DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian HIV/AIDS
B. Bahaya HIV/AIDS
C. Penularan HIV/AIDS
D. Cara Mencegah Penularan HIV/AIDS
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Virus adalah organisme yang kecil, bahkan lebih kecil dari pada bakteri yang bisa menyebabkan TBC atau kolera. Virus tersebut begitu umum sehingga manusia dapat terserang olehnya berulang kali sepanjang hidupnya. Virus dapat menyebabkan masuk angin, demikian juga polio, campak, gondok, dan flu. Virus-virus ini dapat tersebarkan oleh batuk, bersin/ sentuhan.
HIV ( Human Immunodeficiency Virus) meskipun juga termasuk salah satu virus. HIV tidak dapat menyebar dengan cara yang sama seperti virus-virus pada umumnya. HIV hanya dapat disebarkan oleh hubungan seks, darah, jarum kotor, dan alat-alat lain, serta dari seorang ibu kepada anaknya yang belum lahir atau ibu yang menyusui bayinya.
HIV
berbeda karena belum ada vaksin untuknya. Tetapi dengan mengubah perilaku dapat
juga menghentikan penyebaran penyakit ini. Misalnya, mencuci tangan setelah
dari kamar mandi akan merendahkan peluang penyebaran penyakit kepada orang
lain.
Ada dua jenis virus pelemah system kekebalan manusia, yaitu HIV-1 dan HIV-2.
HIV-1 ditemukan di semua belahan dunia, sedangkan HIV-2 ditemukan paling banyak
di Afrika Barat. Karena penyebaran kedua virus ini dapat dicegah dengan cara
yang sama. Oleh karena itu, dalam makalah ini, penyusun akan membahas HIV-1 dan
HIV-2 secara bersama-sama sebagai HIV saja.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah HIV/ AIDS itu?
2. Bagaimanakah HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh?
3. Bagaimana HIV dapat ditularkan?
4. Bagaimana melindungi diri dari penularan AIDS?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian HIV/ AIDS
2. Menjelaskan bahwa virus HIV bisa menimbulkan kerusakan pada system kekebalan manusia
3. Menjelaskan cara penularan HIV
4. Menjelaskan upaya-upaya melindungi diri dari infeksi HIV dan penyakit AIDS
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian HIV/ AIDS
AIDS merupakan penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. HIV merupakan virus yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubuh (sistem imun), sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit menjadi berkurang. Seseorang yang positif mengidap HIV, belum tentu mengidap AIDS. Banyak kasus di mana seseorang positif mengidap HIV, tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama. Namun, HIV yang ada pada tubuh seseorang akan terus merusak sistem imun. Akibatnya, virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penurunan kekebalan tubuh, sehingga tubuh rentan terhadap penyakit lain yang mematikan. AIDS disebabkan oleh Virus (Jasad Sub Renik) yang disebut dengan HIV. sedangkan HIV (Human Immunodeficiency Virus) itu sendiri adalah Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang menyebabkan timbulnya AIDS.
Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap- tahap infeksi HIV yang paling lanjut. Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat pengobatan, akan menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun. AIDS diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai berikut:
- Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS.
- Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tidak sembuh- sembuh)
- Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-paru), atau
- Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis pada saluran tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru dan Sarkoma Kaposi). Penyakit HIV digunakan sebagai indikator AIDS.
B. Bahaya HIV/AIDS
Sasaran penyerangan HIV adalah Sistem Kekebalan Tubuh, terutama adalah sel-sel Limfosit T4. Selama terinfeksi, limfosit menjadi wahana pengembangbiakan virus. Bila sel-sel Limfosit T4 -nya mati, virus akan dengan bebas menyerang sel-sel Limfosit T4 lainnya yang masih sehat. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun.
Akhirnya sistem kekebalan tak mampu melindungi tubuh, sehingga kuman penyakit infeksi lain (kadang disebut Infeksi Oportunistik / Infeksi Mumpung) akan masuk dan menyerang tubuh orang tersebut. Bahkan kuman-kuman lain yang jinak tiba-tiba menjadi ganas. Kumannya bisa Virus lain, Bakteri, Mikroba, Jamur, maupun Mikroorganisme patogen lainnya. Penderita bisa meninggal karena TBC, Diare, Kanker kulit, Infeksi Jamur, dll.
Bila seseorang telah seropositif terhadap HIV, maka dalam tubuhnya telah mengandung HIV. Dalam jumlah besar HIV terdapat dalam darah, cairan vagina, air mani serta produk darah lainnya. Apabila sedikit darah atau cairan tubuh lain dari pengidap HIV berpindah secara langsung ke tubuh orang lain yang sehat, maka ada kemungkinan orang lain tersebut tertular AIDS. Cara penularan yang paling umum ialah: senggama, transfusi darah, jarum suntik dan kehamilan. Penularan lewat produk darah lain, seperti ludah, kotoran, keringat, dll. secara teoritis mungkin bisa terjadi, namun resikonya sangat kecil.
C. Penularan HIV
Bila seseorang telah seropositif terhadap HIV, maka dalam tubuhnya telah mengandung HIV. Dalam jumlah besar HIV terdapat dalam darah, cairan vagina, air mani serta produk darah lainnya. Apabila sedikit darah atau cairan tubuh lain dari pengidap HIV berpindah secara langsung ke tubuh orang lain yang sehat, maka ada kemungkinan orang lain tersebut tertular AIDS. Cara penularan yang paling umum ialah: senggama, transfusi darah, jarum suntik dan kehamilan. Penularan lewat produk darah lain, seperti ludah, kotoran, keringat, dll. secara teoritis mungkin bisa terjadi, namun resikonya sangat kecil.
1. Penularan lewat senggama :
Pemindahan yang paling umum dan paling sering terjadi ialah melalui senggama, dimana HIV dipindahkan melalui cairan sperma atau cairan vagina. Adanya luka pada pihak penerima akan memperbesar kemungkinan penularan. Itulah sebabnya pelaku senggama yang tidak wajar (lewat dubur terutama), yang cenderung lebih mudah menimbulkan luka, memiliki kemungkinan lebih besar untuk tertular HIV.
2. Penularan lewat transfusi darah :
Jika darah yang ditranfusikan telah terinfeksi oleh HIV , maka virus HIV akan ditularkan kepada orang yang menerima darah, sehingga orang itupun akan terinfeksi virus HIV. Risiko penularan melalui transfusi darah ini hampir 100 %.
3. Penularan lewat jarum suntik :
Model penularan lain secara teoritis dapat terjadi antara lain melalui :
1) Penggunaan akupunktur (tusuk jarum), tatoo, tindikan.
2) Penggunaan alat suntik atau injeksi yang tidak steril, sering dipakai oleh para pengguna narkoba suntikan, juga suntikan oleh petugas kesehatan liar.
4. Penularan lewat kehamilan :
Jika
ibu hamil yang dalam tubuhnya terinfeksi HIV , maka HIV dapat menular ke janin
yang dikandungnya melalui darah dengan melewati plasenta. Risiko penularan Ibu
hamil ke janin yang dikandungnya berkisar 20% – 40%. Risiko ini mungkin lebih
besar kalau ibu telah menderita kesakitan AIDS (full blown).
HIV tidak akan menular melalui bersalaman, berpelukan, berciuman, batuk,
bersin, memakai peralatan rumah tangga seperti alat makan, telepon, kamar
mandi, kamar tidur, gigtan nyamuk, bekerja, bersekolah, berkendaraan bersama,
dan memakai fasilitas umum misalnya kolam renang, toilet umum, sauna.
HIV tidak dapat menular melalui udara. Virus ini juga cepat mati jika berada di luar tubuh. Virus ini dapat dibunuh jika cairan tubuh yang mengandungnya dibersihkan dengan cairan pemutih (bleach) seperti Bayclin atau Chlorox, atau dengan sabun dan air. HIV tidak dapat diserap oleh kulit yang tidak luka.
D. Cara Mencegah Penularan HIV/AIDS
Menurut H. JH. Wartono, Abu Chanif, dkk, (1999. 12) cara mencegah penularan HIV/AIDS adalah :
1. Hindarkan hubungan seksual di luar nikah.
Usahakan hannya hubungan seks dengan satu orang pasangan seks, tidak hubungan seks dengan orang lain.
2. Ibu penyidap HIV, hendaknya jangan hamil, karena akan memindahkan HIV kepada janinnya.
3. Kelompok berperilaku resiko tinggi dianjurkan tidak menjadi donor darah.
4. Penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya harus dijamin sterilitasnya.
5. Orang yang sudah HIV (+) dan masih berhubungan seksual aktif gunakan kondom secara benar.
6. Hindarka hubungan seksual bila sedang mengalami luka pada kelamin atau mulut dan hindarkan pula penggunaan alat-alat tertentu saat hubungan seksual yang memungkinkan timbulnya luka.
7. Jangan menggunakan pisau cukur, gunting kuku, atau sikat gigi milik orang lain karena alat-alat tersebut mungkin mengandung butir-butir darah penyidat HIV.
8. Tingkatkan keimana dan ketaqwaan kepada tuhan Yang Maha Esa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian AIDS adalah suatu penyakit infeksi yang diderita seseorang, yang bermula dari tertularnya orang itu oleh satu jenis virus, termasuk jenis retrovirus, yang diberi nama HIV(humam immunnodeficiency virus).
AIDS bisa ditularkan melaui hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan, melalui luka yang dicemari darah pengidap HIV, transfusi darah, jarum suntik, dan penularan oleh ibu yang menyidap HIV kejanin yang dikandungnya.
Adapun cara mencegah penularan penyakit AIDS salah satunya adalah hindarkan hubungan seksual di luar nikah, Ibu penyidap HIV, hendaknya jangan hamil, karena akan memindahkan HIV kepada janinnya, Penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya harus dijamin sterilitasnya, Jangan menggunakan pisau cukur, gunting kuku, atau sikat gigi milik orang lain, dan Tingkatkan keimana dan ketaqwaan kepada tuhan Yang Maha Esa
B. Saran
1. Bagi yang belum terinfeksi virus HIV/AIDS sebaiknya :
a. Belajar agar dapat mengendalikan diri;
b. Memiliki prinsip hidup yang kuat untuk berkata “TIDAK” terhadap segala jenis yang mengarah kepada narkoba dan psikotropika lainnya;
c. Membentengi diri dengan agama;
d. Menjaga keharmonisan keluarga karena pergaulan bebas sering kali menjadi pelarian bagi anak – anak yang depresi.
2. Bagi penderita HIV/AIDS sebaiknya :
a. Memberdayakan diri terhadap HIV/AIDS;
b. Mencoba untuk hidup lebih lama;
c. Mau berbaur dengan orang disekitarnya/lingkungan;
d. Tabah dan terus berdoa untuk memohon kesembuhan.
3. Bagi keluarga penderita HIV/AIDS sebaiknya :
a. Memotivasi penderita untuk terbiasa hidup dengan HIV/AIDS sehingga bisa melakukan pola hidup sehat;
b.
Memotivasi penderita HIV/AIDS untuk mau beraktivitas dalam meneruskan
hidup yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Menurut H. JH. Wartono, Abu Chanif, Dra. Siti maryanti, Yon subardiyo Bsc. 1999. AIDS/HIV. LEPIN: Jakarta
http://aguswahyupriutomo.blogspot.com/2015/07/contoh-makalah-tentang-hiv-aids.html
http://husnhy.blogspot.com/2014/01/makalah-tentang-hivaids.html
http://khoirulanisastikes.blogspot.com/2013/01/makalah-hiv-dan-aids.html
http://acnk3y.blogspot.com/2008/03/kata-pengantar-generasi-muda-saat-ini.html
http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS
http://bryanfrandika.com/cara-pencegahan-hiv-aids.html
http://www.certi.org/cma/training/module1-5-indonesian/_Pencegahan_HIV.htm