Sifat Terpuji (Dinamis, Inovatif dan Kreatif)
Pesatnya perkembangan
dan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi modern telah membuka era baru dalam
perkembangan budaya, serta cara berfikir umat manusia, yang dikenal dengan era
globlisasi.
Pada
era ini ditandai dengan semakin dekatnya jarak dan hubungan serta
komunikasi antar bangsa dan budaya umat manusia. Dunia tanpak sebagai satu
kesatuan sistem yang saling memiliki ketergantungan antar satu dengan
yang lainnya.
Dalam suasana semacam
itu tetntunya umat manusia membutuhkan adanya aturan-aturan, nilai-nilai, dan
norma-norma serta pedoman dan pegangan hidup yang diterima oleh bangsa. Hal ini
aterbentuk saling tolong menolong dalam mewujudkan ahhlak terpuji terutama bagi
para remaja dalam pergaulan sehari-hari.
Dalam tulisan ini akan kita bahas beberapa akhlak terpuji yang perlu dilaksanakan oleh kaum
muslimin dalam kehidupan sehari-hari yaitu sifat Dinamis, Inovatif, dan Kreatif. Dengan sifat-sifat tersebut kaum muslimin mampu menghadapi
tantangan hidup sesuai tuntunan agama islam.
A.
Dinamis
1.
Pengertian
dinamis
Kata dinamis berasal
dari kata dynamic yang berarti bergerak. Dalam bahasa Belanda dynamisch berarti
giat bekerja, tidak mau tinggal diam, selalu bergerak dan terus tumbuh. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia dinamis berarti penuh semangat dan tenaga sehingga
cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. Misalnya, seorang
yang ingin merubah pribadinya menjadi orang yang berilmu pengetahuan karena
keutamaan dan derajatnya di sisi Allah. Dalam hal ini dengan sendirinya ia akan
belajar secara serius untuk mencapai tingkat pendidikan yang tertinggi walaupun
keadaan ekonomi keluarganya sangat minim. Seseorang yang berjiwa dinamis tidak
akan diam berpangku tangan. Ia akan terus berusaha secara sungguh-sungguh untuk
meningkatkan kualitas dirinya ke arah yang lebih baik dan lebih maju.
2.
Nilai
positif dinamis
a)
Berfikir
progresif
Berfikiir progresif
berarti berfikir maju. Seorang yang berfikir progresif akan menjadikan al-Quran
dan hadits sebagai pijakan dirinya demi kebaikan di masa kini dan akan
datang. Dalam hal ini Allah Swt berfirman:
“Maka Apakah mereka tidak memperhatikan
AlQuran? kalau kiranya AlQuran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka
mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.(QS. AlNisa’(4) : 82)
Dari Abu Hurairah ra, dari
Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min
dari berbagai kesulitankesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan
kesulitankesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang
kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa
yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan
akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya.
Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya
jalan ke syurga.
b)
Menyesuaikan
dengan pilihan terbaik dalam perkembangan zaman Ajaran Islam hadir
bersifat dinamis bukan statis. Oleh karena itu Islam menuntut pemeluknya untuk
menampilkan aneka aktifitas yang dapat menjawab persoalan yang muncul.
Alternatif-alternatif jawaban persoalan pada tiap perkembangan zaman
haruslah alternatif yang terbaik sehingga eksistensi Islam sebagai agama
rahmatan lil alamin tetap terjaga. Seorang yang bersikap dinamis akan berusaha
untuk turut mewarnai perkembangan zaman dengan tampil sebagai teladan kebaikan
di lingkungan tempat yang bersangkutan tinggal. َُ
“Sesungguhnya Allah tidak merobah
Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka
tak ada yang dapat menolaknya.(QS. AlRa’d(13) : 11)
c)
Berpikir
futuristik
Seseorang yang
memiliki semangat tinggi dan penuh energi selalu bergairah untuk mengadakan
perubahan ke arah yang lebih baik dan memiliki kekuatan jiwa serta kemauan
untuk menghadapi tantangan kesulitan yang dihadapi. Pribadi seperti ini disebut
dengan pribadi yang dinamis. Pribadi dinamis adalah pribadi yang aktif yang
selalu memiliki rasa optimisme yang tinggi di dalam mencapai sesuatu yang dicita-citakan.
“Dan orangorang yang berjihad
untuk (mencari keridhaan) Kami, benar benar akan Kami tunjukkan kepada mereka
jalanjalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar benar beserta orangorang yang
berbuat baik”.(QS. Al Ankabut(29): 69)
d)
Teguh
dalam menerima cobaan
Ujian dan cobaan di
dunia merupakan sebuah keharusan, siapa pun tidak bisa terlepas darinya.
Bahkan, itulah warna-warni kehidupan. Kesabaran dalam menghadapi ujian dan
cobaan merupakan tanda kebenaran dan kejujuran iman seseorang kepada Allah SWT.
Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi- tubi menerpa hidup manusia
merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah. Tidak satu pun
diantara kita yang mampu menghalau ketentuan tersebut. Dan bagi seorang yang
besikap dinamis ujian dan cobaan tersebut merupakan sarana untuk meningkatkan
derajat sebagai seorang yang berpredikat sebagai hamba yang tahan uji. Terdapat
hadits dari Anas bin Malik sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: َ”Sesungguhnya kesabaran itu terjadi pada
saat awal benturan (musibah)” (HR. Bukhari Muslim)
3.
Hikmah
perilaku dinamis
Hikmah membiasakan
berperilaku dinamis dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah :
a)
Dinamis
adalah sikap penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah
menyesuaikan diri dengan keadaan.
b)
Orang
yang dinamis akan terus berkembang, berpikir, cerdas, dan berkreasi, serta
selalu beradaptasi dengan lingkungan.
c)
Orang
yang dinamis tidak mudah putus asa dengan prestasi-prestasi yang telah dicapai
dan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri.
d)
Orang
yang dinamis akan bekerja keras dalam melakukan usaha, baik yang berhubungan
dengan aspek duniawi maupun ukhrawi.
B.
Inovatif
1.
Pengertian
inovatif
Kata inovatif
berasal dari bahasa Inggis innovate yang artinya memperkenalkan sesuatu yang
baru. Sedangkan innovatif berarti bersifat memperbarui. Dengan demikian kata
inovatif berarti bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru.
Pengertian baru di sini adalah sesuatu yang belum dapat diterima secara luas
oleh seluruh warga masyarakat menyangkut sikap (attitude) dan belum diterima
dan diterapkan oleh seluruh warga masyarakat setempat. Inovasi adalah kegiatan
penelitian, pengembangan, dan atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan
penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru atau cara baru
untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Inovatif dapat berarti juga
temuan baru yang menyebabkan berdayagunanya produk atau jasa ke arah yang lebih
produktif dan mempunyai nilai manfaat bagi masyarakat. Misalnya dalam dunia perbankan
aplikasi bank syariah di Indonesia baru dikembangkan pada dekade awal tahun
1990-an sebagai inovasi dari penerapan bank konvensional. Bank syariah lebih
mengembangkan ajaran muamalah dalam tradisi syariah Islam yakni adanya akad
bagi hasil dalam pengelolaan hasil pada satu sisi dan sama-sama menanggung
resiko kerugian pada sisi yang lain. Sedangkan bank konvensional lebih
berorientasi profit sehingga rentan dengan masalah suku bunga atau riba. Dalam
dunia pendidikan pembelajaran inovatif adalah suatu proses pemeblajaran yang
dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pemebelajaran pada umumnya
yang dilakukan oleh guru konvensional.. Manusia adalah mahluk pilihan Tuhan
yang memiliki potensi dan kemampuan yang begitu besar. Kekuatan nalar manusia merupakan
salah satu keistimewaan yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya karena
dengan kekuatan nalarnya itu ia bisa menemukan dan menciptakan hal-hal baru
serta memperbaiki taraf hidupnya. Sejatinya, jika manusia memanfaatkan akal dan
pengalamannya secara maksimal dan pantang menyerah, niscaya ia mampu meraih
kemajuan yang menakjubkan. Dalam kondisi semacam itu, kekuatan inovasi dan
kreatifitas memiliki andil yang strategis dalam mengubah kualitas hidup dan
mewujudkan masyarakat yang baik. Allah Swt berfirman
“ Dan Dia telah
menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai
rahmat) daripadaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (QS. AlJatsiyah(45):
13)
2.
Nilai
positif
inovatif
a)
Berfikir
ilmiah, obyektif,cerdas dan kritis
Kegiatan berfikir
yang teratur dan sistematis menghasilkan pengetahuan yang sangat
dibutuhkan dalam kehidupan. Berbagai macam problem, mendorong kita untuk berfikir
lebih mendalam dan sistematis dengan mengunakan metode ilmiah tertentu untuk
memecahkanya. Seorang yang bersikap inovatif akan mengerahkan segala kemampuan
nalarnya untuk menemukan beberapa hal baru yang lebih baik dan bermanfaat dari
temuan-temuan yang telah ada. Allah Swt berfirman
“Dan Apakah mereka tidak
memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi
yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya
Makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka Apakah mereka tidak
memperhatikan?”(QS. AlSajdah(32) : 27)
b)
Melakukan perbaikan
Untuk mencapai
kemajuan harus diusahakan dengan ikhtiar yang maksimal. Perubahan kondisi
manusia merupakan sunnatullah yang letak keberhasilannya tergantung pada usaha
manusia. Allah SWT memberikan respon tentang perubahan ini yang dimulai dari
perubahan diri manusia itu sendiri, baik kondisi manusia secara individual,
maupun di masyarakat. Perubahan kondisi baik dan buruk ini terkait
dengan ketaatan dan kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia kepada Allah SWT.
Di sini manusia akan bersikap inovatif dalam melakukan perbaikan-perbaikan.
Allah swt berfirman: َّ
“ (Siksaan)
yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekalikali tidak akan
merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkanNya kepada suatu kaum, hingga
kaum itu merubah apaapa yang ada pada diri mereka sendiri”. (QS. AlAnfal(8):
53)
Dalam suatu
hadits dari Khalid bin walid dan Abu Bakar berkata: Sesungguhnya
kami mendengar Rasulullah Saw bersabdaإ
“Jika manusia melihat orang zhalim lalu mereka tidak menahannya, maka tak lama
lagi Allah akan menjatuhkan hukuman yang meliputi mereka semua”. (HR. Abu Daud)
c)
Penerapan prinsip
amar ma’ruf nahi mungkar
Dalam menerapkan
prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar, Pelaku sikap inovatif mengharuskan diri
untuk bersikap lembut, santun, lapang dada, sabar, menyayangi, bersahabat,
bersungguh-sungguh dan rela berkorban. Penerapan prinsip amar ma’ruf dan nahi
munkar akan tetap mempertimbangkan nilai-nilai dan budaya masyarakat yang tidak
bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama. Sedangkan untuk mengaplikasikan
prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar, berikut petunjuk Nabi SAW dalam
sabdanya, “Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah
ia mengubahnya dengan tangannya. Sekiranya ia tidak mampu, maka dengan
lisannya. Sekiranya ia tidak mampu (juga) maka dengan hatinya, dan itulah
selemahlemahnysa iman”. (HR. Muslim).
d)
Berorientasi kemanfaatan dan kemaslahatan
Segala ciptaan
Allah Swt mengandung maksud dan tujuan. Perintah memakmur- kan alam berarti
perintah untuk menjadikan alam semesta sebagai media mewujudkan kemaslahatan
hidup manusia di muka bumi. Sikap pelaku inovatif dengan potensi akalnya akan
menjadikan realitas kealaman sebagai kemaslahatan bagi manusia. Dalam hal ini
Allah Swt berfirman:
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan
bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah
anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka
akan masuk neraka”. (QS. Shad: 27)
3.
Hikmah
perilaku inovatif
Membiasakan
berperilaku inovatif melahirkan hikmah dalam kehidupan sehari-hari di antaranya
:
a)
Dapat
mendayagunakan kemampuan dan keahlian dalam melakukan ataupun mengembangkan
karya tertentu.
b)
Dapat
melakukan kebaikan dan menghindari keburukan.
C.
Kreatif
1. Pengertian kreatif
Kreatif berasal dari
bahasa inggris to create yang berarti menciptakan sesuatu atau membuat.
Creativity berarti daya cipta. Sedangkan dalam bahasa Arab kata
kreativitas atau menciptakan biasanya mengunakan kata khalaqa
(menjadikan, membuat, menciptakan), yakni menciptakan sesuatu tanpa
ada pangkal atau asal dan contoh terlebih dahulu atau dapat berarti kemampuan
untuk mencipta atau mempunyai sifat menciptakan tidak dengan cara meniru. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia kreatif berarti memiliki daya cipta atau
memiliki kemampuan untuk menciptakan. kreatif adalah menemukan, menggabungkan,
membangun, mengarang, mendesain, merancang, mengubah ataupun menambah. Oleh
karena itu kreatif sering digambarkan dengan kemampuan berfikir kritis dan
banyak ide serta gagasan. Orang kreatif adalah orang yang melihat sesuatu yang
sama, tetapi dengan cara pandang yang berbeda. Selain itu orang kreatif adalah
orang yang memiliki kemampuan menggabungkan sesuatu yang belum pernah tergabung
sebelumnya. Kreatif juga bisa berarti kemampuan menemukan atau mendapatkan ide
dan pemecahan masalah baru. Dalam perspektif Islam kreatif dapat diartikan
sebagai kesadaran keimanan seseorang, untuk menggunakan keseluruhan daya dan
kemampuan diri yang dimiliki sebagai wujud syukur akan nikmat Allah guna
menjadikan atau menghasilkan sesuatu yang terbaik dan bermanfat bagi kehidupan
sebagai wujud pengabdian yang tulus kehadirat Allah. Allah Dzat yang Maha
kreatif, hasil karya-Nya merupakan karya yang sangat besar, indah, dan
sempurna. Semua makhluk memanfaatkan karya Allah tersebut. Allah Pencipta jagat
raya dan segala isinya memberikan kekaguman dahsyat bagi seluruh makhlukNya.
Keserasian yang kita lihat pada setiap makhluk, keterpautan organ-organ tubuh
satu sama lainnya, keterpautan warna dengan organ-organ
tersebut, keterpautan langit dan jagat raya, bumi dan isinya tersebut
menjadikan Allah Swt sebagai Dzat Yang Maha Sempurna. Allah Swt
berfirman:
“Segala puji bagi Allah yang telah
menciptakan langit dan bumi dan Mengadakan gelap dan terang, Namun orang-orang
yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka”.(QS. alAn’am(6):1)
2. Nilai positif kreatif
a)
Berfikir
orisinil
Manusia selalu
menghadapi berbagai persoalan dan peristiwa dalam kehidupannya. Semua persoalan
yang yang tidak diketahui jawabannya dianggap sebagai masalah. Biasanya
seseorang akan berusaha mengkaji problem yang dihadapinya dari berbagai aspek
agar dapat memahaminya dengan baik. Setelah itu ia menghimpun berbagai data dan
informasi yang berkaitan dengannya. Penghimpunan data dan informasi yang
relevan dengan problem yang ada membantunya memperjelas, memahami dan membatasi
problem itu dengan teliti dan mengantarkannya menyusun berbagai hipotesa
sebagai langkah pemecahan.
Dalam hal ini Allah Swt berfirman: َ
“Maka Apakah mereka tidak
berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat
memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena
Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di
dalam dada”. (QS. AlHajj : 46)
b)
Beretos
kerja tinggi
Adanya etos kerja
yang kuat memerlukan kesadaran pada orang bersangkutan tentang kaitan bekerja
dengan pandangan hidupnya yang lebih menyeluruh. Etos kerja dalam Islam adalah
hasil suatu kepercayaan seorang Muslim bahwa bekerja mempunyai kaitan dengan
tujuan hidupnya, yaitu memperoleh ridha dari Allah SWT. Berkaitan dengan ini
penting untuk ditegaskan bahwa pada dasarnya, Islam adalah agama amal atau
kerja. Inti ajarannya ialah bahwa hamba Alalh akan mendekati dan berusaha
memperoleh ridha Allah melalui bekerja atau amal shalih serta dengan memurnikan
sikap penyembahan hanya kepada-Nya. Alalh Swt berfirman: “Dan bahwasanya
seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan
bahwasannya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya)”. (QS. AlNajm(53) :
3940) َ
c)
Berhasil
karya
Dalam Islam beramal
atau bekerja itu juga harus dilakukan dalam bentuk shalih sehingga dikatakan
amal shalih, yang secara harfiah berarti sesuai, yaitu sesuai dengan standar
mutu. Berorientasi kepada mutu dan hasil yang baik sebagaimana dapat dipahami
dari firman Allah,
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya
Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun” (Q.S. Al Mulk(67): 2)
d)
d.
Tawakkal
Tawakal tidak identik
dengan kepasrahan yang tidak beralasan. Namun tawakal harus terlebih dahulu
didahului dengan adanya usaha yang maksimal. Muslim yang kreatif akan
menunjukkan dedikasinya dengan berusaha maksimal untuk memperoleh tujuan yang
diinginkan untuk kemudian menyandarkan hasil kepada Allah Swt. Allah Swt
Berfirman:َ
“kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orangorang yang bertawakkal kepadaNya”. (QS.Ali Imran (3): 159)
3. Hikmah kreatif
Hikmah membiasakan
berperilaku kreatif dalam kehidupan sehari-hari akan menjadikan :
a)
Setiap
pribadi dapat mencipta, termasuk menciptakan realitas baru dalam kehidupan
sehingga dalam situasi apapun dan dengan segala keterbatasan akan memiliki
potensi untuk menciptakan berbagai hal, termasuk keberhasilan dan kebahagiaan
dalam hidup ini.
b)
Setiap
pribadi memiliki keterikatan kepada Allah SWT yang menjadi tempat bergantung
dan tempat berharap satu-satunya.
c)
Setiap
pribadi mempunyai etos kerja, yakni seperangkat nilai-nilai etis
yang terkandung dalam ajaran Islam (Al-Quran dan hadits) tentang keharusan dan
keutamaan bekerja untuk mencapai hasil yang diharapkan lebih baik.
Dari pembahsan di atas dapat disimpulkan bahwa Sifat dinamis,
inovatif, dan kreatif sangatlah penting untuk dilakukan setiap manusia yang
hidup di dunia ini. Dalam Islam pun sangat menganjurkan kepadanya umatnya untuk
bersifat dinamis, inovativ, dan kreatif agar bisa hidup bahagia di dunia dan
akhirat.
Dalam menjalankan
sifat tersebut tidaklah mudah harus ada latihan dan dorongan dari dalam diri
kita masing-masing, meskipun untuk sifat kreatif juga kadang dipengaruhi dari
faktor gen atau bawaan dari lahir, namun pengaruh dari lingkungan juga sangat
menentukan kekreatifan seseorang. Yang kemudian kekreatifan seseorang akan
memunculkan sifat inovatif. Sedangkan dinamis menurut penulis lebih bersifat
dorongan seseorang untuk bersikap lebih baik dengan apa yang ditekuninya, dan
sifat dinamis bisa dibentuk mulai dari masa kanak-kanak.
Dan pokok dari
sifat-sifat tersebut adalah adanya sifat kompetisi dalam kebaikan yang
mendorong seseorang untuk terus melakukan kebaikan sehingga munculah
sifat-sifat tersebut.
Apabila orang yang
tidak mempunyai sifat dinamis, inovativ, dan kreatif maka orang tersebut akan
mengalami kesulitan dalam hidupnya karena sifat tersebut sangat penting dalam
kehidupan manusia. Orang tidak sabar dan tawakkal dia akan merasa setiap cobaan
yang diberikan oleh Allah adalah akhir dari segalanya ia akan selalu
menyalahkan Allah bahkan dia juga akan murtad atau kafir karena tidak kuasa
menghadapi cobaan maupun nikmat yang diberikan Allah.
B.
Saran
Semoga apa yang kami
suguhkan dapat di ambil manfaat dan hikmahnya serta dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Kurikulum 2013
Kementrian Agama Akidah Akhlak kelas XII
http://www.mrofiudin29.com/2017/11/makalah-2-aqidah-akhlak-kelas-12_29.html.(diakses pada 02 Mei 2018)
http://makalahqw.blogspot.co.id/2014/05/makalah-aqidah-akhlak-kreatif-dinamis.html.(diakses pada 02 Mei 2018)
http://danydanger.blogspot.co.id/2014/08/perilaku-inovatif-dan-kreatif.html.(diakses pada 02 Mei 2018)
http://sayyidahkhunainah23.blogspot.co.id/2010/11/makalah-kreatif-dan-dinamis.html.(diakses pada 02 Mei 2018)
No comments:
Post a Comment