KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan
makalah ini berlangsung sehingga dapat terealisasikannya makalah ini.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penulis
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Ahlussunnah wal Jama’ah.
Bogor, Maret 2022
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Etika Organisasi
B.
Etika Dalam Berorganisasi
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi tidak hanya sebagai alat untuk
mengkordinasikan dan mengendalikan sekelompok orang. Organisasi layaknya
manusia yang memiliki kepribadian yang bisa saja flexibel, tidak ramah,
inovatif, dan bahkan konservatif. Etika organisasi merupakan variable penting
dalam menjalankan roda organisasi.
Dalam kehidupan organisasi terdapat
berbagai permasalahan yang pemecahannya mengandung implikasi moral dan etika,
ada cara pemecahan yang secara moral dan etika diterima tetapi ada juga
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Ajaran islam juga membahas mengenai
bagaimana menjalankan organisasi dengan baik. Hal ini berkaitan dengan pengaturan
bagaimana seharusnya bersikap dan berperilaku dengan baik dalam berorganisasi.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian etika
organisasi?
2.
Apa saja etika dalam
berorganisasi?
C. Tujuan penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk
mengetahui :
1.
Pengertian etika organisasi
2.
Etika dalam berorganisasi
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika Organisasi
Etika adalah suatu sikap dan perilaku yang
menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seorang secara sadar untuk mentaati
ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu kelompok masayarakat
atau satu organisasi.
Etika organisasi menekankan perlunya
seperangkat nilai yang dilaksanakan setiap orang anggota. Nilai tersebut
berkaitan dengan pengaturan bagaimana seharusnya bersikap dan berperilaku
dengan baik seperti sikap hormat, kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab.
Seperangkat nilai-nilai tersebut biasanya dijadikan sebagai acuan dan dianggap
sebagai prinsip-prinsip etis dan moral.
Dalam kehidupan organisasi terdapat
berbagai permasalahan yang pemecahannya mengandung implikasi moral dan etika.
Ada cara pemecahan yang secara moral dan etika diterima tetapi ada juga yang
tidak dapat dipertanggungjawabkan. Cara-cara yang secara moral dan etika dapat
diterima merupakan cara yang benar dan sebaliknya cara-cara yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan disebut cara-cara yang salah.
Dalam praktek kehidupan organisasi tidak
ada tolok ukur yang mutlak tentang yang benar dan yang salah. Ini tidak
terlepas dari berbagai faktor seperti agama, budaya dan sosial. Pemahaman
tentang yang benar dan yang salah itulah yang mendasari perlunya etilka dalam
organisasi, yaitu untuk membantu memberikan makna yang tepat tentang kehidupan
organisasi.
Beberapa alasan mengapa norma moral dan
etika itu diperlukan dalam organisasi antara lain :
1.
Karena etika berkaitan dengan perilaku manusia. Hal ini
menyangkut aplikasi seperangkat nilai luhur dalam bertindak bagi kehidupan
seorang dan organisasi, dan menyangkut berbagai prinsip yang menjadi landasan
bagi perwujudan nilai-nilai tersebut dalam berbagai hubungan yang terjadi antar
manusia dan lingkungan hidup.
2.
Agar bisa mengikuti kehidupan sosial yang tertib,
manusia memerlukan kesepakatan, pemahaman, prinsip dan ketentuan lain yang
menyangkut pola perilaku. Etika memberikan prinsip yang kokoh dalam berperilaku
sehingga kehidupan dalam organisasi semakin bermakna. Setiap bentuk kerja sama
didasarkan pada kesepakatan yang dicapai bersama.
3.
Karena dinamika manusia dengan segala konsekuensinya
baik bersifat norma moral maupun etika perlu dianalisa dan dikaji ulang, hal
ini dimaksudkan agar tetap relevan dalam memperkaya makna kehidupan sesorang,
kelompok, organisasi dan masyarakat luas yang pada gilirannya memperlancar
interaksi antar manusia.
4.
Pentingnya etika dalam era modern sekarang ini lebih
jelas terlihat bila diingat bahwa etika menunjukkan kepada manusia nilai hakiki
dari kehidupan sosial dengan keyakinan agama, pandangan hidup dan sosial. Dapat
dikatakan bahwa etika berkaitan langsung dengan sistem nilai manusia, etika
mendorong tumbuhnya naluri moralitas, nilai-nilai hidup yang hakiki dan memberi
inspirasi kepada manusia untuk secara bersama-sama menemukan dan menerapkan
nilai-nilai tersebut bagi kesejahteraan dan kedamaian umat manusia. (Sondang
Siagian, 1996, 335-337).
Organisasi adalah suatu perkumpulan atau
wadah bagi sekelompok orang yang bekerjasama dengan terstruktur untuk mencapai
tujuan tertentu. Selain itu organisasi juga dapat diartikan sebagai sebuah
kesatuan atau entity yang terdiri dari banyak orang, bisa berupa institusi,
asosiasi atau lembaga, yang memiliki tujuan yang sama dan berhubungan dengan
lingkungan luar.
Adapun pengertian organisasi menurut beberapa
ahli sebagai berikut :
1.
Oliver Sheldon. Organisasi adalah
proses penggabungan pekerjaan yang para individu atau kelompok-kelompok harus
melakukan dengan bakat-bakat yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas,
sedemikan rupa, memberikan saluran terbaik untuk pemakaian yang efisien,
sistematis, positif, dan terkoordinasi dari usaha yang tersedia.
2.
J. William Schulze. Organisasi
adalah penggabungan dari orang-orang, benda-benda, alat-alat perlengkapan,
ruang kerja dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, yang dikumpulkan dalam
hubungan yang teratur dan efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3.
Ernest Dale. Organisasi adalah
sebuah proses perencanaan. Ini berkaitan dengan hal menyusun, mengembangkan dan
memelihara suatu struktur atau motif hubungan-hubungan kerja dari orang-orang
dalam suatu badan usaha.
Etika dalam organisasi adalah sikap dan
perilaku yang menunjukkan kesediaan seseorang secara sadar untuk mentaati
ketentuan dan norma yang berlaku dalam suatu organisasi. Hal itu terwujud dalam
bentuk bagaimana seseorang melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan
yang berlaku, menjaga informasi perusahaan dengan baik, membangun etos kerja
sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan, bersikap hormat, jujur dan
tanggung jawab.
Dalam organisasi, peran individu sangat
penting, karena organisasi terbentuk dengan adanya sekelompok orang yang saling
berinteraksi dalam mewujudkan tujuan tertentu. Interaksi antarorang atau
antarkelompok yang memiliki nilai serta kepentingan dan latar belakang yang
berbeda-beda akan saling mempengaruhi satu sama lain sehingga membentuk suatu
nilai baru yang akan melandasi perilaku individu untuk bersama-sama mencapai
tujuan organisasi.
B. Etika Dalam Berorganisasi
1.
Memiliki niat dan
tujuan yang mulia
Sebuah
organisasi pasti didirikan karena ada niat dan tujuan. Niat dan tujuan
didirikan organisasi ini sangat menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam organisasi meskipun nantinya keberlangsungan organisasi akan bergantung
pada etos individu
dan kelompok dalam
organisasi. Jikalau niat
dan tujuannya mulia, maka
dibentuknya organisasi akan lebih bermanfaat sesuai dengan niat dan
tujuannya. Rasulullah Saw. bersabda:
“Dari
Amirul Mukminin Abu
Hafsh Umar bin
Khatthab r.a. berkata,
aku mendengar Rasulullah Saw.
bersabda: “Semua amal
perbuatan tergantung niatnya dan
setiap orang akan
mendapatkan sesuai apa
yang diniatkan. Barangsiapa berhijrah
karena Allah dan
rasul-Nya maka hijrahnya
untuk Allah dan Rasul-Nya.
Dan barangsiapa berhijrah
karena dunia yang
ia cari atau wanita yang ingin ia nikahi, maka
hijrahnya untuk apa yang ia tuju.” (HR.
Al-Bukhari & Muslim)
Sebagai contoh
organisasi yang dibentuk
dengan niat melayani
kesehatan masyarakat umum dengan
tujuan mengurangi jumlah
korban yang terjangkit penyakit. Organisasi
ini akan bertumpu pada konsentrasi pelayanan kesehatan masyarakat dan pelaksanaannya akan
teratur.
2.
Amanah
Seseorang
dalam organisasi haruslah memiliki sikap amanah dalam mengemban tugas. Dengan adanya sikap amanah, pembagian tugas
yang dilakukan oleh pembina organisasi menjadi lebih optimal. Sikap ini
menimbulkan kepercayaan organisasi menjadi
lebih tumbuh sehingga pemberi dan pelaksana tugas akan lebih ulet dalam
tindakan.
Jika
sikap amanah tidak dilakukan di
dalam organisasi, maka
berbagai penyelewengan akan
terjadi sehingga timbul keraguan untuk mempercayakan sebuah tugas dalam
organisasi. Kemudian organisasi akan mengalami penurunan dan menghilang dari
permukaan. Oleh karenanya sikap amanah adalah sikap yang harus ada dalam
organisasi. Rasulullas Saw. bersabda:
“Tidak ada iman bagi
orang yang tidak amanah dan tidak ada agama bagi yang tidak memegang janji”
(HR. Ahmad)
Sebagai contoh
sikap amanah adalah sikap
kelompok organisasi yang menjalankan perintah, tidak berusaha
melalaikan perintah dari pembina organisasi dan
menjaga hubungan koordinasi
yang baik antara
pembina dan kelompok organisasi.
3.
Saling tolong-menolong
Dalam
organisasi, pembagian tugas merupakan suatu unsur signifikan untuk mencapai
tujuan dalam organisasi. Oleh karena itu sikap saling-tolong menolong merupakan
sikap yang wajib dilakukan dalam organisasi. Allah Swt. berfirman:
“Dan
tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya”. (QS.
al-Ma`idah [5]: 2)
Satu
hal yang perlu digaris bawahi dalam sikap tolong-menolong adalah
kesesuaian dengan pembagian tugas yang
diberikan. Apabila tugas individu belum terselesaikan, tidak sepatutnya untuk mencampuradukkan tugas
individu dengan tugas lainnya. Misalnya
dalam pembuatan acara sekolah terdapat divisi dekorasi. Divisi dekorasi
tidak patut untuk mencampuri tugas
divisi lainnya sebelum divisinya terselesaikan. Divisi dekorasi hanya dapat memberikan masukan ketika rapat
dilakukan atau sekedar mengingatkan divisi
humas ketika ada ketidaksesuaian antara pelaksanaan di lapangan dengan
putusan rapat yang telah disepakati.
Apabila divisi dekorasi mencampuradukkan
tugasnya, maka proses dan hasil terhadap jalannya acara tidak akan
maksimal.
4.
Berkomunikasi dengan
baik
Untuk
menjalankan organisasi yang baik, hubungan antar individu dan kelompok
dalam organisasi pun juga harus baik.
Hubungan baik dapat ditumbuhkan dan dijaga dengan komunikasi yang baik.
Dalam Islam,
ada lima prinsip
dalam berkomunikasi yaitu
1) Menggunakan kata-kata yang
mulia dan penuh
penghormatan terhadap sesama
atau diam jika tidak
mampu (Qaulan Karīman), 2)
Perkataan dikakukan dengan
lemah lembut meskipun dengan
lawan atau rival
(Qaulan Layyinan), 3)
Isi perkataan berupa sesuatu yang
benar dan jujur
(Qaulan Sadīdan), 4) Pantas
diucapkan sesuai dengan situasi
dan kondisi (Qaulan Balīghan), 5)
Perkataan yang keluar
mudah dimengerti oleh pendengar (Qaulan Ma’rūfan/Masyuran).
BAB III
KESIMPULAN
Etika dalam organisasi adalah sikap dan perilaku yang
menunjukkan kesediaan seseorang secara sadar untuk mentaati ketentuan dan norma
yang berlaku dalam suatu organisasi. Hal itu terwujud dalam bentuk bagaimana
seseorang melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku,
menjaga informasi perusahaan dengan baik, membangun etos kerja sehingga dapat
meningkatkan kinerja perusahaan, bersikap hormat, jujur dan tanggung jawab. Etika
– etika dalam berorganisasi diantaranya adalah memiliki niat
dan tujuan yang mulia, amanah, saling tolong-menolong, danberkomunikasi dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://handokolipoeto4.wixsite.com/sukasuka/single-post/2017/05/30/arti-dan-pentingnya-etika-dalam-organisasi
https://ppsdm.bnn.go.id/etika-organisasi/
https://modulmakalah.blogspot.com/2016/01/pengertian-dan-contoh-etika-dalam.html
https://hot.liputan6.com/read/4621531/pengertian-organisasi-menurut-para-ahli-beserta-jenis-dan-tujuannya
No comments:
Post a Comment