlampau sering dan banyak yang menjadikan hama kebal terhadap
pestisida sehingga hama-hama tersebut merusak produksi pertanian. Produksi
pertanian pun perlahan-lahan anjlok.
Dari
kejadian tersebut dapat dikatakan, walaupun hanya selama lima tahun dalam
meningkatkan produksi pangan (swasembada), peran teknologi sangat terlihat dan
terasa. Bagaimanapun juga Indonesia pernah menerapkan teknologi yang membawa
Indonesia pada swasembada pangan. Hanya saja sistem yang bekerja tidak didukung
dengan pemahaman yang lebih para pelaku kegiatan tani ini mengenai teknologi
yang dialihteknologikan dan diterapkan sehingga berdampak yang kurang baik bagi
ekosistem dengan beragam efek sampingnya di masa Revolusi Hijau tersebut.
Sekarang
seiring berkembangnya teknologi yang lebih mutakhir tidak menutup kemungkinan
bahwa Indonesia dapat mengulang prestasinya (swasembada pangan) dengan
mengeliminasi sebanyak mungkin dampak-dampak negatifnya. Terlebih lagi sekarang
ini pertanian tidak hanya dapat dilakukan dilahan luas untuk komoditas tertentu
seperti buah-buahan dan sayur-mayur. Teknologi green house, kultur
jaringan, nanoteknologi, dan tanam gantung dapat dijadikan alternatif.
Sedangkan untuk pangan pokok, selain meningkatkan mutu padi atau beras melalui
bibit unggul, dilakukan pula divesifikasi pangan dengan mengolah umbi-umbian dan
serealia menjadi makanan penghasil energi tubuh pengganti nasi.
Itulah
sejarah singkat bagaimana teknologi pertanian muncul di Indonesia dan berperan
bagi pertanian Indonesia. Kita perlu mengambil pelajaran dari terjadinya
Revolusi Hijau dan swasembada pangan yang dilakukan Indonesia dahulu. Teknologi
terus berkembang, pertanian terus berlangsung, pengembangan keduanya pun harus
selalu disinkronisasikan agar pertanian yang kita perjuangkan ini dapat meraih
cita-cita ketahanan pangan Indonesia serta menyejahterakan bangsa Indonesia.
2.
Contoh Perkembangan Teknologi Bidang Pertanian di Indonesia
a.
Mesin Penebar Pupuk
Jika
sebelumnya masyarakat harus bersusah payah menyebarkan pupuk dan harus rata
yang ternyata membutuhkan waktu tidak sebentar, kehadiran mesin penebar pupuk
ini sangat membantu karena mampu menyebarkan pupuk lebih cepat dan rata dan
tentunya tidak mengeluarkan energi sebanyak ketika menebarkan pupuk secara
manual.
b.
Mesin Perontok Padi
Jika
sudah memasuki musim panen, para petani tentunya bersiap untuk melakukan
perontokan padi dan kemudian menjualnya. Namun kegiatan merontokkan padi
ternyata membutuhkan tenaga yang besar karena harus dipukul dan ditumbuk.
Selain itu, merontokkan padi dengan cara ini juga beresiko membuat biji padi
menjadi pecah dan menghasilkan beras yang kurang bagus. Sejak ditemukannya
mesin perontok padi, para petani tentu sangat dimudahkan dalam merontokkan
padi, selain itu alat ini juga mampu meningkatkan kualitas beras.
c.
Mesin Pemipil Jagung
Ketika
telah memasuki musim panen, sebelum jagung dijual biasanya dijemur dan
dilakukan pemipilan terlebih dahulu. Pemipilan ini merupakan proses perontokan
biji jagung dari tongkolnya yang prosesnya tidaklah mudah karena mampu menguras
tenaga khususnya pada bagian jari-jari tangan. Jika dirasa tidak memiliki
tenaga lagi, pasti proses ini akan dihentikan sejenak untuk beristirahat yang
pada akhirnya membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Dengan
menggunakan mesin pengupil jagung, proses pengupilan jadi lebih cepat, hemat
tenaga dan tentunya waktu.
BAB
III
KESIMPULAN
Ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di indonesia berkembang dari tahun ke tahun
sejak indonesia masih dalam penjajahan Belanda. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di Indonesia pada masa penjajahan dipelopori dan diperkenalkan
oleh pemerintah kolonial Belanda.
Setelah
merdeka, perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi berkembang pesat di
Indonesia. Hal ini didorong dengan terbukanya akses-akses untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat di Indonesia.
Slah
satu contoh perkembangan IPTEK di bidang pertanian adalah dengan ditemukannya
atau diciptakannya alat peyebar pupuk yang biasanya dilakukan dengan cara
tradisional menjadi dilakukan menggunakan alat/mesin, alat perontok padi yang
biasanya menggunakan cara tradisional menjadi menggunakan mesin, dan alat
pemipil jagung yang biasanya dengan cara manual menjadi mnggunakan mesin.
No comments:
Post a Comment