Wednesday, January 29, 2020

Akhlak : Sifat Terpuji Dnamis, Inovatif dan Kreatif



Sifat Terpuji (Dinamis, Inovatif dan Kreatif)




Pesatnya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi modern telah membuka era baru dalam perkembangan budaya, serta cara berfikir umat manusia, yang dikenal dengan era globlisasi.
Pada era ini ditandai dengan semakin dekatnya jarak dan hubungan  serta komunikasi antar bangsa dan budaya umat manusia. Dunia tanpak sebagai satu kesatuan  sistem yang saling memiliki ketergantungan antar satu dengan yang lainnya.
Dalam suasana semacam itu tetntunya umat manusia membutuhkan adanya aturan-aturan, nilai-nilai, dan norma-norma serta pedoman dan pegangan hidup yang diterima oleh bangsa. Hal ini aterbentuk saling tolong menolong dalam mewujudkan ahhlak terpuji terutama bagi para remaja dalam pergaulan sehari-hari.
Dalam tulisan ini akan kita bahas beberapa akhlak terpuji yang perlu dilaksanakan oleh kaum muslimin dalam kehidupan sehari-hari yaitu sifat Dinamis, Inovatif, dan Kreatif. Dengan sifat-sifat tersebut kaum muslimin mampu menghadapi tantangan hidup sesuai tuntunan agama islam.

A.      Dinamis
1.    Pengertian dinamis
Kata dinamis berasal dari kata dynamic yang berarti bergerak. Dalam bahasa Belanda dynamisch berarti giat bekerja, tidak mau tinggal diam, selalu bergerak dan terus tumbuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia  dinamis berarti penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. Misalnya, seorang yang ingin merubah pribadinya menjadi orang yang berilmu pengetahuan karena keutamaan dan derajatnya di sisi Allah. Dalam hal ini dengan sendirinya ia akan belajar secara serius untuk mencapai tingkat pendidikan yang tertinggi walaupun keadaan ekonomi keluarganya sangat minim. Seseorang yang berjiwa dinamis tidak akan diam berpangku tangan. Ia akan terus berusaha secara sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas dirinya ke arah yang lebih baik dan lebih maju.
2.    Nilai positif dinamis
a)         Berfikir progresif
Berfikiir progresif berarti berfikir maju. Seorang yang berfikir progresif akan menjadikan al-Quran dan hadits sebagai pijakan dirinya demi  kebaikan di masa kini dan akan datang. Dalam hal ini Allah Swt berfirman:
“Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al­Quran? kalau kiranya Al­Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.(QS. Al­Nisa’(4) : 82)
 Dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan­kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan­kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga.
b)        Menyesuaikan dengan pilihan terbaik dalam perkembangan  zaman Ajaran Islam hadir bersifat dinamis bukan statis. Oleh karena itu Islam menuntut pemeluknya untuk menampilkan  aneka aktifitas yang dapat menjawab persoalan yang muncul. Alternatif-alternatif jawaban persoalan pada tiap  perkembangan zaman haruslah alternatif yang terbaik sehingga eksistensi Islam sebagai agama rahmatan lil alamin tetap terjaga. Seorang yang bersikap dinamis akan berusaha untuk turut mewarnai perkembangan zaman dengan tampil sebagai teladan kebaikan di lingkungan tempat yang bersangkutan tinggal. َُ
“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya.(QS. Al­Ra’d(13) : 11)
c)         Berpikir futuristik
Seseorang yang memiliki semangat tinggi dan penuh energi selalu bergairah untuk mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik dan memiliki kekuatan jiwa serta kemauan untuk menghadapi tantangan kesulitan yang dihadapi. Pribadi seperti ini disebut dengan pribadi yang dinamis. Pribadi dinamis adalah pribadi yang aktif yang selalu memiliki rasa optimisme yang tinggi di dalam mencapai sesuatu yang dicita-citakan.
 “Dan orang­orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar­ benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan­jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar­ benar beserta orang­orang yang berbuat baik”.(QS. Al Ankabut(29): 69)
d)        Teguh dalam menerima cobaan
Ujian dan cobaan di dunia merupakan sebuah keharusan, siapa pun tidak bisa terlepas darinya. Bahkan, itulah warna-warni kehidupan. Kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan merupakan tanda kebenaran dan kejujuran iman seseorang kepada Allah SWT.  Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi- tubi menerpa hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah. Tidak satu pun diantara kita yang mampu menghalau ketentuan tersebut. Dan bagi seorang yang besikap dinamis ujian dan cobaan tersebut merupakan sarana untuk meningkatkan derajat sebagai seorang yang berpredikat sebagai hamba yang tahan uji. Terdapat hadits dari Anas bin Malik sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: َ”Sesungguhnya kesabaran itu terjadi pada saat awal benturan (musibah)” (HR. Bukhari­  Muslim)
3.    Hikmah perilaku dinamis
Hikmah membiasakan berperilaku dinamis dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah :
a)         Dinamis adalah sikap penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan.
b)        Orang yang dinamis akan terus berkembang, berpikir, cerdas, dan berkreasi, serta selalu beradaptasi dengan lingkungan.
c)         Orang yang dinamis tidak mudah putus asa dengan prestasi-prestasi yang telah dicapai dan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri.
d)        Orang yang dinamis akan bekerja keras dalam melakukan usaha, baik yang berhubungan dengan aspek duniawi maupun ukhrawi.
B.       Inovatif
1.    Pengertian inovatif
Kata inovatif  berasal dari bahasa Inggis innovate yang artinya memperkenalkan sesuatu yang baru. Sedangkan innovatif berarti bersifat memperbarui. Dengan demikian kata inovatif   berarti bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru. Pengertian baru di sini adalah sesuatu yang belum dapat diterima secara luas oleh seluruh warga masyarakat menyangkut sikap (attitude) dan belum diterima dan diterapkan oleh seluruh warga masyarakat setempat. Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Inovatif dapat berarti juga temuan baru yang menyebabkan berdayagunanya produk atau jasa ke arah yang lebih produktif dan mempunyai nilai manfaat bagi masyarakat. Misalnya dalam dunia perbankan aplikasi bank syariah di Indonesia baru dikembangkan pada dekade awal tahun 1990-an sebagai inovasi dari penerapan bank konvensional. Bank syariah lebih mengembangkan ajaran muamalah dalam tradisi syariah Islam yakni adanya akad bagi hasil dalam pengelolaan hasil pada satu sisi dan sama-sama menanggung resiko kerugian pada sisi yang lain. Sedangkan bank konvensional lebih berorientasi profit sehingga rentan dengan masalah suku bunga atau riba. Dalam dunia pendidikan pembelajaran inovatif adalah suatu proses pemeblajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pemebelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru konvensional.. Manusia adalah mahluk pilihan Tuhan yang memiliki potensi dan kemampuan yang begitu besar. Kekuatan nalar manusia merupakan salah satu keistimewaan yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya karena dengan kekuatan nalarnya itu ia bisa menemukan dan menciptakan hal-hal baru serta memperbaiki taraf hidupnya. Sejatinya, jika manusia memanfaatkan akal dan pengalamannya secara maksimal dan pantang menyerah, niscaya ia mampu meraih kemajuan yang menakjubkan. Dalam kondisi semacam itu, kekuatan inovasi dan kreatifitas memiliki andil yang strategis dalam mengubah kualitas hidup dan mewujudkan masyarakat yang baik. Allah Swt berfirman
“ Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada­Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (QS. Al­Jatsiyah(45): 13)
2.    Nilai    positif  inovatif           
a)         Berfikir ilmiah, obyektif,cerdas dan     kritis
Kegiatan berfikir yang teratur dan sistematis menghasilkan  pengetahuan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Berbagai macam problem, mendorong kita untuk berfikir lebih mendalam dan sistematis dengan mengunakan metode ilmiah tertentu untuk memecahkanya. Seorang yang bersikap inovatif akan mengerahkan segala kemampuan nalarnya untuk menemukan beberapa hal baru yang lebih baik dan bermanfaat dari temuan-temuan yang telah ada. Allah Swt berfirman
 “Dan Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya Makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan?”(QS. Al­Sajdah(32) : 27)
b)        Melakukan perbaikan       
Untuk mencapai kemajuan harus diusahakan dengan ikhtiar yang maksimal. Perubahan kondisi manusia merupakan sunnatullah yang letak keberhasilannya tergantung pada usaha manusia. Allah SWT memberikan respon tentang perubahan ini yang dimulai dari perubahan diri manusia itu sendiri, baik kondisi manusia secara individual, maupun di masyarakat.   Perubahan kondisi baik dan buruk ini terkait dengan ketaatan dan kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia kepada Allah SWT. Di sini manusia akan bersikap inovatif dalam melakukan perbaikan-perbaikan. Allah swt berfirman: َّ
 “ (Siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali­kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan­Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa­apa yang ada pada diri mereka sendiri”. (QS. Al­Anfal(8): 53)
Dalam suatu hadits  dari Khalid bin walid dan  Abu Bakar berkata: Sesungguhnya kami mendengar Rasulullah Saw bersabdaإ “Jika manusia melihat orang zhalim lalu mereka tidak menahannya, maka tak lama lagi Allah akan menjatuhkan hukuman yang meliputi mereka semua”. (HR. Abu Daud)
c)         Penerapan prinsip amar ma’ruf nahi mungkar
Dalam menerapkan prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar, Pelaku sikap inovatif mengharuskan diri untuk bersikap lembut, santun, lapang dada, sabar, menyayangi, bersahabat, bersungguh-sungguh dan rela berkorban. Penerapan prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar akan tetap mempertimbangkan nilai-nilai dan budaya masyarakat yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama. Sedangkan untuk mengaplikasikan prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar, berikut petunjuk Nabi SAW dalam sabdanya,  “Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Sekiranya ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Sekiranya ia tidak mampu (juga) maka dengan hatinya, dan itulah selemah­lemahnysa iman”.  (HR. Muslim).
d)        Berorientasi kemanfaatan dan kemaslahatan
 Segala ciptaan Allah Swt mengandung maksud dan tujuan. Perintah memakmur- kan alam berarti perintah untuk menjadikan alam semesta sebagai media mewujudkan kemaslahatan hidup manusia di muka bumi. Sikap pelaku inovatif dengan potensi akalnya akan menjadikan realitas kealaman sebagai kemaslahatan bagi manusia. Dalam hal ini Allah Swt berfirman: 
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”. (QS. Shad: 27)
3.    Hikmah perilaku inovatif
Membiasakan berperilaku inovatif melahirkan hikmah dalam kehidupan sehari-hari di antaranya :
a)         Dapat mendayagunakan kemampuan dan keahlian dalam melakukan ataupun mengembangkan karya tertentu.
b)        Dapat melakukan kebaikan dan menghindari keburukan.
C.      Kreatif
1.    Pengertian kreatif
Kreatif berasal dari bahasa inggris to create yang berarti menciptakan sesuatu atau membuat. Creativity berarti daya cipta. Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau menciptakan biasanya mengunakan kata  khalaqa  (menjadikan, membuat,  menciptakan), yakni  menciptakan sesuatu tanpa ada pangkal atau asal dan contoh terlebih dahulu atau dapat berarti kemampuan untuk mencipta atau mempunyai sifat menciptakan tidak dengan cara meniru. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kreatif berarti memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan. kreatif adalah menemukan, menggabungkan, membangun, mengarang, mendesain, merancang, mengubah ataupun menambah. Oleh karena itu kreatif sering digambarkan dengan kemampuan berfikir kritis dan banyak ide serta gagasan. Orang kreatif adalah orang yang melihat sesuatu yang sama, tetapi dengan cara pandang yang berbeda. Selain itu orang kreatif adalah orang yang memiliki kemampuan menggabungkan sesuatu yang belum pernah tergabung sebelumnya. Kreatif juga bisa berarti kemampuan menemukan atau mendapatkan ide dan pemecahan masalah baru. Dalam perspektif Islam kreatif dapat diartikan sebagai kesadaran keimanan seseorang, untuk menggunakan keseluruhan daya dan kemampuan diri yang dimiliki sebagai wujud syukur akan nikmat Allah guna menjadikan atau menghasilkan sesuatu yang terbaik dan bermanfat bagi kehidupan sebagai wujud pengabdian yang tulus kehadirat Allah. Allah Dzat yang Maha kreatif, hasil karya-Nya merupakan karya yang sangat besar, indah, dan sempurna. Semua makhluk memanfaatkan karya Allah tersebut. Allah Pencipta jagat raya dan segala isinya memberikan kekaguman dahsyat bagi seluruh makhlukNya. Keserasian yang kita lihat pada setiap makhluk, keterpautan organ-organ tubuh satu sama lainnya, keterpautan warna dengan organ-organ tersebut, keterpautan langit dan jagat raya, bumi dan isinya tersebut menjadikan   Allah Swt sebagai Dzat Yang Maha Sempurna. Allah Swt berfirman:

“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan Mengadakan gelap dan terang, Namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka”.(QS. al­An’am(6):1)
2.    Nilai positif  kreatif
a)         Berfikir orisinil
Manusia selalu menghadapi berbagai persoalan dan peristiwa dalam kehidupannya. Semua persoalan yang yang tidak diketahui jawabannya dianggap sebagai masalah. Biasanya seseorang akan berusaha mengkaji problem yang dihadapinya dari berbagai aspek agar dapat memahaminya dengan baik. Setelah itu ia menghimpun berbagai data dan informasi yang berkaitan dengannya. Penghimpunan data dan informasi yang relevan dengan problem yang ada membantunya memperjelas, memahami dan membatasi problem itu dengan teliti dan mengantarkannya menyusun berbagai hipotesa sebagai langkah pemecahan.
Dalam hal ini Allah Swt berfirman: َ
 “Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”. (QS. Al­Hajj : 46)
b)        Beretos kerja   tinggi
Adanya etos kerja yang kuat memerlukan kesadaran pada orang bersangkutan tentang kaitan bekerja dengan pandangan hidupnya yang lebih menyeluruh. Etos kerja dalam Islam adalah hasil suatu kepercayaan seorang Muslim bahwa bekerja mempunyai kaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu memperoleh ridha dari Allah SWT. Berkaitan dengan ini penting untuk ditegaskan bahwa pada dasarnya, Islam adalah agama amal atau kerja. Inti ajarannya ialah bahwa hamba Alalh akan mendekati dan berusaha memperoleh ridha Allah melalui bekerja atau amal shalih serta dengan memurnikan sikap penyembahan hanya kepada-Nya. Alalh Swt berfirman:  “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasannya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya)”. (QS. Al­Najm(53) : 39­40) َ
c)         Berhasil karya 
Dalam Islam beramal atau bekerja itu juga harus dilakukan dalam bentuk shalih sehingga dikatakan amal shalih, yang secara harfiah berarti sesuai, yaitu sesuai dengan standar mutu. Berorientasi kepada mutu dan hasil yang baik sebagaimana dapat dipahami dari firman Allah, 
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Q.S. Al­ Mulk(67): 2)
d)        d. Tawakkal
Tawakal tidak identik dengan kepasrahan yang tidak beralasan. Namun tawakal harus terlebih dahulu didahului dengan adanya usaha yang maksimal. Muslim yang kreatif akan menunjukkan dedikasinya dengan berusaha maksimal untuk memperoleh tujuan yang diinginkan untuk kemudian menyandarkan hasil kepada Allah Swt. Allah Swt Berfirman:َ
“kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang­orang yang bertawakkal kepada­Nya”. (QS.Ali Imran (3): 159)
3.    Hikmah kreatif
Hikmah membiasakan berperilaku kreatif dalam kehidupan sehari-hari akan menjadikan :
a)         Setiap pribadi dapat mencipta, termasuk menciptakan realitas baru dalam kehidupan sehingga dalam situasi apapun dan dengan segala keterbatasan akan memiliki potensi untuk menciptakan berbagai hal, termasuk keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup ini.
b)        Setiap pribadi memiliki keterikatan kepada Allah SWT yang menjadi tempat bergantung dan tempat berharap satu-satunya.
c)         Setiap pribadi mempunyai etos kerja, yakni seperangkat  nilai-nilai etis  yang terkandung dalam ajaran Islam (Al-Quran dan hadits) tentang keharusan dan keutamaan bekerja untuk mencapai hasil yang diharapkan lebih baik.



      Dari pembahsan di atas dapat disimpulkan bahwa Sifat dinamis, inovatif, dan kreatif sangatlah penting untuk dilakukan setiap manusia yang hidup di dunia ini. Dalam Islam pun sangat menganjurkan kepadanya umatnya untuk bersifat dinamis, inovativ, dan kreatif agar bisa hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Dalam menjalankan sifat tersebut tidaklah mudah harus ada latihan dan dorongan dari dalam diri kita masing-masing, meskipun untuk sifat kreatif juga kadang dipengaruhi dari faktor gen atau bawaan dari lahir, namun pengaruh dari lingkungan juga sangat menentukan kekreatifan seseorang. Yang kemudian kekreatifan seseorang akan memunculkan sifat inovatif. Sedangkan dinamis menurut penulis lebih bersifat dorongan seseorang untuk bersikap lebih baik dengan apa yang ditekuninya, dan sifat dinamis bisa dibentuk mulai dari masa kanak-kanak.
Dan pokok dari sifat-sifat tersebut adalah adanya sifat kompetisi dalam kebaikan yang mendorong seseorang untuk terus melakukan kebaikan sehingga munculah sifat-sifat tersebut.
Apabila orang yang tidak mempunyai sifat dinamis, inovativ, dan kreatif maka orang tersebut akan mengalami kesulitan dalam hidupnya karena sifat tersebut sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang tidak sabar dan tawakkal dia akan merasa setiap cobaan yang diberikan oleh Allah adalah akhir dari segalanya ia akan selalu menyalahkan Allah bahkan dia juga akan murtad atau kafir karena tidak kuasa menghadapi cobaan maupun nikmat yang diberikan Allah.
B.       Saran
Semoga apa yang kami suguhkan dapat di ambil manfaat dan hikmahnya serta dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.











DAFTAR PUSTAKA
Buku Kurikulum 2013 Kementrian Agama Akidah Akhlak kelas XII
http://www.mrofiudin29.com/2017/11/makalah-2-aqidah-akhlak-kelas-12_29.html.(diakses pada 02 Mei 2018)


http://makalahqw.blogspot.co.id/2014/05/makalah-aqidah-akhlak-kreatif-dinamis.html.(diakses pada 02 Mei 2018)
http://danydanger.blogspot.co.id/2014/08/perilaku-inovatif-dan-kreatif.html.(diakses pada 02 Mei 2018)
http://sayyidahkhunainah23.blogspot.co.id/2010/11/makalah-kreatif-dan-dinamis.html.(diakses pada 02 Mei 2018)

No comments:

Post a Comment