DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.
Adab Bergaul Terhadap Orang Yang Lebih
Muda
1.
Pengertian orang yang lebih muda
2.
Tata Cara Bergaul dengan Orang Lebih
Muda
3.
Larangan dalam bergaul dengan yang
lebih muda
B.
Adab Bergaul Dengan Lawan Jenis
1.
Pengertian lawan jenis
2.
Tata cara bergaul dengan lawan jenis
3.
Larangan dalam bergaul dengan lawan
jenis
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan terlepas
dari bergaul dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari baik dengan
orang yang lebih muda, tua bahkan dengan lawan jenis.
Dalam Islam, bergaul dengan orang lebih muda dan lawan
jenis sudah diatur oleh aturan Allah Swt. baik berupa tuntunan tentang adab bergaul yang perlu dilakukan dan larangan dalam bergaul yang harus dijauhi.
Maka dari permasalah di atas kami mencoba membahas mengenai Adab Bergaul dengan Orang yang Lebih Muda dan Lawan Jenis dalam Islam.
B.
Rumusan
Masalah
Supaya
dalam pembahasan dan penulisan lebih terarah, maka kami merumuskan
masalah-masalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimana adab bergaul dalam islam
kepada yang lebih muda?
2.
Bagaimana adab bergaul dalam islam
kepada lawan jenis?
3.
Bagaimana larangan bergaul dengan lawan jenis?
C. Tujuan Penulisan
1.
Memenuhi salah satu tugas bidang study
Akidah Akhlak.
2.
Mengetahui adab bergaul dalam islam
dengan yang lebih muda
3.
Mengetahui adab bergaul dalam islam
dengan lawan jenis
4.
Untuk mengetahui larangan bergaul dengan lawan jenis
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Adab Bergaul Terhadap Orang Yang Lebih
Muda
1.
Pengertian orang yang lebih muda
Pemuda dalam bahasa
Arab disebut dengan syabab atau fata. Hal tersebut dapat dijumpai di dalam
al-Qur’an dan hadis nabi. Di dalam al-Qur’an terdapat dalam firman Allah Swt.
(#qä9$s% $oY÷èÏJy Ó\Lsù öNèdãä.õt ãA$s)ã ÿ¼ã&s! ãLìÏdºtö/Î) ÇÏÉÈ
“Mereka
berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang
bernama Ibrahim”.
(QS. An-Anbiya(21):60)
Sementara di dalam
hadis Rasullullah saw. Bersabda :
Artinya : “Ada
tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan oleh Allah dalam
naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada perlindungan (sama sekali) kecuali
perlindungan dariNya: Seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh
dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah, seseorang yang hatinya senantiasa terkait
kepada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul
dan berpisah karenaNya, seorang laki-laki yang saat diajak (berbuat sesuatu
yang dilarang agama) oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan danberkumpul
dan berpisah karenaNya, seorang laki-laki yang saat diajak (berbuat sesuatu
yang dilarang agama) oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan cantik,
maka ia berkata: “Aku takut kepada Allah Swt. “Seseorang yang bersedekah lalu
ia menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
disedekahkan oleh tangan kanannya serta seseorang yang berdzikir kepada Allah
dalam kesunyian lalu kedua matanya meneteskan air mata. (HR. Bukhari-Muslim)
Sementara dalam
bahasa Indonesia pemuda berarti orang yang belum sampai setengah umur dan
merupakan lawan kata tua.
Orang yang lebih muda
yang dimaksud disini adalah anak kecil atau remaja dan para pemuda.
Dalam bergaul dengan
anak kecil Rasullullah saw. Memberi teladan saat beliau mencium Hasan dan
Husein di hadapan al Aqra bin Habis yang terheran-heran lalu ia berkata: “Wahai
Rasullullah Saw saya mempunyai sepuluh orang anak, tetapi tidak ada seorangpun
yang pernah aku cium seperti engkau ini”. Rasullullah Saw memandangnya dan
berkata: “Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama manusia, niscaya tidak akan disayangi oleh Allah”. (HR.
Bukhari Muslim)
Karena pemberian
rahmat Allah Swt itulah Rasullullah Saw senantiasa merasa senang dan berusaha
menggembirakan hati anak-anak kecil, menghibur dan bila ada tamu yang
mengunjunginya dan membawa oleh-oleh, maka sosok yang diberikan terlebih dahulu
adalah anak-anak.
Demikian pula bergaul
terhadap remaja. Remaja adalah masa pencarian jati diri. Remaja merupakan
kelompok maasyarakat yang biasanya kreatif dan inovatif. Hal ini juga terjadi
dalam pergaulan mereka. Oleh karena itu banyak dijumpai para remaja yang
berusaha menonjolkan identitas pribadi atau kelompoknya. Mereka biasanya akan
meniru siapa saja yang menurut mereka layak untuk ditiru seperti guru, ulama,
artis, dan para tokoh lainnya. Dalam beberapa kejadian ditemukan banyak
penyimpangan yang di lakukan oleh para remaja ini seperti adanya komunitas atau
gang yang identik dengan perilaku buruk seperti gang motor dan sebagainya.
Islam memberi
perhatian sangat besar terhadap upaya perbaikan mental kaum muda. Karena
generasi muda hari ini adalah pemeran utama di masa yang akan datang. Merekalah
pondasi yang menopang masa depan umat islam. Adab bergaul dengan orang yang
lebih muda pada dasarnya ditunjukan untuk menjadikan generasi yang dapat
menggantikan tongkat estafet pengembangan umat yang lebih baik.
Al-Qur’an
menceritakan tentang potret pemuda Ashabul Kahfi sebagai kelompok pemuda yang
beriman kepada Allah dan meninggalkan mayoritas kaumnya yang menyimpang dari
agama Allah Swt. Sehingga Allah menyelamatkan para pemuda tersebut dengan
menidurkan mereka selama 309 tahun. Allah Swt, berfirman:
(#qèWÎ6s9ur Îû óOÎgÏÿôgx. y]»n=rO 7ps($ÏB úüÏZÅ (#rß#yø$#ur $Yèó¡Î@ ÇËÎÈ
Artinya : “Dan
mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan tambah Sembilan tahun
(lagi)”. (QS. Al-Kahfi:25)
2.
Tata Cara Bergaul dengan Orang Lebih
Muda
a.
Memberi nasehat dengan bijak
Kalangan muda
khususnya remaja dan pemuda adalah masa pancaroba. Masa muda mempunyai posisi
yang sangat penting. Para pemuda dituntut untuk memberikan sumbangsihnya dalam
membangun kemajuan. Bersamaan dengan itu, masa muda juga merupakan masa yang
penuh dengan godaan untukmemperturutkan hawa nafsu. Seorang pemuda yang sedang
dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami gejolak dalam
pikiran maupun jiwa, yang tidak jarang menyebabkan hidupnya terguncang. Oleh
karena itu perlu mendapat nasehat dari orang yang lebih tua.
Yang menjadikan
mereka mengikuti kita adalah kelemahan dan kelembutan sikap kita, Allah swt.
Berfirman:
$yJÎ6sù 7pyJômu z`ÏiB «!$# |MZÏ9 öNßgs9 ( öqs9ur |MYä. $àsù xáÎ=xî É=ù=s)ø9$# (#qÒxÿR]w ô`ÏB y7Ï9öqym ( ß#ôã$$sù öNåk÷]tã öÏÿøótGó$#ur öNçlm; öNèdöÍr$x©ur Îû ÍöDF{$# ( #sÎ*sù |MøBztã ö@©.uqtGsù n?tã «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$# ÇÊÎÒÈ
Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah
kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”(QS. Ali
‘Imran (3):159)
Dengan demikian orang
tua yang bijak adalah orang tua yang berupaya secara bijak mengajak anaknya
kepada jaln yang benar. Hal ini seperti
kisah Nabi Yusuf AS
“Dan tatkala Dia
cukup dewasa Kami berikan kepadanya Hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami member
Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf
tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan
Dia menutup pintu-pintu, seraya berkata:”Marilah ke sini!” Yusuf berkata: “Aku
berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.”
Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita
itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun
bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikan Dia tidak melihat tanda
(dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran
dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.”
Rasulullah saw.
Sendiri sering memberikan arahan dan nasehat kepada para pemuda.
“Wahai para pemuda,
barangsiapa diantara kamu semua yang mampu (menikah), maka menikahlah. Karena
hal itu lebih dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan. Barangsiapa yang
tidak mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena hal itu sebagai perisai.”(HR.
Bukhari Muslim)
b.
Mempererat Persaudaraan
Allah swt. Berfirman:
`s9 (#qä9$oYs? §É9ø9$# 4Ó®Lym (#qà)ÏÿZè? $£JÏB cq6ÏtéB 4 $tBur (#qà)ÏÿZè? `ÏB &äóÓx« ¨bÎ*sù ©!$# ¾ÏmÎ/ ÒOÎ=tæ ÇÒËÈ
Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada
kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu
cintai, dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah
mengetahuinya.” (QS. Ali “Imran:92)
Dalam hadis lain Rasullullah saw. Bersabda:
"Diriwayatkan dari Abi Musa ra.
Dia berkata,”Rasullullah saw. Pernah
bersabda: ‘Orang mukmin yang satu dengan yang lain bagai satu bangunan
yang bagian-bagiannya saling mengokohkan.”(HR. Bukhari)
c.
Memberi perhatian dan kasihsayang
Rasullullah saw.bersabda:
“Rasulullah saw. Bersabda: Wahai Anas,
hormati yang lebih tua dan sayangi yang lebih muda, maka kau akan menemaniku di
surga.”(HR. Baihaqi)
“Dari Abu Hurairah ra berkata: “Kalian
tidak akan masuksurga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak (dikatakan)
beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku beritahu pada kalian pada
satu hal, yang jika kalian lakukan,maka kalian akan saling mencintai?(Yaitu)
sebarkanlah salam diantara kalian.”(HR. Muslim)
d.
Memberi teladan yang baik
Firman Allah :
y7¯RÎ)ur 4n?yès9 @,è=äz 5OÏàtã ÇÍÈ
Artinya : “Dan sesungguhnya kamu benar-benar
berbudi pekerti yang agung.”(QS. Al-Qolam:4)
Keluarga merupakan
lingkungan pertama yang memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan
anak-anak, remaja, dan pemuda. Allah swt. Berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS. At-Tahrim(66):6)
e.
Melakukan pembinaan dengan baik
Firman Allah :
tûïÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä öNåk÷Jyèt7¨?$#ur NåkçJÍhè ?`»yJÎ*Î/ $uZø)ptø:r& öNÍkÍ5 öNåktJÍhè !$tBur Nßg»oY÷Gs9r& ô`ÏiB OÎgÎ=uHxå `ÏiB &äóÓx« 4 @ä. ¤ÍöD$# $oÿÏ3 |=|¡x. ×ûüÏdu ÇËÊÈ
Artinya : “Dan orang-orang yang beriman, dan yang
anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu
mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal
mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.”(QS.
At-Thur:21)
Rasulullah saw. Bersabda:
“Dari Anas ibn Malik dari Nabi saw.
Bersabda: Mudahkanlah dan jangan mempersulit dan berilah kabar gembira dan
jangan menakut-nakuti. Rasulullah saw.suka memberikan keringanan dan
merahasiakan (amal saleh) kepada manusia.”(HR.Bukhari)
f.
Memberikan penghargaan atas capaian prestasi
Firman Allah :
ô`tB @ÏJtã $[sÎ=»|¹ `ÏiB @2s ÷rr& 4Ós\Ré& uqèdur Ö`ÏB÷sãB ¼çm¨ZtÍósãZn=sù Zo4quym Zpt6ÍhsÛ ( óOßg¨YtÌôfuZs9ur Nèdtô_r& Ç`|¡ômr'Î/ $tB (#qçR$2 tbqè=yJ÷èt ÇÒÐÈ
Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan amal
shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka
sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yan lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. An-Nahl:97)
Abu Hurairahra berkata bahwa Rasulullah
saw bersabda: “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah
daripada mukmin yang lemah dan dalam segala sesuatu ia dipandang lebih baik.
Raihlah apa yang memberikan manfaat bagimu. Minta tolonglah kepada Allah.
Janganlah lemah! Kalau engkau tertimpa sesuatu, janganlah berkata, kalau aku
berbuat begini, pasti begini dan begitu tetapi katakanlah “Allah swt telah
menentukan dan Allah menghendaki aku untuk berbuat karena kata “kalau” akan
mendorong pada perbuatan setan”. (HR. Muslim)
3.
Larangan dalam bergaul dengan yang
lebih muda
a.
Tidak meminta penghormatan yang berlebihan
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah
dari Umar bin Khattab ra.
“Janganlah kalian memujiku sebagaimana
orang-orang Nasrani memuji ‘isa bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah seorang
hamba, maka katakanlah: hamba Allah dan Rasul-Nya.”(HR. Bukhari, Muslim dan At
Tirmidzi)
b.
Antipati
Antipati yaitu sikap tidak percaya
kepada seseoranng atau suatu komunitas.
Rasulullah saw bersabda:
“Anas ra berkata,bahwa Nabi saw
bersabda: “Tidaklah termasuk beriman seseorang di antara kami sehingga
mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (HR. Bukhari,
Muslim, dan Nasa’i)
c.
Tidak memahami aktifitas generasi muda
Allah swt berfirman:
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä w öyó¡o ×Pöqs% `ÏiB BQöqs% #Ó|¤tã br& (#qçRqä3t #Zöyz öNåk÷]ÏiB
............
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang
ditertawakan itu lebih baik dari mereka”. (QS.Al-Hujurat (49):11)
“Dari Abu Hurairah ia berkata telah
bersabda Rasulullah” Jauhkanlah diri kamu daripada sangka (jahat) itu
sedusta-dusta omongan, (hati)”. (HR.Muttafaq ‘Alaih)
B.
Adab Bergaul Dengan Lawan Jenis
1.
Pengertian lawan jenis
Lawan jenis berarti
lawan dari jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan merupakan makhluk Allah yang
telah diciptakan untuk berpasang-pasangan sehingga wajar,jika terjadi pergaulan
diantara mereka. Allah swt berfirman:
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.s 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© @ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ×Î7yz ÇÊÌÈ
Artinya : “Hai
manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujurat (49): 13)
2.
Tata cara bergaul dengan lawan jenis
a.
Berteman semata-mata karena Allah
Rasulullah saw bersabda
“Ada tiga perkara, barangsiapa yang
terdapat padanya ketiga hal tersebut, maka ia akan merasakan lezat (manisnya)
iman: “Jika ia mencintai Allah dan rasulnya melebihi yang lainnya; mencintai
dan membenci semata-mata hanya karena Allah; Jika dilemparkan ke dalam api
neraka yang menyala-nyala, lebih disukai daripada berbuat syirik (menyekutukan)
Allah”. (HR. Muslim)
Persahabatan antar
lawan jenis dapat dengan mendoakan dengan tulus. Rasulullah saw bersabda
“Jika seseorang berdoa untuk sahabatnya
di belakangnya (jaraknya berjauhan), maka berkatalah malaikat: “Dan untukmu pun
seperti itu”. (HR. Muslim)
b.
Menutup Aurat
Allah swt berfirman
$pkr'¯»t ÓÉ<¨Z9$# @è% y7Å_ºurøX{ y7Ï?$uZt/ur Ïä!$|¡ÎSur tûüÏZÏB÷sßJø9$# úüÏRôã £`Íkön=tã `ÏB £`ÎgÎ6Î6»n=y_ 4 y7Ï9ºs #oT÷r& br& z`øùt÷èã xsù tûøïs÷sã 3 c%x.ur ª!$# #Yqàÿxî $VJÏm§ ÇÎÒÈ
Artinya : “Hai Nabi, Katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin:”Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk kenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzab (33): 59)
Hadis Rasulullah saw
“Wanita itu adalah aurat.Jika dia
keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki”.(HR. Tirmidzi)
c.
Menjaga Kemaluan
Allah swt. Berfirman
@è% úüÏZÏB÷sßJù=Ïj9 (#qÒäót
ô`ÏB ôMÏdÌ»|Áö/r& (#qÝàxÿøtsur óOßgy_rãèù 4 y7Ï9ºs 4s1ør& öNçlm;
3 ¨bÎ) ©!$# 7Î7yz $yJÎ/ tbqãèoYóÁt ÇÌÉÈ
Artinya :“Katakanlah kepada orang laki-laki yang
beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya;
yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah maha
mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS. An-Nur (24): 30)
d.
Menundukan Pandangan
Rasulullah Saw bersabda:
“Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi saw.
Beliau bersabda: “telah ditentukan bagi anak adam (manusia) bagian zinanya.
Dimana ia pasti mengerjakannya. Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua
telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara, zina tangan adalah
memukul, zina kaki adalah berjalan serta zina hati adalah bernafsu dan
berangan-angan, yang semuanya dibuktikan oleh kemaluan”.(HR. Bukhari Muslim)
Dalam hadis lain dari Jabir bin
Abdullah ra berkata:
Aku bertanya kepada Rasullullah saw
mngenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkan supaya
memalingkan pandanganku. (HR. Muslim)
e.
Saling bertanggung jawab
Rasulullah saw bersabda:
“Seorang mukmin terhadap orang mukmin
lainnya adalah bagaikan bangunan, yang bagian-bagian saling menguatkan satu
sama lain”. (HR. Bukhari)
3.
Larangan dalam bergaul dengan lawan
jenis
a.
Berkhalwat
Dalam hal ini melalui Uqbah Ibn Amir,
Rasulullah saw bersabda:
“Bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda:
janganlah kamu masuk ke kamar-kamar perempuan. Seorang laki-laki Anshar
berkata: Ya Rasulullah terangkan padaku bagaimana hukum masuk ke dalam kamar
ipar perempuan. Nabi menjawab; ipar itu adalah kematian kebinasaan”. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dari Umar bin Khattab bahwasanya
Rasulullah saw bersabda:
“Janganlah salah seorang diantara
kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya) karena setan
adalah orang ketiganya, maka barang siapa yang bangga dengan kebaikannya dan
sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang mukmin”. (HR. Ahmad)
b.
Melakukan pembauran (ikhtilat) dengan lawan jenis
Allah swt berfirman:
“Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji,dan suatu jalan yang
buruk”.(QS. Al-Isra (17):32)
c.
Melihat perempuan yang Bukan Mahram
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi SAW. Beliau bersabda: “telah ditentukan
bagi anak adam (manusia) bagian zinanya. Dimana ia pasti mengerjakannya. Zina
kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan
adalah berbicara. Zina tangan adalah memukul, zina kaki adalah berjalan serta
zina hati adalah bernafsu dan berangan-angan, yang semuanya dibuktikan atau
tidk dibuktikan oleh kemaluan.(HR. Bukhari Muslim)
Dalam Hadits tersebut mengandung arti bahwa hadits Imam Bukhari termasuk
zina anggota tubuh , tetapi semuanya tidak hanya dilakukan lewat kemaluan saja
melainkan lewat anggota tubuh lainnya. Misalnya pandangan mata karena awal mula
timbulnya hasrat dari pandangan mata yang tidak terkontrol atau tidak dijaga
terhadap hal-hal yang memancing nafsu birahi , kemudian lisannya bicara yang
tidak baik misalnya menggunjing orang lain, berdusta dan berbicara yang tidak
menjurus perbuatan yang menimbulkan hasrat dengan lawan jenis.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bergaul dengan orang
yang lebih muda sangat penting artinya. Karena di dalam pergaulan itulah
nantinya akan terjadi proses pendidikan yang sangat besar pengaruhnya bagi
perkembangan pribadi generasi muda.
Islam memberikan
batasan pergaulan antara lawan jenis, diantaranya :
1.
Haram duduk berdua (berkhalwat) dengan
perempuan bukan mahram.
2.
Haram melihat perempuan bukan muhrim.
3.
Melihat/memandang perempuan yang bukan mahram
B.
Saran
1.
Sayangi adik-adik atau orang yang lebih
muda dari kita dan berikan contoh yang lebih baik dengannya.
2.
Pelajarai adab bergaul dengan lawan
jenis supaya kita tahu batasan-batasannya.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment