DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Namimah
1. Pengertian Namimah
2.
Dalil-Dalil Larangan Namimah
3. Nilai Negatif Perilaku Namimah
4. Cara Menghindari Perilaku Namimah
B. Ghibah
1. Pengertian / definisi ghibah
2.
Dalil-dalil Larangan Ghibah
3.
Ghibah Yang Diperbolehkan
4.
Bahaya perilaku gibah
5.
Cara menghindari perilaku ghibah (menggunjing)
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kita
sebagai umat islam harus mengetahui semua apa-apa yang menyangkut tentang
agama baik yang berupa kebaikan maupun keburukan, yang berupa kebaikan seperti
bersikap baik pada orang lain yaitu dengan cara menolong dalam hal
kemaslahatan, berakhlak yang baik dan lain sebagainya dan yang berupa keburukan
seperti berbagai macam sifat buruk seperti fitnah, Ghibah, namimah, marah, dan yang
lain masih banyak lagi yang membawa suatu mafsadat itulah yang diberi nama
suatu keburukan.
Perilaku tercela atau sifat buruk akibatnya tidak hanya akan dirasakan oleh orang lain tapi juga oleh diri sendiri. Maka oleh karena itu sebagai muslim atau pun sebagai manusia hendaknya menghindari akhlak - akhlak tercela tersebut.
Berdasarkan hal di atas, dalam tulisan ini penulis akan mencoba mambahas tentang 2 contoh akhlak tercela yaitu Namimah, dan Ghibah.
B. Rumusan
Masalah
Dilihat
dari latar belakang masalah maka kami membatasi dalam menyampaikan makalah ini,
agar tidak terjadi pembahasan yang keluar dari makalah ini, yaitu :
1.
Apa yang dimaksud dengan namimah dan ghibah ?
2.
Apa nilai negatif yang terdapat pada perilaku namimah
dan ghibah?
3.
Bagaimana cara menghindari sifat namimah dan ghibah?
C. Tujuan
Tujuan
dibuatnya makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui pengertian namimah dan ghibah
2.
Untuk mengetahui nilai negatif yang terdapat pada
perilaku namimah dan ghibah
3.
Untuk mengetahui cara menghindari sifat namimah dan ghibah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Namimah
1. Pengertian Namimah
Namimah
artinya adu domba, yaitu usaha untuk membuat orang lain saling bermusuhan.
Sikap namimah sangat dibenci dalam islam, karena dapat membuat persatuan umat
menjadi pecah sehingga dapat melumpuhkan ( melemahkan ) kekuatan orang islam.
Dalam
kitab Riyadhus Shalihin disebutkan bahwa: “Namimah adalah mereka yang
berkeinginan untuk menghancurkan sesama manusia”. Namimah mengandung arti
mengadu domba antara pihak satu dengan pihak yang lain.
2.
Dalil-Dalil Larangan Namimah
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qç7Ï^tGô_$# #ZÏWx. z`ÏiB Çd`©à9$# cÎ) uÙ÷èt/ Çd`©à9$# ÒOøOÎ) ( wur (#qÝ¡¡¡pgrB wur =tGøót Nä3àÒ÷è/ $³Ò÷èt/ 4 =Ïtär& óOà2ßtnr& br& @à2ù't zNóss9 ÏmÅzr& $\GøtB çnqßJçF÷dÌs3sù 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# Ò>#§qs? ×LìÏm§ ÇÊËÈ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan
satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.”
Allah berfirman dalam surat Al- Qolam ayat
10-13:
wur ôìÏÜè? ¨@ä. 7$xym AûüÎg¨B ÇÊÉÈ :$£Jyd ¥ä!$¤±¨B 5OÏJoYÎ/ ÇÊÊÈ 8í$¨Z¨B Îöyù=Ïj9 >tG÷èãB AOÏOr& ÇÊËÈ ¤e@çGãã y÷èt/ y7Ï9ºs AOÏRy ÇÊÌÈ
“(10) Dan janganlah kamu ikuti Setiap orang
yang banyak bersumpah lagi hina, (11) Yang banyak mencela, yang kian ke mari
menghambur fitnah, (12) Yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui
batas lagi banyak dosa, (13) Yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal
kejahatannya.”
“Dari
Ibnu Abbas r.a. bahwasanya Rasulullah SAW melewati dua makam, lalu Nabi
bersabda. Sesungguhnya dua orang yang ada
di kubur ini disiksa. Salah seorang diantaranya disiksa karena selalu mengadu
domba (menebar fitnah) dan yang satu lagi karena tidak bersih ketika bersuci
(dari buang air kecilnya).” (H.R. Bukhari Muslim).
Orang
yang mempunyai sifat namimah tidak akan masuk surga seperti dijelaskan dalam
hadist Rasulullah SAW :
Artinya : Diriwayatkan dari Hudzaifah
dia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda : “tidak akan masuk surga orang yang suka adu domba.”(H.R. Bukhori
dan Muslim)
Dalam
sabda lainnya Rasulullah SAW telah bersabda yang artinya :
“ Yang
amat dicintai Allah SWT ialah, yang berbaik akhlaknya, yang dermawan lagi gemar
menjamu orang, yang dapat menyesuaikan diri lagi dapat diikuti penyesuaian
dirinya itu, sedangkan yang amat dibenci disisi Allah SWT ialah, orang-orang
yang suks berjalan dengan berbuat adu domba, yang memecah belah antara
saudara-saudara, lagi pula mencari-cari alas an untuk melepaskan diri dari
kesalahan-kesalahan.”(H.R. Ahmad )
3. Nilai Negatif Perilaku Namimah
a)
Namimah merupakan sebuah dosa besar dan amat dibenci
oleh Allah SWT
b)
Orang yang berbuat namima tidak akan dimasukan kedalam
surga tetapi justru akan dimasukan kedalam neraka
c)
Namimah dikelompokan kedalam perbuatan fitnah, dan
fitnah itu bahayanya lebih kejam daripada pembunuhan
d)
Orang namimah termasuk kelompok orang munafik, karena
memiliki muka dua
e)
Akibat namimah dapat memutus tali silaturahmi dan
ukhuwah islamiyah dua orang atau lebih
f)
Orang yang berbuat namimah hidupnya tidak akan tenang
karena kebohongan yang diperbuatnya
g)
Namimah dapat menyebabkan permusuhan dan kebencian
h)
Jika yang diadu domba adalah suatu kelompok tertentu,
maka dapat menyebabkan suatu pertempuran/perkelahian/tawuran antar kelompok
yang dapat menyebabkan kerugian, baik kehilangan nyawa/sarana dan prasarana
publik yang rusak akibat terjadi kerusakan
i)
Ditinggalkan
teman apabila kedua belah pihak yang diadu domba sudah mengetahui bahwa mereka
telah diadu domba.
4. Cara Menghindari Perilaku Namimah
a)
Menyadari
tentang bahayanya sifat namimah
b)
Menyadari
bahwa namimah adalah perbuatan dosa
c)
Selalu
meneliti kebenaran informasi yang didengar
d)
Menyadari
bahwa diri kita juga tidak suka apabila diadi domba dengan orang lain
e)
Bersilaturahmi
dengan baik
f)
Selalu
berusaha untuk menjaga diri dari perbuatan fitnah dan dosa
g)
Meningkatkan
iman dan taqwa kita kepada Allah SWT
B. Ghibah
1. Pengertian / definisi ghibah
Definisi
dari ghibah adalah membicarakan keburukan/kejelekan/kekurangan orang lain untuk
mencari-cari kesalahan orang lain baik jasmani, agama, kekayaan, akhlak,
ataupun bentuk lahiriah lainnya. Ghibah atau menggunjing ini tidak hanya
sebatas lisan saja, namun bisa terjadi dengan tulisan (media cetak, media
online, sms dll), atau dengan menggunakan gerakan tubuh.
Allah
swt melarang kita untuk berbuat ghibah, dan menyuruh kita untuk menjauhinya
karena ghibah digambarkan dengan sesuatu yang sangat jijik dan kotor yaitu
ghibah sama saja dengan memakan daging saudaranya yang sudah mati. Selengkapnya
dalam firman Allah swt dalam Q.S. Al Hujarat ayat 12 :
Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan
janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di
antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mat? Tentu kamu
merasa jijik...
2.
Dalil-dalil Larangan Ghibah
Firman
Allah SWT surat Al-Hujurat ayat 12:
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qç7Ï^tGô_$# #ZÏWx. z`ÏiB Çd`©à9$# cÎ) uÙ÷èt/ Çd`©à9$# ÒOøOÎ) ( wur (#qÝ¡¡¡pgrB wur =tGøót Nä3àÒ÷è/ $³Ò÷èt/ 4 =Ïtär& óOà2ßtnr& br& @à2ù't zNóss9 ÏmÅzr& $\GøtB çnqßJçF÷dÌs3sù 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# Ò>#§qs? ×LìÏm§ ÇÊËÈ
“Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang.”
Hadits
yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim :“Tahukah
kalian apakah ghibah itu?" Para sahabat menjawab, Allah dan
Rasul- Nyayang lebih tahu!" Lalu beliau berkata, “Yaitu kamu
menceritakan saudaramu tentang hal yang tidak disukainya." Lalu seseorang
bertanya, “Bagaimana pendapatmu bila apa yangaku ceritakan ada pada diri
saudaraku?" Beliau menjawab, Bila apa yang kamu ceritakan itu ada pada
diri saudaramu, maka kamu telah melakukan ghibah terhadapnya. Dan bila tidak,
berarti kamu mengada-ada (dusta)."
3.
Ghibah Yang Diperbolehkan
Menceritakan
aib atau keburukan orang lain tidak selamanya dilarang. Dalam keadaan tertentu,
bercerita tentang fakta keburukan orang lain tersebut diperbolehkan, yaitu
ketika :
a)
Orang yang dizhalimi boleh menceritakan kepada
hakim tentang kezhaliman yang dilakukan terhadapnya atau penghianatannya.
b)
Memberi kesaksian kejahatan yang dilakukan oleh
seseorang di depan penyidik ataudi depan hakim.
c)
Meminta pertolongan untuk mengubah kemungkaran
dengan menceritakan kepada orang yang mampu mengubah kemungkaran itu, agar
menjadi kebenaran.
d)
Bercerita kepada seorang psikolog untuk meminta
nasehat (jalan keluar), misalnya seorang istri yang menceritakan suaminya yang
bakhil, pemarah, atau selingkuh.
e)
Memperingatkan kaum muslimin dari kejahatan
seseorang, apabila hal itu dikhawatirkan akan menimpa mereka.
f)
Menceritakan orang yang terang-terangan berbuat
fasik dan membahayakan kehidupan kehidupan masyarakat muslim.
g)
Memperingatkan orang lain dari seseorang yang
jahat atau sesat supaya selamat.
h)
Melaporkan pelaku kejahatan kepada penegak
hukum.
4.
Bahaya perilaku gibah
Perilaku
ghibah juga ada bahayanya, dan berikut ini bahaya yang akan diterima bila
melakukan perilaku ghibah yaitu :
-
Jikal hal-hal yang dibicarakan adalah sesuatu
yang tidak benar, maka bisa mendatangkan fitnah, dalam Al Quran fitnah itu
disebutkan lebih kejam daripada pembunuhan.
-
Mendatangkan kerusakan/permusuhan atau sikap
tidak senang kepada seseorang
-
Tidak ada manfaatnya, waktu terbuang sia-sia
-
Mendapatkan dosa dari Allah swt
5.
Cara menghindari perilaku ghibah (menggunjing)
Berikut
ini cara menghindari perilku ghibah :
-
Menyadari bahwa perilaku ghibah tidak disukai oleh
Allah swt dan dilarang untuk dilakukan
-
Berusaha untuk menjauhi perilaku ghibah dan
melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat daripada ghibah
-
Menjauhi hal-hal yang dapat mendatangkan ghibah
-
Berkumpul dengan orang-orang yang shalih, dan
meninggalkan sekelompok orang yang sedang menggunjing (ghibah)
-
Mengingatkan orang lain yang sedang ghibah
-
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Namimah
artinya adu domba, yaitu usaha untuk membuat orang lain saling bermusuhan.
Sikap namimah sangat dibenci dalam islam, karena dapat membuat persatuan umat
menjadi pecah sehingga dapat melumpuhkan ( melemahkan ) kekuatan orang islam. Namimah
termasuk perbuatan dosa bahkan rosulullah menyebutkan orang yang melakukan
namimah tidak akan masuk surga. Orang yang melakukan Namimah termasuk orang
munafik dan perbuatannya sama dengan fitnah. Cara menghindari perilaku namimah
diantaranya adalah Menyadari
tentang bahayanya sifat namimah, Menyadari bahwa namimah adalah perbuatan dosa, Selalu meneliti kebenaran informasi yang didengar, Menyadari bahwa diri kita juga tidak suka
apabila diadi domba dengan
orang lain, Bersilaturahmi
dengan baik dan lain – lain.
Ghibah
adalah membicarakan keburukan/kejelekan/kekurangan orang lain untuk
mencari-cari kesalahan orang lain baik jasmani, agama, kekayaan, akhlak,
ataupun bentuk lahiriah lainnya. Ghibah atau menggunjing ini tidak hanya
sebatas lisan saja, namun bisa terjadi dengan tulisan (media cetak, media
online, sms dll), atau dengan menggunakan gerakan tubuh. Tidak semua
ghibah dilarang dalam islam ada perilaku ghibah yang diperbolehkan diantaranya
adalah Orang
yang dizhalimi boleh menceritakan kepada hakim tentang kezhaliman yang
dilakukan terhadapnya atau penghianatannya, memberi kesaksian kejahatan yang
dilakukan oleh seseorang di depan penyidik ataudi depan hakim, memperingatkan
kaum muslimin dari kejahatan seseorang, apabila hal itu dikhawatirkan akan
menimpa mereka, menceritakan orang yang terang-terangan berbuat fasik dan
membahayakan kehidupan kehidupan masyarakat muslim. Cara menghindari ghibah
yang tidak dilarang dalam Islam diantaranya adalah menyadari bahwa
perilaku ghibah tidak disukai oleh Allah swt dan dilarang untuk dilakukan, Berusaha
untuk menjauhi perilaku ghibah dan melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat
daripada ghibah, menjauhi hal-hal yang dapat mendatangkan ghibah, Berkumpul
dengan orang-orang yang shalih, dan meninggalkan sekelompok orang yang sedang
menggunjing (ghibah), dan mengingatkan orang lain yang sedang ghibah
DAFTAR
PUSTAKA
http://nidaluthfiyani.blogspot.com>2012/03.
https://id.scribd.com/doc/174310227/makalah-ghibah-dan-namimah-docx
No comments:
Post a Comment